Bab 18. Ritual Penyembuhan Ranti

Sedangkan Mbah Abun yang berada di dalam kamar Dia terlihat bersila dengan tegap, kemudian memasukkan kemenyan ke dalam gerabah, asapnya mengepul memenuhi kamar, menyan yang terbakar menimbulkan suara kerepet.

Setelah membakar kemenyan, tangan Mbah Abun mengambil cerutu lalu dibakarnya, degan dia lubangi, telur ayam kampung dia pecahkan. mulut Mbah Abun mulai berkomat-kamit membaca mantra mengutarakan maksud dan tujuannya yang hendak menyembunyikan Ranti yang terjebak dalam wujud babi ngepet.

"Hai Gusti yang tinggal di Gunung Karang, yang bernama Prabu uwul-uwul yang singgah di singgasananya. silahkan datang ke rumah hamba, karena hamba yang bernama Abun ingin meminta pertolongan sang Prabu, soalnya hamba sedang memiliki kesusahan yang tak terhingga." begitulah akhir dari mantra yang dibaca oleh Mbah Abun yang mengungkapkan keinginannya terhadap Raja siluman babi.

Raja siluman yang memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat tajam, Asap kemenyan dan baunya memberikan tanda yang sangat nyata, bahwa dirinya ada yang mengundang.

Waktu itu juga prabu Uwul-uwul yang singgah di Gunung Karang keluar dari singgasananya, dengan menaiki angin topan menuju ke kampung Ciandam untuk menemui Bah Abun.

Deru suara angin sangat bergemuruh menggoyangkan pepohonan yang terlewati olehnya, membuatnya terlihat seperti Mau patah. suasana keadaan di rumah mbah Abun menjadi sangat mencekam, karena perubahan suasana yang begitu mendadak. orang-orang yang memiliki ketakutan mereka menggeserkan tempat duduk sambil memegang lengan temannya.

Kreket! Kreket! Kreket!

Tiba-tiba rumah mbah Abun bergoyang seperti di gerakan oleh gempa yang sangat dahsyat, suara angin semakin terdengar sangat keras menambah kegetiran dan ketakutan. berbeda dengan Mbah Abun yang semakin mempertegak bersilanya, bersiap menyambut kedatangan sang raja, matanya terlihat memejam, hatinya terus terfokus dengan Prabu uwul-uwul.

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja di hadapan Mbah Abun sudah mengumpul asap putih yang berputar seperti gangsing, semakin lama asap itu semakin menebal hingga akhirnya berubah wujud menjadi makhluk yang sangat menakutkan. wujudnya seperti manusia tapi perutnya sangat besar seperti wajan, warna kulitnya sangat hitam legam, tangannya terlihat sangat pendek dipenuhi dengan otot, lehernya terlihat pendek bahkan seperti tidak ada lehernya, hidungnya sangat besar menghiasi wajahnya yang kecil, matanya membulat sebesar jengkol, gigi taringnya sangat panjang menambah ngerinya wajah yang hadir di kamar Bah Abun.

"Hmmmmmz..... grok!" gumam makhluk itu membuat Mbah Abun mengangkat kepalanya, kemudian menatap ke arah makhluk yang sedang berdiri di hadapannya. dia agak sedikit terperangga kaget, karena dia belum pernah melihat wujud yang seperti itu.

"Mohon maaf, ini siapa?" tanya Mbah Abun dengan suara bergetar karena dia belum kenal dengan makhluk yang seperti itu, soalnya Dahulu ketika bertemu dengan Prabu uwul-uwul ketika di keratonnya, Prabu itu sangat gagah dan sangat tampan tidak menakutkan seperti sekarang.

"Hahaha! hahaha! grok!" tawa suara Raja siluman babi yang menggetarkan seluruh jagat raya, membuat bulu Kuduk berdiri makin menambah rasa takut.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? apa kamu sudah lupa dengan gustimu yang bernama Prabu uwul-uwul, yang kamu panggil untuk datang ke tempat ini, grok!" Lanjut makhluk menyeramkan itu dengan menatap tajam ke arah Bah Abun.

"Ampun Gusti, Maafkan Saya Gusti!" hanya kata itu yang keluar dari mulut Mbah Abun dia merasa gugup dengan kejadian yang sangat menakutkan bahkan tubuhnya terlihat bergetar.

"Aku tidak butuh Maaf darimu, aku hanya datang untuk menyanggupi undanganmu, sekarang kamu mau minta apa Abun, Abun, hahaha! grock."

"Iya Nama saya adalah Abun Tuan Gusti, Sekarang saya sedang memiliki kesusahan yang tidak terhingga. semoga saja Gusti mau menolong saya, karena anak saya tidak bisa membuka baju." jawab Mbah Abun sambil tetap menyembah kepada raja siluman babi, kemudian dia menunjuk seekor babi yang terbaring di atas kasur menggunakan ibu jari.

"Hahaha, gampang Abun.....! gampang......! bahkan itu sangat gampang sekali abun, abuun, hahaha....! buka saja oleh kamu sendiri, pasti Baju itu akan terbuka. tapi ada syaratnya anak kamu harus dimandikan terlebih dahulu menggunakan degan kelapa ijo, kemudian kamu akan bisa membukanya dengan mudah tidak akan menemukan kesulitan. hahaha, Abun...! Abun.....! hahaha, grok!" jawab Prabu uwul-uwul yang diakhiri dengan tertawa terbahak-bahak namun semakin lama suara tawa itu semakin menjauh bahkan tidak terdengar kembali.

Suasana di rumah mbah Abun sangat sunyi tidak ada sedikitpun kehangatan di rumah itu, membuat orang-orang yang berada di sana merasa tidak betah. kalau tidak ingat dengan tanggung jawab dan keinginan untuk mengetahui kejadian selanjutnya, mungkin mereka sudah kabur untuk pulang ke rumah masing-masing. berbeda dengan Mbah Abun dia merasa bahagia karena sudah menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dia hadapi.

Dengan perlahan Mbah Abun mulai mengangkat kembali kepalanya, ingin mengucapkan terima kasih atas semua pertolongan yang diberikan oleh Sang Prabu uwul-uwul. Namun sayang ketika dia melihat ke arah tempat makhluk itu sudah tidak terlihat lagi, Mbah Abun hanya bisa terdiam melongok sambil memegang dadanya yang terasa sesak. namun lama-kelamaan dia pun menarik nafas dalam kemudian tangannya mengambil kemenyan lalu dibakar di atas gerabah, asapnya terlihat mengepul kembali memenuhi kamar.

Setelah itu Mbah Abun pun mengambil degan yang ada di tempat itu, lubangnya diperbesar agar mudah Ketika nanti dituangkan. kemudian dia pun bangkit dari tempat semedinya lalu menyiram tubuh babi ngepet menggunakan air degan, diawali dengan menyiram ubun-ubun Ranti sampai ke ekornya.

Aneh tapi nyata, Ranti yang sejak dari tadi hanya terdiam pingsan tiba-tiba bangkit kemudian mengeluarkan suara yang sangat nyaring. membuat orang-orang yang berada di tengah rumah merasa kaget dengan suara itu, bahkan Ambu Yayah terlihat terdiam seperti orang yang terkena hipnotis.

Sedangkan Mbah Abun yang berada di dalam kamar dia mulai mengusap tubuh babi itu mulai dari ubun-ubun hingga kepundak. tiba-tiba kepala babi itu pecah, lalu muncullah kepala seorang manusia seperti kupu-kupu yang baru keluar dari kepompongnya.

Semakin lama kepala itu semakin jelas bahwa kepala itu adalah Ranti, baju jimat yang membelenggu tubuhnya selama beberapa bulan terakhir mulai melorot kemudian lepas seutuhnya. baju itu terjatuh ke atas kasur, besarnya tidak lebih dengan ukuran sapu tangan, warnanya yang hitam pekat membuatnya terlihat mengkilap ketika tersinari oleh lampu Damar yang berada di kamar itu.

Dengan segera Bah Abun mengambil baju itu lalu memasukkannya ke dalam kantong baju, takut ditemukan oleh orang lain bahkan Ranti yang belum sadar seutuhnya dia tidak sempat melihat baju itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!