"Semenjak babi dilepaskan, akhirnya rumah tangga paman dan bibi saya hancur seketika. sehingga Paman saya memutuskan untuk mencari kembali babi yang sudah dilepaskan, dia mencari ke seluruh penjuru Kampung, menyusuri penjuru desa untuk mendapatkan kembali babinya yang bernama si Gogi. Lama berjuang akhirnya Paman saya pun bisa menemukan kembali babi yang sempat kabur, Namun sayang di perjalanan ketika mau menyetorkan babi itu ke Mbah Abun, direbut oleh dua orang. yang tak lain dan tak bukan kedua orang inilah yang merebutnya." jawab Wira sambil menunjuk ke arah Galih dan Saipul.
Mendapat tuduhan seperti itu, hati Galih terasa panas seperti dibakar tidak terima dengan apa yang diceritakan oleh Wira. kalau tidak malu dia ingin menelan bulat-bulat Wira tapi dia takut oleh Mang Zuhri yang bertindak sebagai Hakim sayembara.
"Nah, nah....! sudah semakin jelas akar permasalahannya. sekarang bagaimana penemuan Abah nih!" ujar Zuhri melemparkan bahan pemikiran kepada penyelenggara sayembara.
"Kalau seperti itu berarti pemenang sayembara ini adalah Surya Jaya dan keponakannya. Oh iya tadi nama kamu siapa itu Jang?" tanya Mbah Abun sambil menatap ke arah Wira.
"Nama saya Wira Bah, tadi kan sudah saya bilang. dan dulu juga pernah menemui Abah Ketika menanyakan tentang kebenaran sayembara. bahkan waktu itu saya sudah menceritakan bahwa Paman saya memiliki babi yang sesuai dengan babi yang Abah cari."
"Oh iya, benar-benar! sekarang Abah ingat. Jadi sekarang semakin jelas berarti pemenang sayembara ini adalah Surya Jaya."
"Sebentar, sebentar Mbah...! jangan gegabah ketika mengambil keputusan. karena Surya Jaya jelas sudah meninggal, sedangkan Wira sedikitpun Tidak memiliki jasa dalam kemenangan sayembara babi ini. jadi orang yang pantas mendapatkan hadiah tidak lain dan tidak bukan itu adalah saya sendiri." potong Galih yang tidak menurunkan sedikit pun semangat untuk memenangkan saya membara.
"Hush! jangan asal nguap kalau berbicara, karena tidak ada orang yang lebih pantas mendapatkan hadiah, selain dari saya, soalnya sudah banyak berkorban, bahkan sampai satu nyawa menghilang. dan yang perlu para saudara ketahui saya adalah pewaris sah dari Surya Jaya," jawab Wira yang Tak sedikitpun menunjukkan rasa malu, dia ingin mendapat hadiah dari jerih payah orang lain.
"Tidak bisa jang, orang yang pantas menerima warisan itu adalah Mamang sendiri!" Timpal Saiful yang ikut nimbrung.
Mendengar perdebatan terjadi kembali membuat Bah Abun dan Zuhri berpikir ulang, Bagaimana cara menentukan Siapa pemenang sayembara. soalnya baik dari pihak Galih maupun pihak Wira bahkan pihak-pihak yang lainnya semuanya ingin menjadi pemenangnya, karena Siapa yang tidak tertarik dengan hadiah yang begitu banyak, ditambah dengan satu gadis cantik yang sepi tanding. apalagi Galih yang sudah pernah menjadi pacar Ranti. bisa-bisa hatinya terbakar kalau sampai pemenang sayembara jatuh ke tangan orang lain.
"Haduh Bagaimana kalau sudah begini Mang Zuhri.....?" desis Bah Abun sambil menatap sayup ke arah Hakim sayembara.
"Sebentar, sebentar Abah....! kita cari jalan yang lain kita tidak bisa menentukan pemenang sayembara hanya melalui pengakuan sebelah pihak. kita harus memiliki saksi dan bukti yang sesuai dengan pengakuan orang yang ingin menjadi pemenang." jawab Zuhri memberikan penjelasan.
"Kira-kira Siapa orang yang bisa dijadikan saksi?"
"Kenapa harus susah-susah pikirkan Abah! kita tinggal tanya langsung saja sama Putri Abah. Masa Iya Neng Ranti tidak bisa menjelaskan kejadian yang sebenarnya. tapi itu tidak bisa buru-buru, karena Neng Ranti harus disembuhkan terlebih dahulu, agar dia kembali ke wujud aslinya sebagai seorang manusia." jawab Saiful memberi keputusan.
"Nah begitu, saya setuju.....! memang benar harus seperti itu Mang.....! ayolah Saya berani beradu saksi kalau Ranti yang akan menjadi saksinya." ujar Galih yang terlihat raut wajahnya bercahaya seketika. Karena dia sudah memiliki perkiraan kalau Ranti akan memilihnya sebagai pemenang sayembara, karena dia sudah memiliki dasar dari dulu bahwa Ranti sudah pernah menjadi pacarnya, bahkan Ranti sudah berjanji kalau dia akan setia terhadap.
"Pasti Neng Ranti akan berpihak kepada Paman saya, karena paman saya sangat baik dalam mengurusnya." jawab Wira yang terlihat membanggakan diri.
"Yah sudah jangan banyak pembicaraan, jangan memperpanjang masalah. sekarang kita sembuhkan dulu orang yang memiliki peran utamanya. silakan istirahat saja terlebih dahulu, abah mau mengobati dulu Putri Abah." Pisah Mbah Abun yang tidak sedikitpun merasa malu, dengan segera dia pun bangkit dari tempat duduknya kemudian masuk ke dalam kamar yang dijadikan tempat penyimpanan babi ngepet, di ikuti oleh Abu Yayah karena dia merasa penasaran ingin menyaksikan.
Ceklek!
Pintu kamar pun dibuka oleh Mbah Abun, terlihatlah Ranti yang masih terbalut dengan wujud babi ngepetnya terbaring lemah di atas kasur, tidak bergerak sedikitpun, membuat Bah Abun merasa khawatir dengan kondisi anaknya, bahkan Abu Yayah terlihat mengeluarkan air mata merasa takut terjadi sesuatu dengan anak yang hanya satu-satunya, anak yang baru saja pulang kembali ke rumah setelah berkelana begitu jauh.
"Abah Kenapa kejadiannya bisa seperti ini?" tanya Ambu Yayah setelah mereka berada di dalam kamar.
"Sabar Ambu, sekarang Tolong bantu Abah membawa sajian yang tadi sudah kita siapkan ke kamar ini. kita obati anak kita terlebih dahulu," jawab Mbah Abun memberikan.
"Apa Abah sudah yakin? bahwa babi ini adalah anak kita."
"Lah Bagaimana sih kamu Ambu, coba Ambu lihat telinganya! masa Ambu lupa dengan anting yang melingkar di telinga itu, karena anting itu Ambu yang membelikannya bukan?" jawab Bah Abun sambil berbisik jari telunjuknya menunjuk ke arah telinga babi yang masih belum sadarkan diri.
"Ambu sangat hafal dengan anting itu Abah, tapi ambu masih takut.....!" ambu Yayah tidak berani melanjutkan pembicaraannya, dengan segera dia pun pergi ke dapur untuk mengambil sesajen yang diminta oleh suaminya.
Setelah sesajen itu lengkap dengan segera ambu yayah membawanya ke dalam kamar, kemudian disimpan di pojokan. setelah menyimpan sesajen Abu Yayah keluar kembali ikut bergabung dengan orang-orang yang masih menunggu kejadian selanjutnya.
Mang Zuhri dan Aki Tardi dia tidak berani meninggalkan rumah mbah Abun, Karena Mereka takut kalau nanti Galih, Daus dan wira bertarung kembali memperebutkan Siapa pemenang sayembara babi ngepet.
Angin Malam menerpa masuk lewat sela-sela bilik membuat orang-orang yang masih berkumpul merasa kedinginan, karena waktu itu sudah menunjukkan pukul 10.00 lewat. bahkan dari arah luar terdengar suara hewan Malam yang sangat berbisik dengan suara jangkrik, suara anjing tanah, suara burung hantu juga tidak ketinggalan.
Langit malam itu sangat gelap, tidak ada bintang satu pun yang terlihat. kalong kalong besar terlihat berterbangan mencari makan, dari arah jauh terdengar suara anjing yang menggonggong menambah suasana mencekam malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments