Babi Beranting Vol 6. KEMBALINYA RANTI
Walaaa......!
Teriak Surya Jaya yang tak mampu menahan rasa sakit di bagian dahi, ditambah pipinya yang terasa panas akibat tamparan Galih.
"Jangan dikasih ampun Mang, kasih mampus sekalian.....!" teriak Galih sambil mengeratkan gigi, suaranya terdengar jelas oleh Surya Jaya membuat hati pawang babi itu terasa panas, rasa sakit yang diderita tidak dihiraukan lagi dia pun bangkit dengan membulatkan mata.
"Dasar setan.....! kamu sangat kejam....! Dasar begal....! tidak menyangka ternyata di daerah Ciandam ada begal yang sangat kejam, rasakan kalian....! karena aku juga tidak akan tinggal diam."
Dengan segera Surya Jaya pun mencabut golok dari pinggang, bajanya terlihat mengkilap tersinari oleh sinar matahari, membuat Saipul Dan Galih merasa kaget karena mereka sudah tidak memegang golok, yang ada di pinggang hanya tinggal serangkanya saja, karena tadi mereka lupa mengambil goloknya setelah bertarung dengan Jana dan Dadun.
Tapi walaupun seperti itu mereka tidak berniat untuk mundur, karena mereka merasa lebih kuat, soalnya dua lawan satu rasanya sangat mustahil kalau tidak mampu mengatasi musuhnya. dengan segera Galih pun maju sambil memasang kuda-kuda dipenuhi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan, beda dengan Saipul yang tidak tergesa-gesa ketika mengambil tindakan, dia memindai area sekitar mencari benda yang bisa dijadikan senjata, sehingga mata itu terhenti di sebuah batu sebesar kepalan tangan, tanpa berpikir panjang Saipul pun mengambil batu itu.
"Hahaha kamu anggap aku seekor ular, pake mau menyerang menggunakan batu segala. kalau berani Ayo maju b4ngsat....!" Tantang Surya Jaya yang terdengar mengejek, goloknya terlihat dimainkan menakut-nakuti kedua musuhnya.
"Jangan sombong Kamu....! jangan mentang-mentang punya golok....! Kamu kira aku takut, hah....!" jawab Galih sambil memajukan langkah kemudian merapatkan kuda-kuda, tapi kalau menyerang duluan tidak berani, takut dengan senjata yang berada di tangan musuh.
Surya Jaya tidak berbicara lagi, dia pun mulai menyerang mengarah ke leher Galih. dengan segera Pemuda Ciandam itu mundur selangkah ke belakang menghindari serangan musuhnya, sehingga golok itu hanya menyabet angin. dengan segera Galih pun memajukan kembali kakinya ke arah depan , hendak menyerang Surya Jaya. tapi golok yang tadi lewat kembali lagi menyerang tubuhnya, sehingga Galih pun loncat ke arah samping, namun dengan segera Surya Jaya pun membalikkan tubuh hingga dia sudah menghadap kembali ke arah Galih, bersiap hendak melanjutkan serangan selanjutnya.
Setelah saling menatap seolah sedang mengukur kekuatan masing-masing, Surya Jaya pun mulai kembali melayangkan serangan selanjutnya. Serangan yang sekarang mengarah ke arah lengan Galih, dengan segera pemuda itu menghindar hingga akhirnya Galih hanya bisa menghindari serangan Surya Jaya tanpa bisa membalas.
Semakin lama Surya Jaya semakin beringas ketika menyerang, dia membubat babit goloknya ingin segera mengakhiri hidup Galih.
Melihat keadaan seperti itu, membuat Saipul merasa bingung harus bagaimana dia menjatuhkan musuhnya. dia hanya bersiaga sambil tetap memegangi batu yang tadi diambil, ketika dia mau melemparkan senjatanya dia ragu-ragu, takut salah sasaran.
"Jang.....! mundur Jang....!" teriak Saipul mengingatkan.
Mendapat peringatan seperti itu, Galih pun menurut. dia loncat ke arah belakang, kemudian berdiri di samping Saiful. sehingga Surya Jaya pun menyusul ingin menyerang mereka berdua, tapi Saiful dengan segera melemparkan batu yang digenggamnya menggunakan seluruh kekuatan.
Trang!
Lemparan itu tepat mengenai golok yang sedang dipegang oleh Surya Jaya, membuat tangan pawang babi itu terasa bergetar, hingga akhirnya golok itu terjatuh.
Melihat kesempatan yang sangat baik, Saipul tidak membuang waktu. dia menerjang tubuh musuhnya sehingga kedua tubuh itu terjatuh, sedangkan Galih dengan segera dia pun mengambil golok Surya Jaya yang tadi terjatuh. dengan segera dia pun mengancam Surya Jaya dengan menempelkan golok itu ke dadanya.
Mendapat Serangan yang begitu mendadak, dan tidak diperkirakan sebelumnya. Surya Jaya hanya terdiam melongo, mulutnya menganga.
"Ayo bangkit......! Ayo bangkit sial4n, Kalau kamu masih memiliki keberanian, bergerak sedikit saja kamu akan pindah ke akhirat. sekarang kamu pilih mending menyerah atau mampus, Biar jasi tumbal jalan.....! jawab....!" Bentak Galih sambil membulatkan mata, membuat Surya Jaya tidak bisa bergerak Dia terpaksa terdiam sambil mengatur nafas yang memburu, Terkesima mendapat kejadian yang sangat mengagetkan.
Saipul yang masih terlentang, dia pun membangkitkan tubuhnya dengan perlahan, kemudian menatap Surya Jaya yang sudah terdesak, dari kedua sudut bibirnya terukir senyum ejekan.
"Hahaha, seekor ular kadut ternyata tidak ada kekuatan, mana ucapanmu yang menggelegar mengalahkan petir. Nah, Lihat golok yang kamu jadikan kesombongan, sekarang sudah dipegang oleh sahabatku. Ayo kamu mau bertingkah apalagi?" tantang Saipul sambil mondar-mandir, tangannya tertolak di pinggang.
Bugh!
Tanpa terduga, tanpa disangka, kaki Saipul melayang ke arah rahang Surya Jaya, membuat Surya Jaya membuang wajah, matanya terlihat mendelik.
"Halah dasar setan alas....! dasar maling....! dasar licik, Kalau benar kalian memiliki keberanian, kalian harus bertarung secara Satria, satu lawan satu. dasar iblis....!" Gerutu Surya Jaya mengeluarkan semua unek-unek yang berada di dalam hati, wajahnya terlihat memerah seperti besi mentah.
"Hahaha kenapa kamu berbicara seperti itu, apa kamu Nggak sadar bahwa kamu juga tidak bertarung secara Ksatria. buktinya kamu sudah membelakangi mencuri babi, nah sekarang kamu rasakan akibatnya, karena orang jahat tidak akan bebas dari hukuman, sehingga aku bisa menemukannya dengan mudah."
"Apa kamu bilang, aku tidak merasa menikam dari belakang?"
"Halah....! Jangan banyak bacot...! dasar iblis, bukti sudah ada, kamu tidak akan bisa mangkir lagi..., pokoknya kamu sudah berani mencuri babiku, dasar licik...! dasar maling....! dasar koplok....!" ujar Saipul yang mengejek Surya Jaya, membuat hati sang pawang babi itu terasa geregetan, dipenuhi dengan kemarahan. tapi apa daya tangan Tak Sampai, karena dia tidak bisa melawan, soalnya ujung golok sudah menempel di dada.
Kalau dia mencoba bergerak, pasti Galih akan menekan golok itu menusuk tembus ke dadanya. hingga akhirnya Surya Jaya hanya bisa mengatur nafas yang memburu, akibat amarah yang memenuhi dada, matanya terlihat membulat giginya dikancingkan.
"Berdiri Kamu b4ngsat...! berdiri....!" bentak Galih sambil sedikit menekan ujung golok yang dipegangnya.
Surya Jaya pun mengikuti kemauan anak muda itu, dia berdiri dibarengi dengan hati yang berdebar. karena dalam hatinya dia ingin balik menerjang Galih, tapi akal Sehatnya masih bekerja karena nyawanya lebih penting dari apapun.
Setelah berdiri tangannya pun dipegang oleh Saipul, ditarik ke belakang lalu diikat menggunakan tali sarung golok sampai kencang.
"Siapa nama kamu, siapa...?" bentak Galih menunjukkan keganasannya.
"Kamu tidak perlu tahu, karena Apa gunanya mengetahui Namaku....," jawab Surya Jaya sambil membalas tatapan tajam Galih, meski sudah terdesak tapi amarahnya masih berkobar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments