Trauma mendalam
Satu Minggu genap setelah kejadian pilu yang menimpa Aisha. Setelah Aisha keluar dari rumah sakit Aisha hanya melamun tanpa arah. Tatapan nya yang kosong memberikan jawaban betapa terluka nya dia. Tak hanya itu bahkan semenjak Aisha siuman ia tak berbicara apapun kepada Zayyan ataupun orang tuanya. Terkadang Zayyan harus dipusingkan oleh Aisha saat menggigau dalam tidur nya. Oleh karena itu Zayyan memutuskan untuk merawat Aisha di rumah orang tua Aisha.
"Mbak, ayo sholat dulu habis itu makan dan minum obat" pinta Zayyan. Namun, hal tersebut tidak digubris oleh Aisha.
"Zayyan" panggil mama Aisha.
"Iya ma?" Jawab Zayyan.
"Aisha masih belum mau di ajak ngobrol?" Tanya mama.
"Belum ma, Zayyan juga bingung Aisha hanya melamun terus." Ucap Zayyan.
Mama Aisha nampak memperhatikan luka-luka Aisha sembari membelai rambut Aisha.
"Ma, sudah satu Minggu kok luka nya tidak kunjung hilang ya?" Tanya Zayyan.
"Mama juga kurang paham, nanti setelah sholat coba kamu kompres seperti saran dokter" saran sang mama.
"Tapi ma, Zayyan takut kalau Aisha tersakiti nanti bagaimana?" Ujar Zayyan.
Tiba-tiba air mata Aisha menetes begituan saja dari mata indahnya membuat Zayyan dan mama Aisha sedikit terkejut.
"Sayang kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya mama.
"Ma, atau kita bawa Aisha ke rumah sakit saja?" Ucap Zayyan yang tak tega melihat Aisha menangis.
Tangis Aisha semakin pecah. Entah apa yang membuat Aisha menangis tapi yang pasti ingatan tentang kejadian Minggu lalu tentunya masih terekam jelas dalam memorinya.
Saat mama Aisha hendak menenangkan Aisha, Aisha malah teriak ketakutan dan tak ingin disentuh.
"JANGAN SENTUH AKU! AKU MOHON LEPASKAN AKU!! ARFAN! MAAFKAN AKU! TOLONG! HIKS! TOLLONG! SIAPAPUN TOLONG! JANGAN LAKUKAN ITU!! ARFAN!!" teriak Aisha tanpa henti. Hal itu tentunya membuat hati mama dan juga suami nya sangat terluka. Zayyan langsung merengkuh Aisha sekuat tenaga untuk menangkal tepisan tangan Aisha. Sembari memeluk Aisha Zayyan berdoa dan membacakan sholawat agar Aisha bisa tenang. Tak dipungkiri Zayyan juga ikut meneteskan air matanya. Bagaimana tidak, istrinya mengalami kejadian yang benar-benar tidak mengenakkan.
"Sayang tolong tenang, aku disini, aku tak akan meninggalkan mu, aku disini, tenanglah, jangan takut, aku bersamamu" ucap Zayyan sembari menenangkan Aisha.
"Aku tak akan melukai mu, tenanglah, sayang, sayang, sayang, aku disini" ucap Zayyan kembali. Perlahan Aisha pun mulai tenang tapi, bukan tenang yang diharapkan Aisha langsung tak sadarkan diri setelah menangis histeris di pelukan Zayyan. Zayyan langsung mengangkat Aisha dari kursi roda dan membawa Aisha ke kamar untuk beristirahat.
"Zayyan bagaimana ini? Aisha semakin memburuk kondisi nya" ucap mama Aisha.
"Zayyan akan coba bawa Aisha ke dokter lagi ma. Sekarang Zayyan harus sholat dulu. Zayyan boleh titip Aisha ma?" Ucap Zayyan. Mama Aisha mengangguk dan Zayyan pun segera melaksanakan sholat.
Setelah sholat Zayyan langsung menuju ke kamar Aisha untuk melihat kondisi Aisha. Zayyan mencoba berfikir pengobatan seperti apalagi yang harus ia coba untuk kesembuhan Aisha, psikolog, dokter, bahkan orang pintar tak ada yang bisa menyembuhkan Aisha. Ia merasa sudah putus asa. Saat Zayyan merenung, pikiran nya terpecah karena ia mendengar mama mertuanya meneriaki nama nya
"ZAYYANN!!!" Panggil mama Aisha.
Zayyan pun langsung menuju ke kamar dan betapa terkejutnya ia melihat Aisha yang mencoba mencekik dirinya sendiri, wajahnya membiru karena cekikan nya cukup kuat. Dengan terpaksa Zayyan harus melepaskan cekikan Aisha dengan kasar untuk menyelamatkan Aisha. Saat tangan Aisha sudah bisa lepas seketika itu pula Aisha merengkuh Zayyan. Isak tangis yang tak terbendung membanjiri suasana kamar.
"Mas aku takut! Hiks hiks! Aku takut, a-aku a-aku ma-mati, a-aku ta-takut! Mas hiks, aku takut" ucap Aisha terbata-bata.
Hati Zayyan makin terluka saat mendengar istrinya merintih kesakitan dan ketakutan. Sekuat tenaga Zayyan menenangkan Aisha dan mencoba menegarkan dirinya sendiri. Mama Aisha yang menyaksikan hal itu hanya bisa berdoa dan menangis mengharapkan kesembuhan terhadap putrinya.
"Sayang, mas disini. Sayang tak perlu takut" ucap Zayyan.
"Aku tak pantas hidup" ucap Aisha.
"Siapa yang mengatakan nya? Sayang harus hidup." Ucap Zayyan.
"Aku ternoda, hina, aku kotor! Jangan coba menyentuh ku!! LEPASKAN AKU!!" Ucap Aisha yang berusaha melepaskan pelukan Zayyan.
"Tidak! Sayang tidak kotor! Sayang baik-baik saja! Mas menerima sayang apa adanya!" Ucap Zayyan pelan sembari mengeratkan pelukannya.
"Tolong lepaskan aku mas! Aku sudah ternoda!" Ucap Aisha diiringi isakan tangis.
"Ma, maaf Zayyan bukan bermaksud mama tidak keberatan jika meninggalkan kami berdua?" Tanya Zayyan dengan sopan. Mama Aisha mengusap air matanya dan mengangguk memberikan jawaban setuju. Mama Aisha langsung meninggalkan kamar Aisha menyisakan Aisha dan Zayyan seorang di dalam.
"Sayang, dengarkan mas. Tidak perduli apa yang Arfan lakukan padamu, sayang adalah istri mas. Apapun yang terjadi mas akan tetap berada disisi sayang. Jangan pernah berfikir sayang kotor, sayang ternoda. Tidak! Ini musibah. Astaghfirullah pelan-pelan istighfar" ucap Zayyan mencoba menenangkan Aisha.
Aisha sudah cukup tenang dengan rengkuhan Zayyan namun, masih dalam keadaan menangis terisak-isak. Zayyan mencoba memutar kembali ingatannya saat dimana ia tau keadaan Aisha waktu itu..
*Warning! Part ini mengandung beberapa unsur kekerasan! Bagi yang merasa terganggu bisa di lewatkan!*
Flashback
"Selamat siang pak, kami menemukan bukti tertinggal di tempat kejadian perkara. Kami menemukan tas dan ponsel korban. Pada saat kami cek ternyata ponsel korban dalam keadaan merekam suara. Jika pihak keluarga berkenan agar bisa ikut serta menjadi saksi atas bukti yang ada." Ucap salah satu kepala pimpinan yang datang menemui pak Jaya.
Pak jaya selaku mertua Aisha, Zayyan, dan kedua orang tua Aisha pun ikut ke kantor polisi untuk berpartisipasi dalam mencari keadilan untuk Aisha. Salah satu nya yaitu dengan mengikuti arahan dan prosedur dari pihak kepolisan.
Di tempat kejadian
Aisha mencoba membantu Arfan untuk mengangkat kardus yang hendak di bawa oleh Arfan. Namun, ia terkejut karena kardus yang ia angkat tidaklah berbobot. Arfan langsung menarik tangan Aisha dan mengunci pintu. Aisha ketakutan untuk menatap Arfan hingga ia berjalan mundur guna menghindari Arfan. "Aisha, lihat aku bawakan cincin kita akan segera menikah." Ucap Arfan memperlihatkan cincin yang ia bawa.
"Arfan, aku mohon jangan lakukan itu aku sudah punya calon suami!" Ucap Aisha. Namun, Arfan malah berubah menjadi kesal ia langsung membuang begitu saja cincin yang ia bawa. Arfan langsung menghampiri Aisha dan dengan paksa Arfan hendak mencium Aisha. Beruntung Aisha bisa membela dirinya sehingga membuat Arfan tidak bisa mencium Aisha. Mereka pun sempat beradu fisik (bergelud) karena pada dasarnya Arfan adalah seorang atlet dan Aisha hanyalah wanita biasa yang tak dibekali ilmu beladiri yang cukup matang. Hal itu tentunya membuat Arfan mendapatkan poin atas Aisha. Aisha tersungkur di kasur setelah mendapatkan sedikit tendangan kecil dari Arfan. Arfan yang masih dalam keadaan marah langsung memukul wajah Aisha berkali-kali bahkan Arfan juga menggunakan ikat pinggang nya untuk memukul Aisha. Benar-benar tidak bisa di bayangkan. "Aku tidak peduli apakah kau akan membunuhku tapi, aku tak akan bisa menikah dengan mu!" Ucap Aisha.
Hal itu membuat Arfan makin menggila. "Kalau aku tak bisa mendapatkan mu maka orang lain juga tak akan bisa mendapatkan mu!!" Pekik Arfan. Arfan lantas menarik Aisha, bahkan tanpa belas kasihan Arfan langsung mencekik Aisha dengan kuat. Aisha mencoba melepaskan cekikan Arfan namun sayangnya tenaganya tak cukup kuat.
"J-jika ak-ku haru-s mat-ii mak-ka ak-uu akan mati da-lam ke-adaan baha-gia.. k-kkarena aku mem-pertahan-kan kes-su-cian -k-ku d-emmi s-u-amm-iku" ucap Aisa terbata-bata.
Keluarga Aisha yang mendengarkan rekaman itu tak kuasa menahan air mata nya. Terutama mama Aisha, ibu mana yang rela putri nya diperlakukan keji seperti itu. Seketika itu pula mama Aisha langsung menghampiri ruang tahanan dimana Arfan di tahan.
"ARFAN!!" Pekik mama Aisha.
"Tega-teganya kau mencoba membunuh putri ku! Salah apa dia HA?!!" Pekik nya kembali. Ayah Aisha langsung merengkuh mama Aisha yang masih menangis tersedu-sedu sembari menenangkan istrinya.
Arfan seolah-olah tak mendengar apapun tapi, air mata nya tak dapat berbohong.
Zayyan kembali meneteskan air mata nya saat ia mengingat kejadian itu. "Aku yang membayangkan nya saja tidak kuat apalagi istriku yang mengalaminya langsung disana" gumam Zayyan.
Lamunan Zayyan kembali terbangun saat ia merasakan Aisha sudah tertidur walaupun begitu air matanya masih menetes. Zayyan membenahkan posisi tidur Aisha agar nyaman. Saat Zayyan hendak beranjak pergi tangan Zayyan di genggam Aisha dengan erat membuat nya tak bisa pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments