9. KEGILAAN

Kegilaan

(Mohon maaf pada bab ini akan ada beberapa tindak kekerasan. Bagi para pembaca yang kurang nyaman dapat di lewatkan pada bagian ini.)

Satu bulan berlalu dengan cepat. Kini Aisha perlahan membuka hatinya untuk Zayyan. Mereka sudah akrab satu sama lain nya. Berbicara layaknya teman, bercanda layaknya sahabat, berbagi keluh kesah satu sama lain. Walaupun belum sepenuhnya Aisha mencintai Zayyan tapi, ia sadar harus terus berusaha.

"Mbak, berangkat sekolah mau saya antar?" Tawar Zayyan.

"Idih tumben-tumbennan mas mau nganterin" goda Aisha.

"Ya, kalau mbak minta mah saya siap-siap aja." Ucap Zayyan.

"Tapi, nanti mas telat gak ke kantor nya?" Tanya Aisha.

"Saya hari ini libur ngantor mbak. Kemarin papa ngajak ke kantor papa yasudah saya ikut." Ucap Zayyan.

Namun, tak digubris oleh Aisha yang saat itu sedang bersiap-siap.

"Wangi banget mbak" goda Zayyan yang masih memperhatikan Aisha.

"Ya, harus dong. Masa iya mau belajar bau kecut" ucap Aisha.

"Mbak, sudah jam enam loh. Mau berangkat jam berapa?. Mbak juga belum sarapan loh" ucap Zayyan.

"Iya iya ini udah selesai. Ayo sarapan" ajak Aisha.

Lalu, setelah mereka selesai makan pagi Zayyan pun mengantarkan Aisha pergi sekolah. Setelah berpamitan Aisha pun menuju ke kelas nya.

"Woi! Sini!" Panggil Desi.

"Ntar ah aku mau naroh tas dulu di kelas." Ucap Aisha.

"Ntar aja loh. Ada yang nungguin kamu" ucap Desi.

Aisa pun lantas menghampiri Desi yang tengah duduk santai di kantin. Dan sosok yang sedang menunggu Aisha itu tidak lain adalah Arfan. Aisha yang melihat sosok Arfan itu dengan cepat hendak meninggalkan kantin. Tapi, apalah daya ia di tahan oleh Desi.

"Aisha, kenapa kamu menjauh dari aku." Tanya Arfan.

"Itu gak ada urusannya sama Lo! Gw udah pernah bilang kita gak bisa lanjutin hubungan kita!" Ucap Aisha.

"Aisha, setidaknya Lo jelasin ke Arfan alasan Lo mengakhiri hubungan kalian." Ucap Desi.

"Ataukah karena kamu sudah bertunangan dengan orang lain?" Tanya Arfan. Seketika Aisha terkejut karena apa yang diucapkan Arfan. Aisha memang tidak mengatakan apapun secara detail saat dia mengakhiri hubungan nya dengan Arfan. "Bagaimana dia bisa tau?" Gumam Aisha.

"Kalau iya kenapa?!" Tanya Aisha.

"Lo udah tau jawaban nya dan gw mau balik ke kelas." Ucap Aisha yang langsung pergi meninggalkan Arfan dan Desi sendirian.

"Ini gak mungkin kan Des?!" Tanya Arfan yang mencoba meyakinkan dirinya kalau ini semua tidak benar.

"Ya mungkin Aisha menggunakan alasan itu agar dia bisa lepas dari Lo. Tapi, gw juga gak tau pastinya seperti apa." Ucap Desi.

***

Sepulang sekolah

"Mas, mau jemput atau aku harus naik gojek?" Tanya Aisha dalam sebuah pesan.

"Maaf mbak, saya masih di kantor papa. Kalau mbak tidak keberatan tolong naik gocar saja. Gopay mbak sudah saya top up kemarin" balas Zayyan.

"Lah, kapan nih orang nge top up NjIr?! Dana, Gopay, Spay, Qiris, bisa-bisa nya full saldo semua. Wah rezeki" gumam Aisha sembari tersenyum senyum sendiri.

"Aisha kamu mau pulang?" Tanya Arfan yang sedang melintas di depan gerbang.

"Iya, ini lagi nunggu ojek" ucap Aisha ketus.

"Ayo aku anterin. Lagipula ini jam nya anak sekolah sama orang kerja pulang. Kamu bakal kesulitan dapet ojek online." Ucap Arfan. Aisha berfikir ada benarnya juga. Lalu, Aisha pun mengiyakan ajakan Arfan untuk di antarkan pulang.

"Tapi, temenin aku ke Tamboja dulu ya. Aku di suruh ngambil titipan disana" ucap Arfan.

Tanpa merasa ragu Aisha pun mengiyakan ucapan Arfan.

Tapi, entah kenapa perasaan Aisha seperti gelisah. Akhirnya Aisha memutuskan untuk mengirim pesan kepada Zayyan.

"Mas, aku mau di anter Arfan pulang. Tapi, ini Arfan ngajak ke Tamboja dulu. Mas nanti aku share Lok tolong jemput aku di sana ya" isi pesan Aisha.

Sesampainya di Tamboja, Aisha langsung di ajak masuk kedalam kawasan kos-kos an yang tidak jauh dari salah satu universitas lokal. Sebenarnya ini bukan kali pertama nya Aisha di ajak ke Tamboja. Hanya saja yang membuat Aisha heran adalah keadaan kos-kosan pada waktu itu sangat sepi dan tidak ada yang menjaga. Perasaan Aisha makin tidak karuan. Aisha beberapa kali mencuri kesempatan untuk terus mengirimkan pesan dan mencoba mencari titik lokasi yang harus ia kirim kan kepada Zayyan.

"Mas tolong cepet ke sini aku takut" isi pesan Aisha.

"Habis ini kita mau kemana lagi pa?" Tanya Zayyan.

"Kayaknya makan soto enak nih Yan." Ucap papa.

Zayyan pun saat itu baru sempat membuka handphone nya. Dan alangkah terkejutnya saat ia melihat pesan Aisha yang dikirimkan hampir lebih dari 15 pesan.

"Astaghfirullahadzim" ucap Zayyan terkejut.

"Ada apa Yan?." Tanya papa.

"Ini pa" ucap Zayyan memperlihatkan pesan yang dikirim kan Aisha.

"Wah ini gak bener!" Ucap papa.

Sedangkan disisi lain. Aisha yang awalnya hanya ingin menunggu didepan kos dipaksa Arfan untuk masuk dengan alasan tidak bisa membawa barang yang akan dibawa. Aisha pun akhirnya berniat membantu Arfan agar ia bisa segera pulang. Namun, sial nya ia terjebak dalam perangkap Arfan.

Dengan cepat Arfan menutup pintu kamar kos. Dengan tatapan tajam Arfan menatap Aisha.

"Arfan, Lo M-mau apa? Gw mau pulang!" Ucap Aisha ketakutan. Aisha yang waktu itu hendak mendekati pintu langsung di tarik oleh Arfan.

"Aku sudah pernah bilang bukan?! Aku cinta sama kamu Aisha!" Ucap Arfan dengan penuh penekanan.

"Tapi, itu semua sudah berakhir fan! Lo harus sadar gw sudah menikah!" Ucap Aisha yang pada saat itu ketakutan.

Tangan kekar Arfan mencekram kedua lengan Aisha. Dengan penuh amarah Arfan berkali-kali memukul Aisha hingga Aisha tersungkur tak berdaya. Kondisi Aisha sudah tidak dapat digambarkan lagi. Darah bercucuran dari mana-mana. Tidak perduli seberapa keras teriakan Aisha, Arfan tampak kesetanan dan menjadikan teriakan Aisha seperti nyanyian yang merdu. Lalu bagaimana dengan keadaan sekitar? Jangan di tanyakan, penghuni kos-kosan itu ternyata sedang tidak berada di kamar. Bahkan paman Arfan selaku penjaga kos-kosan itu juga sedang tidak ada. Entah bagaimana hari itu berpihak kepada Arfan.

Zayyan dan papanya beserta beberapa polisi yang sudah mereka hubungi pun mencoba melacak keberadaan Aisha. Dan tidak butuh waktu lama mereka menemukan kos-kosan yang Aisha kirimkan lewat pesan. Namun, kesulitan tidak berhenti disitu. Saat ini mereka tengah di pusingkan oleh banyaknya kamar. Keadaan yang sepi membuat para polisi harus mendobraki pintu satu per satu. Dan sampailah pada pintu ke 9, dimana Aisha berada. Mereka langsung terkejut saat melihat Aisha tengah dicekik oleh Arfan. Posisi Aisha menempel pada dinding dan dirinya terangkat dua jengkal dari tanah. Tidak diragukan karena Arfan adalah atlet karate tentu saja tenaga Aisha akan kalah telak dengan tenaga Arfan.

Zayyan yang pada saat itu berdiri di belakang polisi bergegas hendak menyelamatkan Aisha. Namun, langkah nya di tahan oleh polisi agar dia tidak gegabah. Aisha sudah nampak lemas dengan wajah dan sekujur tubuhnya sudah dipenuhi oleh darah dan luka. Siapa yang tahan apalagi Zayyan adalah suami Aisha. Tentu saja dia merasa geram akan hal tersebut.

"Dengar! Tolong lepaskan Aisha! Atau kami akan melakukan tindakan yang akan melukai dirimu!" Ucap salah satu polisi. Namun, tak digubris oleh Arfan. Pada saat itu Aisha sudah sangat pasrah dengan keadaan nya. Tangan nya yang masih setia meremat tangan Arfan agar melepaskan cekikan nya kini perlahan melemah. Saat kesadaran Aisha hampir hilang polisi akhirnya melumpuhkan Arfan dengan tembakan yang disasarkan pada paha Arfan. Seketika itu pula Arfan melepaskan cekikan nya karena kesakitan. Zayyan dan pak Jaya langsung menghampiri Aisha yang tergeletak di lantai. Zayyan langsung merengkuh Aisha begitu melihat kondisi Aisha. Namun, Aisha sudah tidak sadarkan diri.

"Zayyan, cepat bawa Aisha ke mobil" ucap papanya.

"Biarkan Arfan di urus oleh polisi" sambung papanya.

Mereka pun akhirnya membawa Aisha ke rumah akit terdekat agar Aisha segera mendapatkan penanganan.

Sesampainya mereka di rumah sakit. Aisha segera di larikan ke UGD. Zayyan dan pak Jaya hanya bisa pasrah dan berdoa mengharap keselamatan Aisha.

"Zayyan, lebih baik kamu ganti baju dulu. Baju mu kotor karena darah Aisha. Setelah selesai ganti baju segera sholat nanti kita gantian sholat nya. Papa tunggu disini" ucap papa.

Zayyan pun menurut rintihan tangis Zayyan memanjatkan doa agar Aisha baik-baik saja. Setelahnya ia berganti agar papa juga bisa sholat.

Tidak lama kemudian.

"Keluarga pasien?" Tanya sang dokter kepada Zayyan.

"Iya dok"

"Pasien sudah baik-baik saja. Berdoa lah agar pasien bisa segera siuman. Namun, kami juga perlu dukungan keluarga agar pasien tidak mengalami trauma berat. Sebisa mungkin setelah pasien siuman dapat dialihkan topik kejadian perkara." Ucap sang dokter.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!