Merasa Bersalah

****

Alfiya masih berada di boncengan Joe saat itu. Motor yang menderu itu melaju kencang membelah jalanan ibu kota. Langit sudah sangat gelap. Sementara Alfiya memeluk Joe dari belakang dengan begitu eratnya. Menyenderkan kepala dipunggung hangat laki-laki itu.

Alfiya meraih ponsel dari dalam tasnya saat ia merasakan dering berkali-kali dari benda itu.

"Joe...." Alfiya menepuk-nepuk bahu sang pacar yang masih menyetir.

Merasakan tangan Alfiya menepuk punggungnya pelan, Joe menoleh sebentar kebelakang. "Kenapa?"

"Joe, berhenti sebentar." Teriak Alfiya kemudian.

Menyadari hal itu kemudian Joe pun meminggirkan motor tipe sportbike miliknya ditempat yang lumayan sepi.

Gadis itu pun kemudian turun dari motor perlahan. Bergegas merogoh ponselnya dari dalam mini slang bag itu. Alfiya lalu memperhatikan layar ponselnya. Ia membelalak lebih 20 kali panggilan tidak terjawab dari Rian. Melihat hal itu tiba-tiba perasaan Alfiya menjadi tidak enak, jarang sekali adik iparnya itu menghunginya berkali-kali seperti ini.

"Kenapa?" tanya Joe dengan tatapan penasaran.

"Rian telepon dari tadi. Kayaknya asa hal penting." sahut Alfiya cemas dengan tangan gemetar.

Joe mendesah santai. "Paling kamu disuruh pulang."

Alfiya berdecak, tidak menggubris sahutan sang pacar. Ingin menelepon Rian balik, namun setika itu juga ponselnya kembali berdering. Alfiya lantas bergegas menggeser layar ponselnya dan Alfiya pun langsung menjawab.

"Ha-halo...." Ucapnya gugup, entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup semakin kencang.

"Mbak, lo dimana?" Suara diseberang tak kalah cemasnya.

"Masih diluar sama Joe. Kenapa?" sahut Alfiya dengan mata mengerling kesana-kemari, mulai menerka-nerka ada apakah gerangan Rian meneleponnya.

"Mbak kesini sekarang! Kita semua lagi dirumah sakit."

Deg! Jantung Alfiya semakin berdegup-degup tidak karuan mendengar kabar itu. "Si-siapa yang sakit, yan?"

"Cepetan mbak. Mbak Gita ketabrak mobil dan sekarang keadaannya lagi kristis."

Ya, tuhan. Bagai disambar petir. Bibir Alfiya langsung gemetar. Hatinya mencelos dan tubuhnya langsung merosot saat itu juga.

Melihat hal itu Joe langsung cepat menangkap tubuh melemas Alfiya. "Kenapa? Siapa yang telpon? Ada apa fi?" Tanya Joe cemas.

Alfiya menengadakah kepalanya sejenak, berharap sang kakak akan baik-baik saja. Ia lalu menatap Joe.

"Joe, anterin aku ke rumah sakit sekarang. Mbak Gita.... mbak Gita ketabrak mobil." Isaknya kemudian tiba-tiba.

Mendengar hal tersebut Joe pun mengangguk cepat.

****

Beberapa saat kemudian sesampainya mereka dirumah sakit. Alfiya langsung terburu-buru berlari dengan cepat sementara Joe yang baru saja memarkirkan motor mengikutinya dari belakang.

Cemas, Alfiya benar-benar cemas saat ini. Sedari diperjalanan tadi air matanya tak henti-henti mengalir. Setelah mengetahui ruangan tempat kakaknya dirawat Alfiya dengan cepat menuju ke ruangan itu.

Ia terus mencari ruanganan sang kakak dengan cemas dan khawatir. Sesampainya dia ke ruangan yang dituju. Langkah yang tadinya sangat cepat langsung melemah saat itu juga. Semua keluarga berkumpul disana. Ia melihat ibunya yang menangis lemah dengan mata terpejam dipelukan sang ayah yang terlihat tak kalah pilunya. Sementara Elvan, suami kakaknya tengah menangis dengan tubuh menghadap dinding.

Rian yang melihat kedatangan Alfiya bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri.

Dengan air mata yang masih merembes, Alfiya mengikuti langkah Rian yang mendekat. Sorot mata sembab penuh tanya itu sudah cukup untuk seorang Rian memulai untuk menceritakan semua rangkaian kejadian yang menyebabkan sang kakak akhirnya menjadi kecelakaan.

Alfiya semakin meraung mendengar itu. Ia menutup mulutnya agar suara tangis itu tertahan. Tubuhnya merosot sembari bersender pada dinding hingga ia terduduk di lantai. Ini salahnya. Kakaknya seperti ini karena salahnya. Andaikan dia menolak saat Joe mengajak pergi saat keluarganya sedang sibuk oleh acara yang berlangsung tadi. Andaikan ia langsung menuruti permintaan ibunya untuk segera mencari Anggian.

Andaikan, terlalu banyak andaikan di kepalanya saat ini....

"Ini salah mbak Rian.... mbak yang salah." Ucapnya pilu.

"Mbak, jangan nyalahin diri sendiri. Kita doain agar mbak Gita selamat." Ucap Rian mencoba menenangkan.

Alfiya menggeleng tangisnya semakin pilu, biar bagaimana pun ia tetap merasa bersalah.

Melihat hal itu Rian langsung memeluk erat. "Sabar mbak, yakin.... mbak Gita pasti selamat."

Setelah pelukan itu terlepas, Alfiya mengusap air matanya kemudian beranjak hendak menghampiri ibunya. Namun, langkahnya kembali terhenti saat tiba-tiba seorang dokter yang sudah berumur keluar dari ruangan itu.

Kemudian Elvan yang tengah dilanda cemas dan kesedihan dengan langkah berat langsung menghampiri sang dokter yang menatapnya dengan raut wajah yang tak terbaca.

Sejenak dokter itu pun menunduk sebelum akhirnya ia siap mengatakan sesuatu pada sosok pria yang sedang mengharap itu.

Dokter mengangkat tangannya untuk menyentuh bahu Alvian. Ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya berat. "Maafkan kami. Kami semua sudah mengusahakan segalanya."

Elvan masih menunggu lanjutan ucapan itu dengan jantung yang berdegub semakin kencang. Tidak jauh beda dengan ibu dan ayah serta semua orang yang ada diruangan itu menunggu dengan harap-harap cemas.

Elvan masih rancu dengan ucapan itu. "Maksud dokter? Jadi istri saya bagaimana?" tanyanya kemudian dengan bibir gemetar.

Dokter itu menatap Elvan dalam-dalam, ia menunduk sejenak dengan tarikan nafas kuat. "Istri anda tidak bisa kami selamatkan. Kami mohon maaf."

Elvan seketika langsung merosot saat itu juga. Dada sesak, rasanya tak percaya jikalau sang istri telah pergi untuk selama-lamanya. Ia tertunduk lunglai tak berdaya.

Ini tidak benar, kan? Ini cuma mimpi bukan? Elvan menggeleng. "Tidak mungkin! Tidak mungkin, dokter. Istri saya...." Elvan mendadak kehabisan kata-kata. Tidak, istrinya tidak mungkin meninggalkannya.

Tuhan, kenapa? Kenapa harus terjadi? Kenapa tidak dia saja, kenapa harus istrinya? Kenapa ini harus terjadi padanya. Bagaimana dia akan hidup, bagaimana dengan anak mereka? Bagaimana dengan dirinya? Rasanya ia tidak sanggup menghadapi ini.

Maka tak lama air mata itu langsung menetes membasahi pipinya. Mulutnya terbuka untuk sebuah tangisan pilu. "Anggita...."

Sementara itu seketika itu juga ibu Ernika ikut menjerit pilu. "Tidak mungkin!! Tidak mungkin!! Anggitaaaaaa.... anakku, putriku...." ibu meraung-raung menjerit dan menangis histeris. Sementara itu sang suami yang sedari tadi memang sudah merasa lemas, lunglai seketika. "Putriku...." ibu terus meraung-raung menangisi putrinya.

Saat itu seketika dunia terasa kosong bagi semuanya. Bumi serasa tidak bisa mereka pijaki. Gelap, menyelimuti hati mereka saat itu juga.

Anggita, dia adalah seorang anak yang sangat menghormati kedua orang tuanya, seorang istri yang begitu mencintai suaminya, seorang kakak yang selalu mengayomi adiknya dan juga ibuk dari seorang anak masih berusia tiga tahun yang masih sangat membutuhkannya itu, kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Alfiya pun langsung roboh saat itu juga, Joe yang sedari tadi ada dibelakangnya ingin menangkap, namun sayang ia kalah cepat dari Rian.

"Riaann, mbak Gita.... nggak mungkin pergi. Riaann.... ini salah aku...." Mata sembab itu pun mulai menggelap, hatinya sakit serasa tertarik keluar. "Salah aku Riaan...." Hingga akhirnya Alfiya benar-benar pingsan dipelukan Rian.

Anggita telah meninggalkan mereka selamanya.

*

*

*

*

Like, Vote, Komen ges!

Happy Reading!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Elvan juga udah tau di rumah ada majlisnya kenapa malah kerja,?Gak mungkinnkan gak bisa cuti, Semuanya sok sibuk, Walaupun vuman cerita novel tapi aku kesel aja dgn semua nya..

2023-11-11

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nih Cewek dan Cowok nya sama2 gak bener,,😡😡

2023-11-11

0

Bzaa

Bzaa

maut sdh ada yg mengatur, kita gak tau kpn datangny... jdi jgn menyalahkan diri...

2022-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog + Visual
2 Kejadian Memilukan
3 Merasa Bersalah
4 Tatapan Kebencian
5 Bawa Aku Kemana pun
6 Dia Memanggilku Bunda?
7 Ingin Menikahkan
8 Tawaran Menikah
9 Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10 Dengan Syarat
11 Memulai Sandiwara
12 Hari Pernikahan
13 Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14 Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15 Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16 Aku Ingin Kita Pisah
17 Aku Harus Bagaimana
18 Tersipu
19 Terbuai
20 Berdesir
21 Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22 Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23 Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24 Mulai Ragu
25 Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26 Aku Hanya Ingin Memastikan
27 Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28 Menangislah Dipelukanku
29 Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30 Dia Harus Mencicipi Masakanku
31 Dia Menungguku Pulang
32 Jantung Yang Mendadak Terpompa
33 Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34 Tidak Terkendali
35 Janji Suci Dan Sakral
36 Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37 Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38 Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39 Merasa Dirinya Gila
40 Jangan Melihatku Seperti Itu
41 Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42 Nafkah Batin Darimu
43 Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44 Selingkuh?! Dipermainkan?!
45 Dia Adalah Istrinya
46 Terimakasih Sudah Mencintaiku
47 Aku Mau Liburan
48 Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49 Belanja Untuk Honey Moon
50 Perasaan Yang Tak Sama
51 Sebal! Kesal!
52 Kenapa Kamu Mencintaiku?
53 Honey Moon
54 Honey Moon 1
55 Honey Moon 2
56 Terbongkar (End)
57 Season 2 [Ketakutan Elvan]
58 Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59 Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60 Season 2 [Darah! ]
61 Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62 Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63 Season 2 [POV Alfiya 1]
64 Season 2 [Elvan mengakuinya]
65 Season 2 [Pengakuan ]
66 Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67 Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68 Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69 Season 2 [Elvan menemui Joe]
70 Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71 Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72 Season 2 [Elvan takut lagi]
73 Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74 Flashback 2 [Aduan Anggita]
75 Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76 Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77 FLASHBACK SELESAI
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog + Visual
2
Kejadian Memilukan
3
Merasa Bersalah
4
Tatapan Kebencian
5
Bawa Aku Kemana pun
6
Dia Memanggilku Bunda?
7
Ingin Menikahkan
8
Tawaran Menikah
9
Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10
Dengan Syarat
11
Memulai Sandiwara
12
Hari Pernikahan
13
Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14
Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15
Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16
Aku Ingin Kita Pisah
17
Aku Harus Bagaimana
18
Tersipu
19
Terbuai
20
Berdesir
21
Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22
Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23
Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24
Mulai Ragu
25
Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26
Aku Hanya Ingin Memastikan
27
Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28
Menangislah Dipelukanku
29
Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30
Dia Harus Mencicipi Masakanku
31
Dia Menungguku Pulang
32
Jantung Yang Mendadak Terpompa
33
Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34
Tidak Terkendali
35
Janji Suci Dan Sakral
36
Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37
Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38
Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39
Merasa Dirinya Gila
40
Jangan Melihatku Seperti Itu
41
Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42
Nafkah Batin Darimu
43
Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44
Selingkuh?! Dipermainkan?!
45
Dia Adalah Istrinya
46
Terimakasih Sudah Mencintaiku
47
Aku Mau Liburan
48
Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49
Belanja Untuk Honey Moon
50
Perasaan Yang Tak Sama
51
Sebal! Kesal!
52
Kenapa Kamu Mencintaiku?
53
Honey Moon
54
Honey Moon 1
55
Honey Moon 2
56
Terbongkar (End)
57
Season 2 [Ketakutan Elvan]
58
Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59
Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60
Season 2 [Darah! ]
61
Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62
Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63
Season 2 [POV Alfiya 1]
64
Season 2 [Elvan mengakuinya]
65
Season 2 [Pengakuan ]
66
Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67
Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68
Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69
Season 2 [Elvan menemui Joe]
70
Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71
Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72
Season 2 [Elvan takut lagi]
73
Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74
Flashback 2 [Aduan Anggita]
75
Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76
Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77
FLASHBACK SELESAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!