Aku Ingin Kita Pisah

****

Sedari tadi Alfiya terus mondar mandir didepan kamar Elvan. Sesekali ia mengelus tengkuknya yang terasa kaku. Ia mendengus dan menggigit bibir beberapa kali karena ketidak yakinannya untuk mengatakan perihal niatan Joe tadi kepada Elvan. Ia tahu ini sudah tengah malam, namun sepertinya menyegerakan apa yang hendak ia lontarkan lebih baik dilakukan saat ini juga. Ingat dia hanya punya waktu dua bulan sebelum Joe datang melamarnya.

Ragu-ragu dia pun mulai mengetuk pintu kamar.

Tok! Tok!

"Mas Elvan, Mas...." Panggil Alfiya lembut.

Alfiya menunggu beberapa saat, tidak ada sahutan. Ia pun mencoba mengetuk sekali lagi.

"Mas Elvan.... Udah tidur ya." Menunggu, lagi-lagi Alfiya menunggu sahutan. Lama juga! Apa jangan-jangan Elvan memang sudah tertidur?

Gadis itu lalu mendesah pelan, agaknya ia kecewa. Mungkin lebih baik ia memang mengatakan maksudnya besok pagi. Ia kemudian memutar tubuhnya perlahan dan berbalik untuk melangkah menunju kamarnya.

Cklek! Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Alfiya pun langsung antusias untuk berbalik.

"Kenapa Fi?" Tanya laki-laki yang tengah menggosok rambut basahnya dengan handuk putih lembut itu.

Alfiya terperangah. "M-mas habis mandi?" Tanyanya kaku. Melihat wajah Elvan yang terlihat segar entah kenapa ia tiba-tiba mendadak canggung sendiri.

"Iya, mas tiba-tiba kepanasan." jawabnya santai.

"Kepanasan? Bukannya ini lagi hujan ya?" Alfiya mengintip jendela kaca dari ruang tamu. Benar sekarang sedang hujan.

Elvan tak menjawab ucapan itu. Laki-laki lantas menyunggingkan senyum yang tidak bisa diartikan. "Ini kepanasannya beda Fi." Jawab Elvan konyol.

"Oh, beda gimana?" Entah kenapa ia malah larut dengan obrolan itu, seolah melupakan niatan awalnya kenapa ia bisa berdiri didepan kamar itu saat ini.

Lagi-lagi Elvan tersenyum. "Kamu gak berhak tau, gak bagus, buat anak perawan."

Alfiya lantas mendesis. "Apaan sih, mas Elvan gak jelas." sungutnya.

Elvan terkekeh, lalu membawa handuk itu untuk menggantung dilehernya. "Oh, iya kamu mau ngomong apa? Penting?"

Alfiya mengangguk pelan dengan jantung yang tiba-tiba berdegub kencang. Mengira-ngira akankah ia bisa menjelaskan kepada Elvan perihal isi kepalanya saat ini.

"Mau ngobrol dimana, dikamar Mas atau dikamar kamu?"

Alfiya kemudian melotot. "Mas! Jangan aneh-aneh deh, masak ngobrol dikamar aku."

Elvan menarik sudut bibirnya mendengar protes Alfiya. "Mas cuma tanya Fi. Kok emosi gitu?" sahutnya kemudian.

"Lagian pertanyaannya konyol gitu." dengusnya kemudian.

"Iya, nanti dulu ya mas mau ganti baju dulu."

Alfiya mengangguk. "Ya, udah aku tunggu mas diruang keluarga."

Beberapa saat kemudian mereka pun duduk saling berhadapan diruang keluarga.

"Kamu mau ngomong soal apa?"

Alfiya mengehela nafas panjang. Entah kenapa ia merasa gugup. Rupanya mengucapkan apa yang sudah ia rencanakan didalam kepalanya tadi tidak semudah yang ia bayangkan. Ia malah terduduk kaku dihadapan Elvan dengan mulut yang sulit terbuka.

"Fi?!" Seru Elvan kemudian. "Apa ada sesuatu yang mengganggu kamu?" Tanyanya khawatir.

Ditanya seperti itu malah semakin membuat Alfiya tersengal. Ini dia kenapa sih sebenarnya? Ayo Alfiya bicara, inilah saat yang tepat.

"Fiya, kamu nggak apa-apa kan?" Elvan beranjak kemudian duduk bersimpuh dihadapan Alfiya sembari memandang wajah perempuan itu dengan seksama. "Kamu mau ngomong apa? Apa ada sesuatu yang ganggu kamu? Cerita Fi."

Ya tuhan, kenapa Elvan malah bersikap seperti ini padanya. Dia kan malas semakin bingung untuk mulai membuka suara.

"Mas aku...."

"Hem??" sahut Alvian cepat.

Alfiya meneguk ludahnya kelu. Bibirnya tiba-tiba bergetar saat hendak kembali memulai ucapannya. "Aku...." ucapannya itu terjeda sejenak oleh matanya yang menatap mata Elvan yang memancarkan sorot mata menunggu penuh tanya yang semakin penasaran.

"Mas, aku mau kita pisah secepatnya." Huh, akhirnya ucapan itu pun terlontar juga. "Satu tahun itu terlalu lama. Aku gak bisa nunggu selama itu. Aku mohon mari kita berpisah setelah pernikahan ini berjalan selama dua bulan."

Elvan terpaku tiba-tiba oleh ucapan itu. Hingga keheningan pun mengunci disana.

Tatapan mereka saling menerka. Maka yang Alfiya rasakan saat itu adalah jantung yang terus berdegub dengan kencang, keringatnya tiba-tiba bercucuran. Cemas, dia benar-benar cemas saat ini.

Tapi, dirinya benar kan? Iya, dia telah melakukan hal yang benar saat ini.

"Mas Elvan. Mas kok diam aja." ucap Alfiya akhirnya.

Elvan memejamkan matanya sejenak. Laki-laki itu kemudian menunduk sesaat seperti memikirkan banyak hal.

"Mas Elvan, jawab dong mas." Alfiya kemudian menarik bergelangan Elvan. "Gimana, mas setuju kan, kalau kita berpisah secepat mungkin?" ia mendongak menatap Elvan yang ada diatasnya.

Karena Elvan belum juga mengatakan apa pun Alfiya pun lantas berdiri cepat, berusaha mensejajarkan tubuh mereka.

"Kenapa mas diam?"

"Alfiya yang kamu katakan tadi bukan sebuah pertanyaan yang seharusnya dilontarkan untuk mas. Tapi pertanyaan itu sebenarnya untuk diri kamu sendiri." ujar Elvan, matanya tak urung menatap sorot menggebu dihadapannya.

"Maksud mas?" Tanyanya heran.

"Pernikahan kita, aku tanya siapa yang memintanya?"

Deg! Deg!

Ibuk!

Bapak!

Pernikahan mereka adalah permintaan ibu dan bapak. Alfiya sadar, ia telah salah meminta hal ini. Jika ia menginginkan perpisahan berarti bukan Elvan yang harus dirinya hadapi, akan tetapi ibu dan juga bapak-nya.

"Tapi, mas...." Alfiya mulai berucap frustasi.

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin berpisah?" tanya Elvan akhirnya.

Mendengar suara rendah Elvan Gadis itu tiba-tiba menurunkan pandangannya. "Joe...." Alfiya menunduk semakin pelan. "Joe mau melamar aku dua bulan lagi, aku bingung.... nggak mungkin Joe datang melamar aku sementara aku masih terikat pernikahan sama mas Elvan..." lirihnya pelan.

Alfiya kemudian mendongak menatap tubuh tinggi dihadapannya. "Mas, mau bantu aku."

Elvan masih bungkam. Sepertinya laki-laki itu tidak tahu harus bagaimana menjawab ucapan Alfiya. Disatu sisi ia ingat perjanjiannya dengan gadis itu. Pada dasarnya sebenarnya ia punya hak atas Alfiya, tapi kembali pada tujuan awal mereka menikah, yakni demi ibu dan juga bapak.

"Bilang sama bapak, kalau mas ingin cepat-cepat pisah dari aku." Alfiya meraih kedua telapak tangan Elvan yang masih terasa dingin oleh air. "Aku mohon mas, lakukan ini demi aku. Joe dua bulan lagi akan segera melamar aku. Dan, berselang tiga bulan kemudian kami berencana akan segera menikah." telapak tangan mulusnya semakin menggenggam erat telapak tangan Elvan.

Yang Alfiya lihat saat itu adalah, raut wajah Elvan yang tidak dapat ia artikan. Saat itu raut wajah laki-laki dihadapannya ini sangat susah ditebak.

"Jadi, mas gimana?" tatap Alfiya penuh harap. "Mas mau kan, membujuk bapak?" tatapnya memelas. "Aku mohon mas."

Wajah Elvan menegang dengan mata yang membulat. "Mas akan coba...."

Mata Alfiya pun melebar sempurnya. Dengan cepat gadis itu lalu memeluk Elvan. "Terimakasih mas, terimakasih banyak."

Elvan menarik sudut bibirnya, tangannya perlahan terangkat untuk membalas pelukan Alfiya.

"Terimakasih banyak mas Elvan."

"Sama-sama." ujarnya laki-laki itu dengan suara yang datar.

*

*

*

*

Happy Reading!

Like, Vote dan Komen yo Ges!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

ALFIYA YANG EGOIS, KARENA DIA KAKAKNYA MENINGGAL,Malah dia enak2 dgn pacarnya,Aku doa kan semoga Joe ada cewek lain,Biar tau rasa Alfiya..

2023-11-11

0

RisaRis27670746

RisaRis27670746

elvan lah korban sebenarnya

2021-12-17

0

Lope Emoet

Lope Emoet

kayaknya evan dah ada rasa sama alfiya deh,,,

2021-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog + Visual
2 Kejadian Memilukan
3 Merasa Bersalah
4 Tatapan Kebencian
5 Bawa Aku Kemana pun
6 Dia Memanggilku Bunda?
7 Ingin Menikahkan
8 Tawaran Menikah
9 Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10 Dengan Syarat
11 Memulai Sandiwara
12 Hari Pernikahan
13 Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14 Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15 Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16 Aku Ingin Kita Pisah
17 Aku Harus Bagaimana
18 Tersipu
19 Terbuai
20 Berdesir
21 Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22 Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23 Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24 Mulai Ragu
25 Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26 Aku Hanya Ingin Memastikan
27 Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28 Menangislah Dipelukanku
29 Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30 Dia Harus Mencicipi Masakanku
31 Dia Menungguku Pulang
32 Jantung Yang Mendadak Terpompa
33 Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34 Tidak Terkendali
35 Janji Suci Dan Sakral
36 Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37 Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38 Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39 Merasa Dirinya Gila
40 Jangan Melihatku Seperti Itu
41 Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42 Nafkah Batin Darimu
43 Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44 Selingkuh?! Dipermainkan?!
45 Dia Adalah Istrinya
46 Terimakasih Sudah Mencintaiku
47 Aku Mau Liburan
48 Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49 Belanja Untuk Honey Moon
50 Perasaan Yang Tak Sama
51 Sebal! Kesal!
52 Kenapa Kamu Mencintaiku?
53 Honey Moon
54 Honey Moon 1
55 Honey Moon 2
56 Terbongkar (End)
57 Season 2 [Ketakutan Elvan]
58 Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59 Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60 Season 2 [Darah! ]
61 Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62 Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63 Season 2 [POV Alfiya 1]
64 Season 2 [Elvan mengakuinya]
65 Season 2 [Pengakuan ]
66 Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67 Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68 Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69 Season 2 [Elvan menemui Joe]
70 Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71 Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72 Season 2 [Elvan takut lagi]
73 Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74 Flashback 2 [Aduan Anggita]
75 Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76 Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77 FLASHBACK SELESAI
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog + Visual
2
Kejadian Memilukan
3
Merasa Bersalah
4
Tatapan Kebencian
5
Bawa Aku Kemana pun
6
Dia Memanggilku Bunda?
7
Ingin Menikahkan
8
Tawaran Menikah
9
Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10
Dengan Syarat
11
Memulai Sandiwara
12
Hari Pernikahan
13
Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14
Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15
Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16
Aku Ingin Kita Pisah
17
Aku Harus Bagaimana
18
Tersipu
19
Terbuai
20
Berdesir
21
Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22
Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23
Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24
Mulai Ragu
25
Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26
Aku Hanya Ingin Memastikan
27
Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28
Menangislah Dipelukanku
29
Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30
Dia Harus Mencicipi Masakanku
31
Dia Menungguku Pulang
32
Jantung Yang Mendadak Terpompa
33
Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34
Tidak Terkendali
35
Janji Suci Dan Sakral
36
Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37
Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38
Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39
Merasa Dirinya Gila
40
Jangan Melihatku Seperti Itu
41
Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42
Nafkah Batin Darimu
43
Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44
Selingkuh?! Dipermainkan?!
45
Dia Adalah Istrinya
46
Terimakasih Sudah Mencintaiku
47
Aku Mau Liburan
48
Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49
Belanja Untuk Honey Moon
50
Perasaan Yang Tak Sama
51
Sebal! Kesal!
52
Kenapa Kamu Mencintaiku?
53
Honey Moon
54
Honey Moon 1
55
Honey Moon 2
56
Terbongkar (End)
57
Season 2 [Ketakutan Elvan]
58
Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59
Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60
Season 2 [Darah! ]
61
Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62
Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63
Season 2 [POV Alfiya 1]
64
Season 2 [Elvan mengakuinya]
65
Season 2 [Pengakuan ]
66
Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67
Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68
Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69
Season 2 [Elvan menemui Joe]
70
Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71
Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72
Season 2 [Elvan takut lagi]
73
Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74
Flashback 2 [Aduan Anggita]
75
Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76
Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77
FLASHBACK SELESAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!