Pergi part 2
Sesampainya mereka di rumah sakit. Aisha sudah mengerang kesakitan karena perut nya terasa sangat nyeri. Di tambah pelayanan di rumah sakit itu sangatlah lamban. Hal itu membuat Zayyan sangat marah. Zayyan langsung menghampiri salah satu dokter yang tengah duduk santai dan berbicara dengan beberapa perawat ia langsung menarik kerah dokter itu tanpa berfikir jernih.
"Bagaimana bisa anda diam duduk dan tertawa sedangkan istriku membutuhkan penangan dadi kalian ha?!" Ucap Zayyan dengan penuh amarah. Lendra langsung menarik Zayyan dan memohon maaf kepada dokter itu. Lendra langsung menampar Zayyan begitu saja agar Zayyan bisa segera sadar.
"Zayyan! Istighfar! Gak akan ada guna nya kamu marah-marah sama dokter itu! Daripada kamu menghabiskan waktu dengan berdebat lebih baik kamu berdoa dan tenangkan istrimu. Untuk saat ini istrimu lebih membutuhkan mu" ucap Lendra.
Zayyan pun langsung menghampiri Aisha kembali. Ia menggenggam tangan Aisha, sesekali ia mencium Aisha. Zayyan juga terus berdoa berharap keselamatan Aisha dan juga bayi nya.
Setelah setengah jam menunggu akhirnya Aisha dibawa kedalam ruangan untuk mendapatkan penangan.
Tidak lama kemudian papa, ayah, mama, Lina, datang ke rumah sakit yang sudah Zayyan kirim kan alamat nya. Dengan perasaan khawatir mereka terus berharap keselamatan Aisha dan bayinya.
"Zayyan dimana Aisha?" Tanya mama Aisha.
"Sedang di tangani dokter ma" ucap Zayyan lemas.
"Kenapa yan?" Tanya ayah.
"Tadi, Zayyan marah dan hampir mukul dokter om" ucap Lendra.
"Lah kok bisa? Kenapa?" Tanya papa.
"Mereka tidak segera menangani Aisha om. Setelah setengah jam kami menunggu Aisha baru mendapatkan penanganan?" Ucap Lendra menjelaskan keadaan.
"Astaghfirullahadzim ya Allah" ucap papa.
"Kenapa gak langsung kamu bawa ke rumah sakit lain sih yan?!" Sambung papa nya.
"Gak bisa pa, Aisha sudah kesakitan. Jarak rumah sakit paling dekat dari tempat Aisha hanyalah rumah sakit ini. Jika Zayyan bawa Aisha ke rumah sakit yang dekat rumah butuh waktu satu jam. Belum lagi kemacetan di jalan. Zayyan gak bisa lihat Aisha kesakitan pa" ucap Zayyan. Tanpa sadar air matanya lolos begitu saja. Sebenarnya Zayyan pun merasa lelah karena mencari keberadaan Aisha. Di tambah hal yang tiba-tiba terjadi tanpa dia inginkan.
Setelah dua jam menunggu. Dokter pun keluar dari ruangan.
"Dokter bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Zayyan dengan cepat.
"Istri anda sudah baik-baik saja. Tapi, maaf"
"Kenapa dokter?!! Jawab!!!" Ucap Zayyan.
"Kami tidak bisa menyelamatkan bayi yang sedang di kandung pasien" ucap sang dokter. Seketika Zayyan merasa lemas. Kaki nya tak mampu menopang tubuh nya. Zayyan langsung tertunduk saat mendengar bayi yang sudah ia damba kini sudah pergi.
"Kondisi bayi nya sangat lemah. Bahkan berat badan bayi nya tidak sesuai dengan rata-rata yang ada. Ada kemungkinan sang ibu kekurangan nutrisi selama hamil" ucap sang dokter.
Ayah Aisha yang paham dengan perasaan Zayyan, ia langsung membantu Zayyan bangun. Namun, tatapan Zayyan masih kosong dan air matanya terus mengalir.
"Zayyan, kamu harus kuat" ucap ayah.
"Zayyan akan jadi ayah pa. Hahah Zayyan jadi ayah" ucap Zayyan. Air mata nya benar-benar membasahi pipinya. Hal itu benar-benar membuat Zayyan terluka. Tapi, keluarga nya berusaha menenangkan Zayyan agar Zayyan dapat menerima keadaan.
"Dokter kami sudah bisa menemui pasien?" Tanya Lina.
"Kami akan memindahkan pasien terlebih dahulu ke ruang inap. Setelahnya kalian bisa menemui pasien" ucap dokter.
"Yan, kamu harus kuat. Aisha butuh kamu yan" ucap papa nya.
"Pa, anak Zayyan pa. Hiks, empat tahun Zayyan menunggu nya t-tapi hiks hiks" ucap Zayyan yang masih menangis tersedu-sedu.
Setengah jam kemudian. Aisha sudah di pindahkan ke ruang inap. Mereka pun tidak tanggung-tanggung, Aisha langsung di tempatkan di ruangan VIP agar pelayanan nya tidak seperti pasien reguler. Ya itulah sisi gelap nya.
Zayyan masih menangis sembari memegangi tangan Aisha. Mata nya tertuju pada wajah Aisha ia masih mengingat masa dimana Aisha tertawa, manja, dan marah karena mengidam.
Flashback
"Mas, ish Aisha mau di peluk" ucap Aisha. Zayyan pun menghampiri Aisha dan memeluk Aisha namun, Aisha langsung menghindari Zayyan.
"Loh, katanya mau minta peluk" ucap Zayyan.
"Mas gak mandi ya?" Tanya Aisha sembari menutup hidung nya.
"Hah? Mas mandi kok" ucap Zayyan.
"Hiii, Aisha ga suka parfum mas" ucap Aisha kesal.
"Parfum? Mas gak pakai parfum apa-apa" ucap Zayyan menciumi baju nya.
"Gak mau tau, sana ganti baju" ucap Aisha. Zayyan pun hanya menuruti permintaan Aisha agar Aisha tidak marah.
Namun, tetap saja Aisha merasa bau badan Zayyan tidak seperti biasanya.
"Sayang, mas sudah ganti baju tujuh kali loh ya masih bau juga?" Tanya Zayyan.
"Aisha punya ide" ucap Aisha. Aisha langsung membuang baju Zayyan ke bak pakaian kotor.
"Nah, begini saja" ucap Aisha. Aisha mengendus endus bau Zayyan. Dan ternyata itu berhasil.
"Ya, tapi gak begini juga sayang" ucap Zayyan yang pasrah. Aisha tak membiarkan Zayyan memakai baju karena ia mencium bau aneh di baju Zayyan.
"Dek, ntar kalau mas masuk angin bagaimana?" Tanya Zayyan.
"Ya ntar Aisha kerokin" ucap Aisha dengan enteng"
"Ya Allah berikanlah hamba kesabaran mengahadapi istri hamba" gumam Zayyan.
"Dek, sayang bangun ya" ucap Zayyan pelan. Ia terus berdoa sembari bersholawat di samping Aisha.
Tiga jam berlalu dengan cepat. Zayyan masih setia memegangi tangan Aisha sembari berdoa agar Aisha segera siuman.
"Zayyan, lebih baik kamu pulang dulu bersihkan diri dan urus administrasi Aisha" ucap papa.
"Tapi, Aisha bagaimana pa?" Tanya Zayyan.
"Papa sudah minta suster menjaga Aisha. Kamu tidak usah khawatir. Kita pulang dulu sebentar sekalian ambil beberapa baju untuk Aisha" ucap papa.
Mereka berdua pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments