Blugh!
Haduh!
Galih terus merintih menahan rasa sakit akibat tangannya yang digigit, dengan gigitan yang sangat kuat, Wira terlihat seperti orang yang kesurupan kelakuannya berbeda dari biasanya, karena tadi jangankan untuk menyerang berada di tempat itu dia merasa malu, tapi sekarang dia berubah menjadi beringas seperti orang yang tidak waras.
"Mundur, mundur, semua mundur Jang! biarkan aki saja yang menghadapi," ujar aki Tardi sambil bangkit dari tempat duduknya, nafasnya terlihat memburu wajahnya terlihat seperti besi mentah seperti dipenuhi dengan amarah.
Orang-orang yang sedang memegangi tubuh Wira, orang-orang yang sedang menyelamatkan Galih dengan segera melepaskan pegangannya, sedangkan Galih terlihat terus menggelinjang menahan rasa sakit dari tangan kanan yang digigit oleh Wira.
Setelah orang-orang itu menghindar, dengan segera aki Tardi memegang punduk Wira, kemudian diangkat dengan perlahan membuat kepala pemuda itu terdongak ke belakang, giginya yang sedang menggigit terlepas seketika, membuat Galih semakin meringis sambil menutup bekas gigitan yang mengeluarkan darah.
Wira tidak berdaya, dia tidak berani mengamuk bahkan tubuhnya terlihat sangat lemas, tidak ada kekuatan seperti kain yang sedang digulung oleh aki Tardi.
"Aduh, aduh....!" gumam Wira sambil membaringkan tubuhnya yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Orang-orang menyaksikan kejadian yang aneh seperti itu mereka merasa heran, karena mereka baru mengetahui dengan ilmu yang dimiliki oleh aki Tardi, yang sebelumnya tidak pernah dibicarakan dan dipertontonkan.
"Anak ini ternyata kerasukan, karena jiwanya sedang kosong, batinnya sangat lemah. biarkan saja dia beristirahat biar tidak mengganggu urusan kita. Nah sekarang silahkan selesaikan urusan yang sempat tertunda, agar tidak terlalu larut dalam satu permasalahan, karena kalau tidak segera diselesaikan bisa-bisa akan menambah korban selanjutnya!" ujar aki Tardi mengembalikan lagi tugasnya ke pihak penyelenggara sayembara.
Mendengar perkataan aki Tardi, Zuhri masih terlihat melongok menyaksikan kesaktian aki Tardi, dia tidak langsung menjawab.
"Sepuh....! Terima kasih banyak atas segala pertolongannya yang mungkin saya tidak akan bisa membalas semua kebaikan Sepuh," ujar Bah Abun yang sudah menguasai keadaan.
"Sudah jangan terlalu banyak dipikirkan Bah, mendingan sekarang Abah Selesaikan masalah Abah."
"Baik sepuh, baik.....! Nah sekarang saya masih memiliki kesusahan semoga sepuh masih berkenan menolong Abah yang serba kekurangan, karena babi jadi-jadian, babi yang di sayembarakan ketika datang langsung pingsan." jelas Bah Abun mengungkapkan kebingungannya.
"Oh begitu, sekarang di mana babinya?" tanya aki Tardi.
"Di tengah rumah aki, sedang Ditunggu oleh istri saya." Jawab Mbah Abun menjelaskan.
"Iya benar kita harus menolongnya terlebih dahulu, takut terjadi apa-apa, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar aki Tardi sambil mengambil gelas yang masih diisi air putih.
Dengan segera dia pun meneguk, memenuhi mulutnya dengan air, kemudian dia pun berjalan mendekati ke arah babi.
Puah!
Aki Tardi menyemburkan air yang berada di dalam mulut kearah sang babi ngepet, sehingga babi itu terlihat basah kuyup, Namun sayang babi itu tidak bergerak sama sekali babi itu terlihat masih tengkurap tidak sadar.
Mata Ambu Yayah terlihat berkaca-kaca dipenuhi dengan kesedihan, karena dia sudah memiliki dugaan yang kuat, bahwa hewan yang berada di hadapannya adalah Ranti, anaknya sendiri, yang masih terbungkus oleh baju jimat yang merubah wujudnya menjadi babi hutan.
"Tolong saya aki, tolong sembuhkan anak saya!"
"Sabar dulu Ambu, mendingan sekarang Ambu berdoa sama Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar Neng Ranti bisa sembuh kembali, tapi untuk ritual penyembuhannya aki tidak bisa, karena hanya bapaknya yang bisa menyembuhkan," jawab aki Tardi setengah berbisik ke arah wanita yang sejak dari tadi menunggu babi.
"Terus sekarang harus bagaimana aki?" tanya Abu Yayah.
"Sekarang bawa babi ini masuk ke dalam kamar jendela dan pintunya kunci dari dalam, Ayo silakan gendong, bawa masuk ke dalam!" seru aki Tardi.
Dengan segera Ambu Yayah pun menyeru Mbah Abun untuk menggendong babi itu masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Mereka pun kembali untuk melanjutkan permusyawarahan.
Mbah Abun Sebagai penyelenggara sayembara dia mulai menanyai satu persatu orang yang memiliki jasa dalam rangka mengantarkan anaknya sampai rumah mulai. dari pihak Galih dan Saiful kemudian dia pun menanyai tentang Daus dan teman temannya, Setelah semuanya Ditanya tinggal satu orang lagi yang belum mereka pintai keterangannya yaitu Wira.
Melihat kondisi Wira yang masih belum sadarkan diri dengan segera aki Tardi pun menyembuhkan pemuda itu, kemudian dia pun dimintai keterangan seperti yang sudah Mbah Abu lakukan terhadap peserta sayembara sebelumnya, hingga akhirnya Wira pun menjawab.
"Begini Mang, Nama saya adalah Wira dan orang yang sudah meninggal itu adalah paman saya namanya Surya Jaya, pakar babi yang sangat ahli dalam mendidik babi Bahkan dia sempat terkenal karena memiliki sirkus babi aneh bin ajaib, suatu saat dia membeli babi dari Mas sujiman orang kampung selakaso. Babi itu sangat aneh karena telinganya saja memakai anting, makannya tidak mau singkong mentah, tidurnya tidak mau di tempat yang becek. berbulan-bulan babi itu ada di rumah paman saya bahkan babi itu dijadikan hewan sirkus, dipertontonkan ke khalayak ramai agar mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan Paman saya dan makanan babi yang seperti manusia. Suatu saat babi itu ada yang mencuri oleh seorang pemuda yang belum diketahui nama dan alamatnya, namun beruntung babi itu bisa dimiliki kembali. tapi sayang orang mencurinya kabur tidak bisa tertangkap." Ujar Wira mulai menjelaskan pengalamannya.
"Terus?" Pinta Zuhri yang terus terfokus mendengarkan apa yang disampaikan oleh salah satu peserta sayembara.
"Semenjak kejadian itu, bibi dan paman saya Berhenti melakukan pertunjukan sirkus babi. karena mereka trauma takut babi kesayangan mereka ada yang mencuri kembali, tapi sayang Semenjak mereka berhenti melakukan pentas, paman dan bibi saya berebut pendapat karena ada sesuatu yang tidak disetujui hingga akhirnya babi itu dilepaskan oleh Bibi saya."
"Perdebatan Apa itu Jang Wira?"
"Masalahnya ketika diselidiki Kenapa ada orang yang mau mencuri babi Mereka, ternyata ada berita sayembara yang sangat menggemparkan, sehingga membuat Paman saya tertarik ingin mengikutinya. Namun sayang Bibi saya tidak setuju dengan keinginan Paman saya, karena Bibi saya juga tahu ketika ada orang yang berhasil menyetorkan babi ke bah Abun, akan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Neng Ranti. Semenjak dari itu, rasa cemburu semakin memenuhi relung jiwa bibi saya. hingga akhirnya dia pun memutuskan untuk melepaskan babi kesayangannya itu." Jawab Wira menjelaskan.
"Oh begitu, Terus bagaimana kelanjutannya?" tanya Mbah Abun yang sejak dari tadi memperhatikan dengan teliti agar dia tidak salah menentukan Siapa pemenang sayembara yang ia buat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments