14. SAKIT

Sakit

Keesokan pagi nya Aisha sudah bersiap terlebih dahulu. Ia berangkat dari rumah jam enam pagi karena jarak rumah dan kampus sangat jauh. Sesampainya Aisha di kampus ia segera ke aula untuk membantu kegiatan yang akan mereka laksanakan. Sibuk, itu adalah kata yang patut di ucapkan saat melihat orang-orang disana berlalu lalang dengan urusan mereka sendiri.

"Aisha, cepat ke ruang make up dan hair do acara mau dimulai" panggil seseorang. Dengan cepat pun Aisha segera ke ruang make up. Setelahnya Aisha segera mengisi acara tersebut.

Disisi lain, Zayyan dan keluarganya sedang menikmati asiknya berlibur di pantai. Mereka tertawa ria bermain pasir dan berenang di pantai. Sesekali Zayyan melihat ponselnya berharap Aisha mengirimkan pesan ataupun menelfon. Tetapi, semua itu tak sesuai yang di harapkan Zayyan.

"Kenapa yan?" Tanya Lina.

"Ndak apa-apa mbak, saya hanya menunggu pesan Aisha" ucap Zayyan.

"Mungkin dia masih sibuk nanti kalau sudah ada waktu pasti di telfon kok" ucap Lina.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Setelah membereskan tempat yang mereka pakai. Mereka pun berkumpul untuk melakukan evaluasi.

"Huh, syukur Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar. Terimakasih saya ucapkan kepada semua teman-teman atas kerja sama dan partisipasi nya" ucap Aisha selaku ketua pelaksana.

"Karena ini sudah malam, saya persilahkan teman-teman untuk pulang dan melanjutkan aktivitas nya masing-masing" ucap Aisha.

Saat Aisha melirik jam ia begitu terkejut karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Aku harus segera pulang" ucap Aisha. Ia bergegas menuju parkiran motor untuk mengambil motornya. Ia melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah.

Sesampainya Aisha di rumah ia masuk kedalam kamar dan dilihatnya sang suami sudah tertidur pulas.

"Mungkin mas kecapekan" batin Aisha.

Aisha langsung mengambil handuk dan baju ia membersihkan diri, setelah nya ia langsung menyegerakan untuk tidur menyusul suami nya.

Keesokkan paginya karena Aisha tidak ada jadwal kuliah ia sengaja bangun sedikit terlambat dari biasanya. Zayyan yang sudah terbangun juga tak berani membangun kan Aisha, karena ia tau pasti Aisha sangat kelelahan.

"Aisha mana yan?" Tanya Bulek.

"Aisha masih tidur Bulek. Zayyan tidak berani bangunkan kasihan pasti dia kecapekan" ucap Zayyan.

"Ya sudah, tapi setidaknya bangunkan dia untuk sholat. Setelah itu kalau dia mau tidur lagi tidak apa-apa" ucap Bulek.

Namun, tanpa diminta Aisha pun sudah bangun. Setelah sholat ia segera memasak untuk sarapan pagi. Tapi, perasaan Aisha sedikit berbeda tak biasanya ia merasa sangat lelah. Dia sudah terbiasa dengan kegiatan padat.

"Dek, kalau capek bobok lagi aja" ucap Zayyan.

"Ndak mas, oh iya mas Hari ini pulang jam berapa?" Tanya Aisha.

"Paling jam satu sudah pulang dek. Nanti mas hanya mengurus beberapa berkas di kantor" ucap Zayyan.

Entah kenapa Aisha merasa pusing tapi, tidak sampai pingsan. Zayyan yang melihat wajah Aisha yang semakin pucat pun sempat menawarkan Aisha agar kembali ke kamar. Namun, masakan Aisha belum selesai jadi Zayyan menunggu Aisha sampai masakan nya matang.

Setelah makan bersama Zayyan, papa, dan Xio pergi kekantor bersama.

"Kak Icaaaa!!! Lihat Nana gambar kupu-kupu" ucap Nana memperlihatkan gambarnya kepada Aisha.

"Wah, bagus sekali. Pintar nya" ucap Aisha.

Setelah selesai membereskan meja makan Aisha segera membereskan rumah dari menyapu, mengepel, menyiram tanaman, mencuci dan menyetrika.

"Sa, wajah mu kok pucat kamu capek? Istirahat dulu saja." Ucap Lina.

"Ndak mbak setelah ini Aisha akan istirahat kok" ucap Aisha.

Setelah bersih-bersih Aisha segera mandi dan melaksanakan sholat Dzuhur lalu ia pergi tidur siang.

Saat Zayyan pulang kerumah ia langsung ke kamar untuk meletakkan tasnya. Ia melihat Aisha tengah tertidur pulas.

"Pasti kamu capek ya dek" ucap Zayyan pelan. Zayyan membelai rambut Aisha dan mencium kening Aisha. Ia terkejut saat merasakan badan Aisha sangat panas.

"Astaghfirullahadzim dek, kamu demam" ucap Zayyan.

Namun, Aisha masih terlelap dalam tidurnya.

Zayyan pun perlahan menepuk pipi Aisha agar Aisha bangun.

"Dek, sayang bangun yuk" ucap Zayyan.

Aisha membuka matanya perlahan Zayyan lantas mencium kening Aisha kembali.

"Bangun dulu yuk, minum obat sayang demam" ucap Zayyan. Aisha pun hanya menurut karena ia merasa sangat pusing.

"Mas, Aisha mual kayaknya asam lambung Aisha kumat" ucap Aisha.

"Ya Allah, siang udah makan belum?" Tanya Zayyan.

"Belum mas, Aisha mau nunggu mas" ucap Aisha.

Zayyan langsung keluar dari kamar untuk mengambil makanan.

"Ini mas sudah ambilkan makan ayo sekarang dimakan!" Ucap Zayyan.

Baru satu suap Aisha menerima makanan ia merasa sangat mual. Aisha turun dari kasur dan berlari ke kamar mandi

Ia muntah-muntah hebat. Seluruh makanan yang ia makan dari pagi pun ia muntahkan kembali.

Zayyan langsung menyusul Aisha ke kamar mandi dan membantu Aisha dengan memijat tengkuk Aisha.

"Dek, ke dokter aja yuk" ucap Zayyan namun, tak di balas apapun oleh Aisha.

Setelah dirasa tak mual Aisha langsung mengelap bibirnya dan membersihkan muka. Wajahnya terlihat begitu pucat. Aisha langsung memeluk Zayyan karena ia merasa sangat lemas. "Dek ke dokter ya" ucap Zayyan sembari mengelus punggung Aisha.

Namun, Aisha menggelengkan kepala.

Mereka pun kembali ke kamar untuk beristirahat.

Malam harinya badan Aisha sangat panas, Aisha menggigil kedinginan. Zayyan sudah berkali-kali ingin membawa Aisha ke dokter namun Aisha selalu menolak.

Zayyan pergi mengambil selimut tambahan di lemari agar Aisha tak merasa kedinginan. Semalaman Zayyan tak tidur demi menjaga Aisha. Karena hampir tiga jam sekali Aisha selalu terbangun karena merasa mual.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!