Bab 13. Meminta Bantuan Aki Tardi

Melihat orang yang menyusulnya sudah masuk kembali ke dalam rumah, dengan segera aki Tardi pun bangkit dari tempat duduknya. kemudian menepuk-nepuk celana yang kotor karena duduk di atas batu. Setelah semuanya rapi, dia pun masuk ke dalam rumah kemudian duduk menghadap ke arah Mbah Abun.

"Ada apa ini Abah, kayaknya ini sangat serius?" tanya aki Tardi sambil menatap penuh keheranan ke arah Mbah Abun, kemudian tatapan itu beralih ke orang-orang yang sedang berbaring tak sadarkan diri.

"Tolong saya sepuh! tolong jampi Ketiga orang ini agar cepat siuman." jawab Mbah Abun sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang terlentang.

"Benar Aki, saya sengaja memanggil Aki ke sini, mau dimintai pertolongan untuk mengobati orang yang tidak mau sadar. Saya sangat yakin kalau aki memang bisa diandalkan, soalnya aki sudah banyak memakan asam manis kehidupan, banyak ruang dan pengalaman. Tolonglah aki...! tolong......! soalnya saya sama Mbah Abun sedang bertemu dengan kesusahan yang tak terhingga, kalau Ketiga orang ini tidak bangun lagi, nanti akan mendatangkan keributan yang lebih berat. sudah bisa dipastikan keluarga Ketiga orang ini akan meminta pertanggungjawaban dari Mbah Abun?" ujar Mang Zuhri mengutarakan kekhawatirannya.

"Oh begitu, emang ketiga orang ini kenapa?"

"Ya begitulah aki, tidak bisa diduga, tidak bisa diperkirakan sebelumnya. tiba-tiba ada kejadian yang membuat bulu kunduk berdiri, tiba-tiba mereka bertarung seperti orang yang kurang waras, bahkan saya sendiri ikut terbawa, hampir saja celaka, soalnya leher saya ada yang mencekik." jawab Zuhri yang terlihat menyesali keteledorannya sudah ikut terbawa suasana.

"Lah kenapa minta tolong sama aki, karena seperti yang Mang Zuhri ketahui aki tidak memiliki kekuatan atau ilmu untuk menyembuhkan, kalau ilmu menganyam aseupan atau tanpah aki punya. Tapi kalau yang Zuhri memaksa aki paling hanya bisa berusaha dan berharap agar bisa diberikan pertolongan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. jadi kalau mau meminta pertolongan sama aki. aki juga mau meminta pertolongan para hadirin sekalian, untuk berdoa bersama agar Ketiga orang ini bisa kembali ke seperti biasa." jawab aki Tardi sambil menggeserkan tempat duduknya mendekati Ketiga orang yang sedang terbaring lemah tak berdaya.

"Siaplah Aki kalau masalah Berdoa, saya akan memanjatkannya sekarang." jawab Zuhri menyanggupi.

Aki Tardi mulai memeriksa satu persatu orang-orang yang pingsan, melihat dari dekat menerka-nerka Apa yang sebenarnya terjadi. dimulai dari Surya Jaya yang terlihat lehernya membengkak, wajahnya pucat pasi, sekujur tubuhnya terasa dingin. sedangkan Wira wajahnya terlihat membengkak, kepalanya dipenuhi dengan benjolan, dari hidungnya keluar darah kental, karena tadi banyak orang yang menamparnya. sedangkan Saiful Dia terlihat tubuhnya sangat Bonyok dan bengkak, lehernya terlihat membiru karena tadi siang dia pernah saling cekik dengan Jana dan Dadun.

Untuk sementara waktu aki Tardi terlihat terdiam seolah Sedang berpikir, karena dia merasa bingung siapa dulu yang harus dia obati. tapi lama kelamaan aki Tardi pun melirik ke arah Bah Abun untuk meminta air putih.

Mendapat permintaan seperti itu, Ambu Yayah Yang sejak dari tadi terdiam memperhatikan semua yang terjadi, dengan segera dia pun bangkit dari tempat duduknya kemudian masuk ke dapur, tak lama sudah kembali sambil membawa air putih yang disimpan di dalam mug, kemudian diserahkan ke Aki Tardi.

Setelah air putih itu berada di tangannya, mulut aki Tardi terlihat berkumat kamit membaca mantra, sambil mendekatkan gelas ke dekat bibirnya, berusaha menggunakan ilmu yang ada untuk menolong tiga orang yang masih tidak sadarkan diri.

Setelah selesai membaca mantra, aki Tardi pun meniup air yang berada di dalam mug sebanyak tiga kali, kemudian dia teguk dengan perlahan. pipinya yang terlihat Kempot menjadi kembung, Soalnya air itu tidak langsung diminum melainkan hanya ditahan di dalam mulutnya.

Byur! byur! byur!

Air yang berada di mulut aki Tardi disemburkan ke wajah Surya Jaya, kemudian dia pun meneguk kembali air yang berada di dalam gelas lalu disemburkan ke wajah Wira, yang terakhir wajah Saiful yang disembur. orang-orang yang menyaksikan kejadian itu mereka terdiam tidak memberikan komentar apapun, belasan pasang mata menatap ke arah aki Tardi yang sedang menolong tiga orang manusia.

Sedangkan dari arah samping rumah terdengar suara jangkrik dan anjing tanah, dari kejauhan terdengar suara kodok saling bersahutan dengan suara katak. suara Gema orang yang mengobrol sudah sedikit berkurang, mungkin dengan perlahan Mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Tangan aki Tardi mulai memegang leher belakang Surya Jaya, kemudian memijatnya dengan perlahan menyisir urat-urat yang bisa membangunkan seseorang dari pingsan, tangan itu terus berpindah ke belikat, ke Dada, ke urat-urat leher, hingga akhirnya mengusap pipi kanan dan pipi kiri Surya Jaya sambil terus membaca mantranya.

Setelah lama berusaha, aki Tardi pun terlihat menarik nafas kemudian melirik ke arah Bah Abun lalu melirik ke arah Zuhri, sehingga membuat orang-orang yang berada di situ merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Bagaimana aki, sepertinya aki sangat kaget?" ujar Daus sambil menatap dipenuhi rasa penasaran.

"Orang yang ini, tidak tertolong."

Deg!

Jantung orang-orang yang berada di situ terasa Berhenti Berdetak, kemudian mereka pun bergumam dengan serempak membaca innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Suaranya Terdengar sangat memilukan, bahkan Mbah Abun terlihat Terkesima karena dia merasa berdosa atas semua yang menimpa pada Surya Jaya, soalnya gara-gara ada sayembara sampai harus ada orang yang meninggal.

"Orang ini sudah sampai dengan takdirnya, sudah pulang ke asalnya. diambil oleh sang penciptanya. Kita sebagai manusia, makhluk Allah. tidak bisa menahan kekuasaannya, karena takdir tidak bisa dipungkir, kadar tidak bisa dihindar. usaha manusia itu sangat terbatas karena hanya itulah yang bisa kita lakukan, soalnya yang mengabulkan dan menghasilkan, hanyalah Allah Yang Maha Kuasa. benar begitu kan jang Zuhri?" Ujar aki Tardi memberikan petuah diakhiri dengan menatap ke arah Zuhri.

"Sangat benar Aki, tapi kita kembali lagi ke pokok permasalahan kita. karena sekarang kalau diibaratkan kita sedang menyusuri jalan tapi kita sudah sampai di jalan yang buntu, soalnya sudah jelas keterangan dari seseorang tidak akan bisa kita dapatkan karena sudah sampai ke titis tulisnya. yang artinya akan memutuskan penelusuran Siapa pemenang sayembara." jawab Zuhri yang terlihat kecewa karena satu peserta sayembara sudah tidak bisa dimintai keterangan lagi.

"Jangan putus asa Jang Zuhri, kita coba saja obati yang lainnya, siapa tahu saja masih ada harapan." jawab aki Tardi kemudian dia pun mendekat ke arah Saipul lalu memegang wajahnya, diusap dengan lembut, disusul urat-uratnya yang terasa tegang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!