Pertanyaan
Kini Aisha sudah memasuki kuliah semester 6 walaupun kejadian yang ia alami sudah cukup lama tapi, bagaimana pun ia masih tetap mengingat nya dengan jelas. Tapi, dengan kondisinya sekarang ia bisa mengontrol diri saat teringat kenangan pahit itu. Kuliah di semester 4 saat ini umur Aisha sudah menginjak usia 20 tahun, tidak terasa pernikahan Aisha dan Zayyan sudah berjalan kurang lebih empat tahun. Dua tahun lalu mereka secara resmi mengesahkan pernikahan mereka lewat kantor agama dan kini mereka sudah benar-benar sah secara agama maupun hukum negara.
"Aisha, pulang dari kampus ke perpustakaan dulu yuk" pinta Haikal.
"Euhm, maaf bukan nya aku tidak mau tapi, aku nanti di jemput suami ku" ucap Aisha.
"Oh begitu, ya sudah" ucap Haikal getir. Haikal merupakan teman satu universitas Aisha. Lebih tepatnya kakak tingkat yang mengulangi mata kuliah. Haikal adalah laki-laki tampan banyak perempuan yang mengincarnya karena ketampanan nya itu tapi, sayang dia adalah buaya darat dia suka mempermainkan wanita. Tapi, semua itu berbeda saat Aisha masuk universitas. Sudah dua tahun Haikal menjomblo karena Haikal jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Aisha. Namun, saat Aisha resmi mengumumkan pernikahannya Haikal sampai saat ini masih belum percaya bahkan menganggap itu hanyalah lelucon semata.
"Gimana kabar suami mu sa?" Tanya Zafran.
"Alhamdulillah baik bagaimana dengan Viona?" Tanya Aisha.
"Aku sedang di buat pusing olehnya" ucap Zafran.
"Hah? Kenapa?" Tanya Aisha.
"Ya dia tuh mau minta cepet-cepet nikah lah kan gw belum ada modal" ucap Zafran.
"Ya wajar aja sih kalau Viona minta itu. Kalian sudah pacaran dua tahun? Ya ga sih?" Tanya Aisha. Yang di balas anggukan oleh Zafran.
"Sekarang kamu sudah lebih dewasa, bukan anak SMA berbeda saat kamu sama Desi dulu. Kalau dulu Desi ngeyel minta cepet-cepet nikah mah itu gak wajar toh juga masih SMA tapi, ini sudah berbeda cerita dengan Viona" ucap Aisha menjelaskan panjang kali lebar.
"Sa, gw takut nanti Viona gw kasih makan apa ya?" Tanya Zafran.
"Noh batu kamu rebus sampai empuk!, Lah kamu juga lucu pakek tanya" ucap Aisha dengan gelak tawa.
"Ya, karena gw takut kalau gw gak bisa menafkahi Viona sa. Viona anak orang jir masa iya mau gw kasih makan batu. Sedangkan gw belum siap secara mental ataupun finansial" ucap Zafran.
"Ya kalau itu beda perkara. Hukum menikah itu kan ada tiga. Wajib, mubah, dan haram yang ku tau aja sih ya hahaha.. wajib kalau kamu sudah benar-benar siap umur sudah ada, uang ada, mental ada nah itu hukumnya wajib. Tapi, kalau kondisi mu ini mubah sih." Ucap Aisha.
"Iya gw juga masih ingat bab itu kali" ucap Zafran.
"Nah, dah tau kok bingung" ucap Aisha.
"Eh sa, btw lu udah nikah kurang lebih empat tahun ya gasih? Kok lu belum bunting?" Tanya Zafran.
"Ya, mungkin belum di percaya sama Allah. Toh juga suami ku gak mempermasalahkan nya. Di kasih cepet ya Alhamdulillah harus nunggu dulu ya qodratullah" ucap Aisha.
Aisha melihat mobil hitam yang sangat ia kenal sudah memasuki area kampus. Ia segera membereskan Beberapa barang nya.
"Suami ku dah datang aku pulang dulu" ucap Aisha berpamitan dengan Zafran.
Aisha pun segera masuk kedalam mobil agar Zayyan tak menunggu terlalu lama.
"Assalamualaikum mas"
"Waalikumsalam dek"
Aisha lantas mencium tangan suami nya sebelum Zayyan kembali melajukan mobilnya.
"Sayang, di rumah ada Bulek sama mbak Lina. Mereka bakal nginep di rumah beberapa hari" ucap Zayyan yang masih fokus menyetir.
"Ya Alhamdulillah mas jadi ada temen ngobrol" ucap Aisha.
"Lah, emang selama ini sayang ngobrol sama siapa kalau dirumah?" Tanya Zayyan.
"Ish, ngobrol sama papa aja cuma sebentar doang. Mas pulang kerja masih sibuk ngerjain laporan sama bikin materi buat meeting ngobrol juga dikit kapan coba terakhir kali adek curhat panjang sama mas?" Ucap Aisha kesal.
"Ya,.. maaf ya dek mas akhir-akhir ini sibuk banget soalnya ada sedikit masalah di kantor" ucap Zayyan.
"Dek Nana ikut gak mas?" Tanya Aisha.
"Ikut dong. Tadi, Sampek rumah langsung nyariin sayang" ucap Zayyan.
Sesampainya dirumah
"Assalamualaikum"
"Waalikumsalam"
"Kakak" panggil Nana yang langsung berlari memeluk Aisha. Aisha pun dengan sigap memeluk Nana dan menggendong nya.
"Assalamualaikum kak Ica" ucap Nana.
"Wassalamu'alaikum cantik" jawab Aisha sembari mencubit pelan hidung Nana.
"Turun dulu ya kakak Salim dulu" ucap Aisha. Aisha pun menurunkan Nana dan langsung menyakini Bulek dan juga kakak-kakak nya.
"Baru pulang kamu nduk?" Tanya Bulek.
"Iya Bulek, tadi ada tugas sedikit dari dosen jadi Aisha kerjakan sekalian di perpustakaan." Ucap Aisha.
"Kak Ica gendonggg!!" Pinta Nana.
Aisha pun menggendong Nana kembali.
"Aduh Nana, kak Ica kan capek habis kuliah kamu malah minta gendong" ucap Lina.
"Udah Ndak apa-apa mbak. Lagipula kedatangan kalian dan Nana membuat saya terhibur" ucap Aisha.
"Udah pantes loh nduk, nggak mau punya?" Tanya Bulek.
"Maksudnya bulek?" Tanya Aisha yang tak mengerti.
"Kamu sudah cocok jadi ibu, kapan mau punya?" Tanya Bulek dengan jelas.
"Ah, kalau Allah sudah menghendaki Aisha juga akan punya Bulek. Kita hanya perlu berdoa dan berusaha saja" ucap Aisha.
"Kamu gak coba program hamil gitu nduk? Siapa tau cepet dikasih momongan. Kalian sudah empat tahun loh ya" ucap sang Bulek.
"Halah, kan mereka yang akan menjali toh mbak biarkan mereka yang membuat keputusan" ucap papa mertua nya.
Zayyan yang di situ hanya bisa diam tanpa menjawab apa-apa.
"Ya sudah Yan, sana temenin Xio beli jajanan besok kita mau jalan-jalan" ucap Bulek.
"Kak Ica ikut ya" pinta Nana. Aisha tersenyum getir. Pasalnya Aisha sangat terluka dengan ucapan Bulek nya tapi, di sisi lain Aisha tidak mau melawan para orang tua yang sedang duduk di depan nya.
"Hem maaf Nana cantik. Besok kak Ica ada urusan di kampus jadi kak Nana tidak bisa ikut" ucap Aisha.
"Acara apa nduk?" Tanya papa.
"Itu pa, acara dari organisasi besok jam delapan sampai jam tujuh malam" ucap Aisha.
"Bener Ndak ikut? Kita pulang nya malem loh" Tanya Lina.
"Iya mbak, Ndak apa-apa nanti Aisha bisa pulang sendiri kok" ucap Aisha.
Malam hari nya
Setelah pertanyaan dari bulek nya itu Aisha hanya diam. Kalau memang dia tidak di tanya apapun dia tidak berbicara apapun. Zayyan yang sudah paham masih menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan Aisha. Setelah semuanya selesai mereka pun kembali berbincang di ruang tamu dan Aisha kembali ke kamar untuk melanjutkan beberapa tugas nya.
"Dek" panggil Zayyan.
"Iya mas?" Tanya Aisha.
Zayyan lantas menutup pintu kamar nya, ia menarik kursi untuk duduk di sebelah Aisha.
"Adek tersinggung ya sama ucapan Bulek?" Tanya Zayyan. Aisha lantas tersenyum walaupun kelihatan terpaksa.
"Ndak kok mas, justru Aisha mikir ada benar nya juga ya. Kita sudah tiga tahun menikah kok Aisha belum hamil" ucap Aisha.
"Sayang, kalau memang Allah belum berkehendak ya sudah kita bisa apa?" Ucap Zayyan.
"Tapi mas, coba deh temen-temen seumuran mas udah banyak yang punya anak bahkan udah ada yang sekolah masa mas belum, apa yang bakal mereka pikirkan tentang Aisha dan mas?" Ucap Aisha.
"Sudahlah sayang gak usah di pikirkan. Kita ikhtiar, sabar, berusaha insyaallah ada jalan kok. masalah omongan orang kalau di turutin emang ga ada habisnya" uap Zayyan. Zayyan lantas memeluk Aisha dan seketika itu pula air mata Aisha pun tumpah. Hati Zayyan terasa teriris saat Aisha menangis di pelukan nya.
"Maafin Aisha ya mas" ucap Aisha.
"Sudah jangan di pikirkan ini hanya masalah sepele" ucap Zayyan menenangkan Aisha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments