Menerima
Kumandang adzan subuh menembus cakrawala. Sunyi nya malam kini berganti riuh kokokan ayam. Zayyan lantas membuka matanya perlahan tuk menyesuaikan diri. Ia menoleh kesebelah, dilihat nya Aisha masih tertidur lelap. Namun, dengan penuh keberanian Zayyan harus membangunkan Aisha untuk melaksanakan kewajiban nya.
Tok.. tok.. tok..
"Zayan.. ayo sholat papa tunggu" ucap papa.
"Iya pa sebentar." Jawab Zayan.
"Mbak, ayo bangun ini sudah subuh." Panggil Zayyan sembari menepuk pelan pipi Aisha.
Aisha perlahan membuka matanya namun, karena dirinya belum terbiasa ia sempat terkejut dan GEEDDUUBBRRAAKK Aisha terjatuh dari kasur. Aisha lantas menyerengitkan matanya karena kesakitan. Aisha nampak melihat sekeliling kamar.
"Huh, untung ini semua hanya mimpi." Ucap Aisha dengan penuh kelegaan.
"Aku kira beneran nikah woi! Kaget gw! Huh, syukurlah ini semua hanya mimpi" ucap nya kembali sembari mengusap wajahnya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh sosok berbadan tinggi nan kekar yang tak lain adalah Zayyan.
"Loh kenapa kamu masuk kamar ku?!" Teriak Aisha terkejut.
"Astaghfirullah, eh maksudnya masyallaah. Alhamdulillah mbak sudah siuman." Ucap Zayyan yang langsung berlari keluar. Tak lama mama Aisha datang ke kamar Aisha dan membantu Aisha duduk di kasur.
"Loh ma? Kok mas Zayyan ada di sini? Ini kamar Aisha ma!" Ucap Aisha yang masih terheran-heran.
"Kan Zayyan suami kamu sayang" jelas mama Aisha.
"HAH?! Jadi ini semua bukan mimpi?!" Tanya Aisha.
"Aisha, kamu tidak sadarkan diri sudah tiga hari. Malam setelah ijab qobul kamu pingsan sayang. Kami baru berniat akan membawamu ke rumah sakit siang ini. Tapi, Alhamdulillah kamu sudah siuman." Ucap mama Aisha.
"Hah? Maksudnya? Sebentar aku masih belum paham!" Ucap Aisha kesal.
"Aisha, waktu kamu pingsan kamu sempat menggigau dan menangis. Jadi, kami putuskan untuk membawamu pulang kerumah. Agar mama lebih mudah untuk merawatmu" ucap mama.
"Tapi, aku merasa bukan merasa sih. Aku liat aku udah sholat dua rakaat sama mas Zayyan. Dan aku pun juga udah tidur bareng. Ah maksud nya ish..!! Terserah deh! Bingung aku jelasin nya!." Ucap Aisha yang semakin kesal.
"Aisha lebih baik sekarang kamu mandi, bersihkan diri lalu sholat oke. Tenang kan dirimu setelah itu kita berbicara lagi. Mama akan telfon ayah kalau kamu sudah siuman." Ucap sang mama yang langsung meninggalkan Aisha dan Zayyan di kamar berdua.
"Ehm mbak, sebelumnya saya mau minta maaf" ucap Zayyan yang belum terselesaikan.
"Tidak apa-apa mas. Saya sudah tau apa yang ingin mas katakan. Tapi, tolong izinkan saya ke kamar mandi dulu. Mama nyuruh saya mandi." Ucap Aisha yang langsung meninggalkan kamarnya begitu saja.
"Aisha, saya tau kamu masih belum bisa menerima saya" gumam Zayyan sembari melihat Aisha yang perlahan meninggalkan kamar.
Aisha nampak melamun dikamar mandi sembari berfikir keras atas semua hal yang terjadi. Ia begitu kesal hingga beberapa kali mencoba menyadarkan dirinya dengan mencelupkan wajahnya sendiri kedalam bak mandi. Entah sudah keberapa kalinya ia melakukan hal itu hingga itu merasa kehabisan nafas dan bernafas dengan tersengal-sengal. Setelah ia selesai mandi seperti biasa ia kembali ke kamar dan melaksanakan sholat Dzuhur. Setelah nya kembali lagi beraktivitas seperti biasa.
Saat Aisha tengah sibuk dikamar mengerjakan tugas, tiba-tiba ayah mertuanya datang untuk menjenguk Aisha.
"Aisha bagaimana keadaan sayang?" Tanya sang papa.
"Alhamdulillah Aisha sudah merasa lebih baik" ucap Aisha.
"Aisha pulang ke rumah papa ya. Kasihan papa kalau di rumah sendiri. Lah, kalau David sekolah, Zayyan kerja masa papa pulang kerja dirumah tidak ada orang." Ucap papa mencoba meyakinkan Aisha.
"Lah, dikira gw kagak sekolah apa bagaimana ni orang" gumam Aisha dalam batinnya.
"Tapi, Aisha juga harus sekolah pastinya pulang malam karena Aisha juga ada les." Ucap Aisha yang juga tak kalah sama.
"Ya tapi, setidaknya dirumah tidak sepi nduk" ucap papa.
"Iya Aisha, lagipula kamu juga sudah menikah sama mas Zayyan. Kamu harus ikut kemanapun suami mu membawa mu. Kamu juga harus patuh dengan keluarga suami mu sayang." Ucap mama Aisha.
"Tapi ma, Aisha-" ucapnya yang belum terselesaikan.
"Sudah tidak apa-apa ma, kalau Aisha memang masih mau tinggal disini biarlah. Nanti dua hari sekali Zayyan akan menginap." Ucap Zayan.
Hati Aisha semakin tidak karuan. Ia ditempatkan diposisi yang membuat dia kesal. Akhirnya dengan berat hati Aisha pun menyetujui untuk tinggal bersama di rumah Zayyan. Dan pada sore itu juga Aisha dibawa pulang oleh keluarga Zayyan.
Keesokan harinya, Aisha bangun terlebih dahulu karena semalaman ia tak bisa tidur dengan nyenyak. Aisha perlu beradaptasi dengan lingkungan nya yang baru. Karena subuh belum terdengar jadi, Aisha memutuskan untuk mandi dan bersiap. Saat adzan subuh sudah berkumandang Aisha berniat untuk membangunkan Zayyan. Namun, lagi dan lagi niat nya terurung begitu saja karena rasa kesal nya. Tapi, takdir berpihak kepada Zayyan. Zayyan membuka mata saat Aisha masih duduk disamping nya.
"Loh mbak, kok sudah rapi." Tanya Zayyan.
"Ha? Oh iya mas, saya kan harus sekolah. Mas bangun dulu dan segera sholat. Saya mau ambil wudhu." Ucap Aisha yang hendak kabur dari situasi itu.
"Tunggu sebentar mbak. Maaf saya lancang. Tapi, semenjak kita menikah, kita belum melaksanakan sholat bersama. Bagaimana jika subuh ini kita sholat berjamaah? Agar tertunai kewajiban yang tertunda sebelumnya." Ucap Zayyan.
Aisha yang termenung memikirkan perkataan Zayyan hanya bisa diam tanpa bisa memberikan jawaban. Namun, bagaimana pun juga perkataan Zayyan ada benarnya. Akhirnya Aisha menyetujui permintaan Zayyan. Merekapun sholat subuh serta sholat dua rakaat yang seharusnya dilakukan saat setelah mereka menikah. Setelahnya Aisha pun menuju kedapur untuk menyiapkan sarapan pagi.
"NjIrR! Ini gw mo masak apaan kagak ada bahan apa-apa woi!" Gumam Aisha.
Aisha pun lantas melihat ada nya tahu putih, telur, daun bawang dan bahan-bahan lain yang bisa ia gunakan. Akhirnya Aisha memasak dengan bahan seadanya. Mereka pun duduk di meja makan dan makan bersama.
Pada saat Aisha sudah di sekolah dia hanya diam dan tidur di meja. Tanpa menggubris teman-teman nya. Beberapa kali ia juga nampak mengacuhkan pembelajaran yang berlangsung dengan pergi ke perpustakaan.
"Eh Aisha dimana?" Tanya Arfan.
"Gak tau, dia tadi kabur pelajaran." Ucap Zafran.
"Lo tau gak sih Aisha tu akhir-akhir ini kelihatan aneh. Coba deh, dia ga berangkat sekolah empat hari. Terus pas dia berangkat sekolah keadaan nya kayak orang putus asa gitu" ucap Desi.
"Gw juga ngerasa Aisha menyembunyikan sesuatu dari gw." Ucap Arfan.
"Gw coba cari Aisha di perpustakaan dulu. Siapa tau Aisha ada disana" ucap Arfan.
Lalu Arfan pun mencari Aisha ke perpustakaan dan benar. Ia menemukan Aisha yang tengah pulas tertidur dengan keadaan buku yang menutupi wajah Aisha. Arfan pun duduk disamping Aisha. Ia mengambil buku yang menutupi wajah Aisha sembari menatap wajah Aisha yang masih tertidur pulas.
"Aisha, kamu kenapa berubah seperti ini? Aku sayang banget sama kamu. Apapun akan ku lakukan hanya untuk mu, sekalipun nyawaku yang harus jadi taruhan nya. Tapi, tolong jadilah Aisha yang ku kenal." Ucap Arfan sembari membelai rambut Aisha.
Pada momen itulah Aisha hanya bisa menahan tangis nya. Karena Aisha hanya berpura-pura tidur. Jadi, apapun yang Arfan katakan Aisha mendengarkan nya. Namun, Aisha harus menahan dirinya agar tidak lepas kendali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments