Bimbang
Keesokan harinya Aisha berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Ia datang ke sekolah dengan keadaan kesal. Padahal, cuaca saat itu sangat cerah. Sesampainya di kelas Aisha langsung meletakkan tasnya dimeja dan ia pun mulai mendengarkan musik dengan Earphone. Ia memejamkan matanya sembari meresapi musik yang ia putar hingga tak terasa air matanya lolos begitu saja. Hingga tanpa sadar ada seseorang yang mengusap pipi Aisha. Aisha yang terkejut lantas membuka mata dan melihat sosok tersebut ya, itu adalah Arfan. "Kenapa? Kok nangis?" Tanya Arfan.
Aisha hanya menggelengkan kepalanya. Aisha melepaskan earphone nya lalu memegang tangan Arfan. "Fan, kalau aku ninggalin kamu gimana?" Tanya Aisha.
"Maksud kamu? Kamu mau pergi jalan-jalan?" Tanya Arfan yang masih bingung.
"Nggak, apa kamu bisa menemukan pengganti ku?" Tanya Aisha.
"Kenapa ngomong gitu?" Tanya Arfan yang semakin bingung.
"Tinggal jawab apa susah nya sih fan!!" Bentak Aisha.
"Yang jelas, mencari pengganti mu pasti aku bisa tapi, untuk menemukan seseorang yang sama seperti mu itu tidak akan mungkin. Karena kamu hanya satu didunia ini". Ucap Arfan yang tak kuasa menatap mata Aisha.
"Arfan, maaf ya selama ini aku belum bisa menjadi sosok wanita yang baik untuk kamu" ucap Aisha.
"Kamu gak boleh ngomong gitu! Kamu adalah yang terbaik! Aku kan sudah berjanji setelah lulus aku bakal lamar kamu" ucap Arfan.
Aisha tampak menggelangkan kepala nya sembari meneteskan air matanya lagi. "Kita urungkan dulu niat itu. Sementara waktu kita fokus karir kita masing-masing dulu oke" ucap Aisha berbohong.
Hati kecil Aisha ingin sekali mengatakan yang sebenarnya tapi, mulutnya tak bisa mengucapkan nya. Air mata mereka berdua tak bisa terbendung karena perjalanan cinta yang mereka tempuh bukanlah waktu yang sebentar. 2 tahun sejak mereka masuk SMA hingga kelas 12 bukan lah waktu yang sebentar. Aisha masih memilih untuk bungkam soal perjodohan nya dengan lelaki yang belum dia kenal sama sekali.
***Satu Minggu kemudian***
Aisha sedang mengendarai motor nya ia hendak menuju ke tempat bimbelnya tapi, tiba-tiba motor nya mogok. Ia langsung menepi kan motor nya ke tepi jalan agar tidak menghalangi pengguna jalan lain nya. Aisha mencoba mengecek motornya dari ban, rantai, bensin hingga busi tapi, tak ada yang rusak. Aisha pun memutuskan untuk mendorong motornya ketukang bengkel terdekat. Saat ia tengah mendorong motor nya tiba-tiba ada dua orang laki-laki yang tengah berboncengan turun untuk menghampiri Aisha. "Mba, motor nya kenapa?" Tanya laki-laki itu.
"Ah, ini mas motor saya tiba-tiba mogok saya tidak tau kenapa" ucap Aisha yang masih ngos-ngosan karena lelah.
"Saya bantu cek boleh?" Tawar laki-laki itu.
"Terimakasih banyak mas, silahkan" ucap Aisha.
"Dek, di samping tas kakak ada air mineral berikan mbak nya pasti dia capek" ucap laki-laki itu meminta seseorang yang ia bonceng yang ternyata adalah adiknya.
"Ah tidak perlu repot-repot mas" ucap Aisha.
"Mbak sepertinya mesin motor mbak ada yang rusak saya bantu bawa ke bengkel bagaimana?" Tawar laki-laki itu.
"T-tidak perlu mas, saya bisa sendiri mas sudah bantuin saya cek motor saya sudah berterimakasih banyak." Ucap Aisha.
"Kalau tidak begini saja mba, saya ada temen montir saya telfon kan saja bagaimana? Saya lihat mbak juga buru-buru." Ucap lelaki itu.
"Boleh deh mas, saya sudah telat 15 menit untuk bimbel" ucap Aisha.
Laki-laki itu pun menelfon seseorang untuk mengecek motor Aisha. Sebenarnya laki-laki itu meminta Aisha meninggalkan motornya dan Aisha pergi ketempat bimbel. Namun, Aisha tidak bisa percaya begitu saja. Ia lebih memilih kehilangan dua jam bimbel nya daripada kehilangan motor yang harganya tidak murah.
Satu jam kemudian
"Nah, sudah beres" ucap montir yang baru saja selesai membenarkan motor Aisha.
"Apa yang salah mas?" Tanya Aisha.
"Oh itu mba, ada kabel yang rusak saya sarankan besok segera di bawa ketempat servis agar lebih detil lagi pemeriksaan nya" ucap tukang montir.
"Jadi, berapa mas biaya nya?" Tanya Aisha.
"Tidak usah, mbak kan teman dari teman saya" ucap nya.
"Kalau gitu gw cabut duluan ya Zay" sambung nya.
Tukang montir itupun langsung pergi setelah berpamitan.
"Terimakasih banyak ya mas atas bantuan nya maaf saya sudah merepotkan." Ucap Aisha.
"Tidak apa-apa mbak kebetulan rumah saya juga dekat" ucap laki-laki itu.
"Kalau begitu saya permisi dulu mbak." Ucapnya berpamitan.
Aisha pun lantas kembali pulang karena sudah tidak mungkin ia berangkat ketempat bimbel dikarenakan ya, waktunya sudah habis. Jika dipaksa pun ia tak akan mendapatkan apa-apa.
Sesampainya dirumah ia langsung membersihkan dirinya.
Setelah Maghrib ia berniat untuk menyiapkan makan malam berhubung orang tuanya sudah pulang.
Tak lama seseorang pun mengetuk pintu rumah. Karena Aisha berada di dapur akhirnya sang kakak lah yang membuka kan pintu.
"Waalikumsalam."
Aisha pun berniat untuk menemui orang tua nya yang baru saja pulang. Alangkah terkejutnya dia saat melihat tak hanya orang tua nya. Namun, ada beberapa orang lainnya.
"Loh mas?" Ucap Aisha terkejut melihat sosok laki-laki yang ia lihat.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Bu Dharma.
"Nggak ma, kita baru ketemu tadi. Yang Zayyan cerita kan tadi." Ucap laki-laki itu yang bernama Zayyan.
"Owalah ya Allah syukur deh kalau kalian sudah saling mengenal." Ucap Bu Dharma.
"Nggak Bu, saya belum sempat berkenalan kok." Ucap Aisha.
"Hahahaha begitu? Yasudah Aisha, ini Zayyan putra tertua ibu dan Zayyan, ini Aisha wanita yang mama bilang waktu itu." Ucap Bu Dharma.
"Hah? Putra tertua? Jangan-jangan dia yang mau dijodohkan sama aku?" Gumam Aisha.
"Aisha?!" Panggil mama nya membuyarkan lamunan Aisha.
"Ah iya ma?" Jawab Aisha.
"Kamu kenapa?" Tanya mama nya.
"Tidak apa-apa Aisha hanya kelelahan" ucap Aisha.
Aisha nampak sangat terkejut dengan pertemuan yang sama sekali tak ia duga. Lamunan nya sangat kacau untuk saat ini. Matanya benar-benar tak bisa berbohong atas apa yang terjadi. Beberapa kali air matanya hampir lolos namun, beruntung Aisha dapat menahan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments