11. PULIH

Pulih?

Satu bulan berjalan dengan cepat. Kini kondisi Aisha sudah semakin membaik bahkan Aisha juga sudah kembali beraktivitas seperti biasa nya. Tapi, dia juga masih dalam pengawasan dokter ia harus rutin kontrol untuk memastikan luka-luka nya sudah benar-benar sembuh.

"Sa, makan yuk" pinta Dhani.

"Nggak ah aku mau di kelas aja" ucap Aisha.

"Kenapa?" Tanya Dhani.

"Aku malu Dhan, apa kata orang-orang terhadap ku" ucap Aisha.

"Yasudah aku pesan makanan kita makan bareng di kelas oke?" Ucap Dhani.

"Woi ikut ikut!" Sahut Zahar.

"Dih ikut ikutan!" Ucap Dhani.

"Iya noh lo makan gak ajak-ajak" jawab Nanang.

Mereka pun akhirnya memutuskan makan bersama di dalam kelas. Beruntung sekali Aisha memiliki teman-teman yang sangat baik. Setelah makan siang Aisha kembali melanjutkan aktivitas yaitu membaca buku. Membaca buku dapat mengalihkan pikiran aish terhadap masa lalu.

"Aisha gimana kabarmu?" Tanya Desi.

"Aku beli minum dulu ya" ucap Zafran.

"Alhamdulillah sudah membaik tinggal beberapa luka kecil" ucap Aisha tersenyum manis kepada Desi.

"Aisha, aku mau minta maaf" ucap Desi.

"Untuk apa? Perasaan kamu gak bikin masalah sama aku" ucap Aisha.

"Aisha, sebenarnya aku yang nyuruh Arfan buat bawa kamu ke tempat sepi. Aku mikirnya biar kamu sama Arfan bisa menyelesaikan masalah kalian berdua kalau kalian ngobrol berdua. Aku gak nyangka kalau Arfan bisa bertindak sejauh itu" ucap Desi.

'aku gak menyangka kalau Arfan bisa bertindak sejauh itu' kata yang masih dicerna Aisha. Seketika kata-kata itu membuat Aisha kembali teringat kejadian itu. Kepala Aisha terasa sangat sakit, ia mulai sesak bernafas, wajah nya memerah matanya mulai meneteskan air mata, badan nya bergetar ketakutan.

"A-aisha, kenapa?" Tanya Desi takut. Namun, Aisha tak menjawab apa-apa.

"Sa, Lo kenapa?" Tanya Daffa.

Dhani yang paham langsung menggendong Aisha menuju UKS. Beberapa guru BK sengaja di panggil oleh penjaga UKS untuk menenangkan Aisha. Bagaimana tidak, kejadian yang belum lama jika teringat akan membuat siapapun ketakutan. Setelah Aisha diberikan obat penenang tentunya atas resep dokter, pihak sekolah menghubungi orang tua Aisha agar Aisha dapat di jemput.

"Tadi kok Aisha bisa kambuh begini gimana ceritanya?" Tanya Bu Weni.

"Saya tidak tau pasti bu, tapi tadi dia habis di ajak ngobrol sama Desi pacarnya Zafran. Trus tiba-tiba Aisha sesak nafas sama ketakutan gitu Bu" ucap Daffa selaku saksi.

Bu Weni pun hanya bisa menghela nafas atas apa yang terjadi. Tidak lama kemudian Ayah Aisha datang untuk menjemput Aisha. Namun, sebelum ayahnya membawa Aisha Bu Weni menjelaskan apa yang terjadi kepada Aisha. Setelahnya Aisha langsung di gendong menuju ke mobil dan mereka pun pulang ke rumah.

"Yah, gimana? Aisha baik-baik aja?" Tanya mama Aisha.

"Aisha gak kenapa-kenapa ma, dia cuma keinget kejadian waktu itu. Ya maklum pasti Aisha trauma banget" ucap ayah Aisha.

"Lalu, bagaimana persidangan nya yah?" Tanya mama Aisha kembali.

"Ya, keluarga nya Arfan mau mengajukan Banding tapi, sebisa mungkin gak akan ayah kasih celah" ucap ayah Aisha.

Malam harinya Aisha tengah makan bersama dengan keluarga nya di meja makan sembari berbincang kecil. "Kakak masih sakit?" Tanya ayah Aisha.

"Tidak ayah. Tapi, tadi perasaan Aisha lagi ngobrol sama Desi di kelas kok tiba-tiba pas bangun sudah di kamar?" Tanya Aisha.

"Ya, tadi kamu mimpiin Desi mungkin" ucap ayah Aisha.

Ayah dan mama Aisha saling bertatapan 'syukurlah dia tidak ingat apa yang terjadi' mungkin itu gambaran kata dari tatapan ayah dan mama Aisha.

"Euhm, ayah mas Zayyan kok belum pulang?" Tanya Aisha.

"Kakak ipar pergi ke luar kota" ucap Maulana.

"Lah, kok Ndak ngomong sama Aisha" gerutu Aisha.

"Katanya nanti mau telfon kakak. Soalnya ada pekerjaan dadakan jadi tidak sempat berpamitan kakak" ucap mama Aisha menjelaskan kepada Aisha.

Waktu sudah menunjukkan gelapnya malam. Aisha mencoba memejamkan matanya berharap bisa tertidur. Tapi, kenyataan nya ia tak bisa tidur. 'Dreett Dreett' ponsel nya bergetar. Dengan perasaan malas Aisha membuka ponsel nya ternyata itu adalah Zayyan.

"Sayang sudah tidur?" Isi pesan Zayyan. Namun, tak di balas oleh Aisha. Ia merasa pertanyaan itu tidak penting. Aisha lebih memilih untuk mendengarkan musik tidak lupa internet ponselnya ia matikan agar tak ada yang menganggu.

Di sisi lain, Zayyan mencoba menelfon Aisha karena pesan nya tak kunjung di balas oleh Aisha. Ia begitu khawatir terhadap Aisha.

"Ya Allah, apa Aisha baik-baik saja?" Gumam Zayyan khawatir.

Entah sudah berapa kali Zayyan menghubungi Aisha namun, tak kunjung terjawab. Zayyan sempat berfikir ingin menghubungi mertua nya untuk menanyakan keadaan Aisha namun, ia mengurungkan niatnya karena sudah larut malam.

Alhasil Zayyan hanya bisa mengirimkan beberapa pesan sebelum ia tidur.

Keesokkan harinya Aisha pun merasa tak berniat untuk membuka ponselnya. Dan bagusnya Aisha tak membawa ponsel saat sekolah.

"Aishaaaa!!!" Panggil Zahar.

"Ish brisik loh har" ucap Aisha kesal.

"Akhirnya bini gw berangkat" ucap Dhani.

"Dih! Bini gak tuh" ucap Daffa.

"Idih ogah gw" ucap Aisha dengan gelak tawa.

"Ya lu juga sih sa cantik-cantik galak. Udah berapa cowok coba yang lu tolak?" Tanya Zahar.

"Ya mana gw tau anjIir!" Ucap Aisha.

"Kan kan... Berarti dah banyak banget tuh" ucap Dhani.

"Enak aja! Gw baru punya mantan empat cOk!" Ucap Aisha kasar.

"AnjIr! Empat cOk! Padahal gw aja baru dua" ucap Zahar.

"Lah gw satu anjirr!" Ucap Dhani.

"Gw yang belum pernah pacaran be like" ucap Daffa.

"Eh bentar lagi kita lulus loh gak ada niatan buat apa gitu?" Tanya Dhani.

"Wacana teroooossss!" Sindir Aisha mengundang gelak tawa teman-teman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!