2. PERTEMUAN

Pertemuan

Sang raja siang kini sudah nampak merunduk kan diri untuk mengganti wujudnya menjadi sang penguasa malam. Aisha nampak memasuki pekarangan rumah nya. Tubuh nya terasa sangat lelah karena baru saja menyelesaikan pendidikan di sekolah dan juga di tempat bimbel. Ia langsung memasuki kamar nya untuk beristirahat sejenak sebelum menguyur badan nya dengan air.

Suara motor nampak berderu didepan rumah namun, Aisha tak menghiraukan nya karena ia tengah memanjakan dirinya di bawah air yang mengalir.

"Assalamualaikum" ucap seseorang dari luar.

Mereka pun langsung memasuki rumah begitu saja. Ya, mereka adalah kedua orang tua Aisha dan juga adik nya.

"Loh, kakak sudah pulang?" Tanya seorang wanita yang baru saja melihat Aisha keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk.

"Iya, mama habis darimana?" Tanya nya sembari menggosok rambut nya dengan handuk.

"Oh habis dari tempat temen ayah. Kakak udah makan?" Tanya sang ibu.

"Belum," ucap nya.

"Kak, besok kakak sekolah pulang jam berapa?" Tanya sang ayah dari kejauhan.

"Besok pulang jam 4 yah soalnya besok tidak ada les" ucap nya sembari berjalan menuju kamar nya.

"Besok langsung pulang ya kak soalnya besok mau ada tamu ke sini" ucap sang ayah.

"Oke bos" sahut Aisha dari kamar nya.

Aisha kini sudah nampak rapi dengan baju piyama nya. Ia mengambil handphone dan juga earphone nya. Ia menyalakan musik sembari memainkan handphone nya.

Bukan untuk bermain game atau semacam nya akan tetapi ia menulis novel. Ia merupakan wanita yang produktif. Ia tak ingin menyia-nyiakan waktu luangnya nya untuk bermain saja, ia mau mendapatkan kesenangan tetapi, juga harus bermanfaat. Itu yang menjadi prinsip nya.

Keesokan harinya ketika di sekolah Aisha nampak lesuh seperti tidak bersemangat melakukan apapun. Ia hanya mengguling-guling kan kepalanya di atas meja sembari menghela nafas.

"Heh Trenggiling!" Ledek Nauval.

"Diem lu! Gw lagi mager" ucap Aisha.

"Ah illah Bu, baru juga jam 10 udah mager ae" ucap Nauval yang baru saja duduk di samping Aisha.

"Gak tau woy, gw rasanya kek bakal terjadi sesuatu deh hari ini" ucap Aisha.

"Lu nikah?!" Sahut Nauval dengan cepat.

"Eh eh eh punya mulut kok ya Ndak di pilter gitu tak Tutuk loh kamu" ucap Aisha sambil terkekeh bersama Nauval.

"Hehehe maaf bercanda" ucap nya dengan sigap.

"Aisha! Ntar sore jalan yok Desi minta jalan-jalan ke taman" ajak Zafran.

Sejenak Aisha tampak diam sembari berfikir. Bukan, masalah mau atau tidak mau nya tapi, dia sedang mengingat apakah hari ini akan ada jadwal.

"Ah! Aku baru ingat nanti sore aku ada acara sama keluarga ku maaf ya fran. Lain kali deh aku ikutan" ucap Aisha.

"Ish bentar doang lu acaranya jam berapa?" Tanya Zafran.

"Ya, mungkin sekitar habis magrib an lah" ucap Aisha.

"Nah, kita pulang jam 4 egep masih bisa tuh" tegas Zafran.

"Enteng banget tuh mulut ya pak. Anda pulang langsung main Sabi ae. Saya pulang harus masak buat tuh acara egep" ucap Aisha kesal.

"Hish ayolah sa... Sekaliiiii aja" bujuk Zafran.

"Sory fran gw bener-bener ga bisa gw udah janji sama ayah gw" ucap Aisha menjelaskan nya kepada Zafran.

****

Sore hari nya.

Aisha nampak bergelut dengan alat-alat dapur untuk menyiapkan jamuan. Sedangkan kedua orang tuanya sedang menjemput tamu yang akan berkunjung di terminal. Suara adzan sudah nampak berkumandang. Begitupun dengan Aisha, semua masakan nya sudah selesai ia pun segera membereskan dapur lalu bergegas mandi dan sholat magrib. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 seseorang yang dinantikan akhirnya datang. Mobil Orang tua Aisha sudah sampai di depan rumah bersama dengan tamu yang ayahnya bilang.

Satu persatu orang turun dari mobil lalu segera menuju kedalam rumah. Aisha pun langsung mengulurkan tangannya untuk mencium tangan orang tua nya dan juga tamu ayahnya.

"Assalamualaikum"

"Waalikumsalam" jawab Aisha.

"Ini si cantik?" tanya seorang laki-laki paruh baya.

"namanya Siapa nduk?" tanya wanita Paruh baya .

"Aisha bu" Jawab Aisha.

"mari silahkan masuk pak bu" ucap mama Aisha mempersilahkan tamunya masuk ke dalam Rumah.

Setelah mereka masuk Aisha segera menuangkan air dan juga beberapa camilan kecil.

"Kak, ini Pak Jayakarna beliau adalah Pengusaha dan yang disampingnya Itu adalah Istrinya beliau bernama bu Dharma." Ucap sang ayah memperkenalkan tamu nya satu persatu.

"Alhamdulillah ya kita bisa bertemu. Ibu senang sekali" ucap Bu Dharma.

Aisha tampak ingin beranjak dari tempat duduk nya namun, segera ditahan oleh ayahnya.

"Kakak mau kemana?" Tanya ayah.

"Ke kamar yah" ucap Aisha yang kembali memposisikan dirinya di shofa.

"Disini dulu, ada hal yang harus dibicarakan" ucap sang ayah.

"Aisha, jadi kedatangan kami disini adalah untuk meminang mu nak" ucap tuan Jaya.

"Hah?!! Aku?!! Lah, bentar-bentar!!" Ucap Aisha yang terkejut.

"Ayah sama mama sudah tau kalau aku punya pacar! Dan ayah sama mama seenak jidat ngejodohin aku?!" Sambung Aisha dengan nada kesal.

"Aisha! Tolonglah pacarmu belum tentu bisa membimbing kamu" ucap sang ayah yang tak kalah kuat.

"Lalu, bagaimana aku bisa tau kalau lelaki yang akan menikahi ku bisa membimbing ku? Padahal aku saja belum pernah bertemu dengan nya!" Jawab Aisha.

"Begini saja nak Aisha. Kami berdua berikan nak Aisha waktu untuk menyesuaikan diri dengan putra kami sembari menunggu nak Aisha putuskan hendak menyetujui pernikahan ini atau tidak. Kami tidak akan memaksa nak Aisha" ucap tuan Jaya.

Aisha tak memberikan jawaban apapun ia lebih memilih pergi ke kamar nya. Bukan tanpa alasan Aisha lebih memilih meninggalkan ruang tamu tapi, Aisha sadar ketika dirinya dikuasai oleh emosi maka dia bisa saja lepas kendali. Mulutnya seolah-olah seperti tidak tau akan sopan santun jadi, dia lebih memilih untuk menenangkan dirinya sejenak.

"Pak, Bu tolong maafkan sikap Aisha yang kurang sopan" ucap mama Aisha.

"Tidak apa-apa Bu, saya paham" ucap Bu Dharma.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***