Aku Harus Bagaimana

****

Akhirnya Alfiya dan Elvan pun melakukan perjalan untuk menemui ibu dan juga bapak. Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sementara mereka berdua duduk didepan, Anggian tengah tertidur pulas di stroller yang ada kursi penumpang.

Saat itu Alfiya hanya bisa menunduk selama perjalanan ke rumah kedua orang tuanya. Kalau ditanya bagaimana perasaanya saat ini, sebenarnya perempuan itu merasa kurang yakin. Ada rasa takut cemas dan juga bahagia yang keduanya bercampur menjadi satu.

Iya, dia harus bahagia karena dirinya melakukan ini demi Joe, demi pernikahan mereka lima bulan yang akan datang.

Sedari tadi ia juga terus memandangi laki-laki berkacama mata disampingnya. Ada perasaan asing yang menyusup dalam hati Alfiya saat itu. Namun, entah apa ia tidak mengerti. Yang jelas kala menatap Elvan perasaan tidak enak itu terus ia rasakan.

Hingga akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan.

Alfiya dan juga Elvan agak heran, ketika mereka melihat seluruh pintu terkunci dengan rapat. Hanya ada mang Saswi, orang yang memang sudah sangat lama bertugas menjaga rumah itu.

"Orang rumah kemana pak? Kok semua pintu dikunci." Tanya Alfiya.

Mang Saswi yang tengah menggunting dedaunan tanaman pun menghentikan kegiatannya. Ia memutar tubuh untuk menghadap kedua pasutri dihadapannya.

"Orang dirumah pada kerumah sakit mbak." jawab Mang Saswi.

"Dirumah sakit!!" Seru Alfiya dan Alvian berbarengan.

Sementara Alfiya terlihat mendadak syok, Elvan pun kembali bertanya. "Siapa yang sakit?"

"Ibuk Mas. Tadi malam, ibuk dibawa kerumah sakit."

Deg! Alfiya langsung menoleh kearah Elvan. "Mas...."

Elvan pun menatap Alfiya balik. "Kita ke rumah sakit sekarang."

••••

Saat itu setibanya mereka dirumah sakit. Perasaan dejavu kembali merasuk ke dalam lingkup hati mereka. Rumah sakit adalah pengingat peristiwa pilu beberapa waktu lalu. Dimana saat itu mereka semua telah kehilangan Anggita untuk selama-lamanya.

Beberapa saat kemudian merek tiba disalah satu ruang rawat inap tempat ibu berada. Alfiya dan Elvan memasuki ruangan tersebut tampak bapak dan juga Rian tengah menunggui ibu disana.

"Pak, ibuk gimana?" Tanya Alfiya kepada bapak yang tengah duduk disofa.

Bapak mendongak pada dua sosok yang tengah berdiri dihadapannya dengan tatapan nanar. Laki-laki yang sudah berumur itu tampak terlihat sangat lesu dengan kening mengkerut.

"Pak??" tanya Alfiya lagi.

Bapak tidak menggubris Alfiya, laki-laki itu malah menatap Elvan dengan serius.

"Van, bapak mau bicara sebentar sama kamu."

Elvan yang mengerti tatapan serius bapak langsung mengangguk.

Sementara Elvan dan bapak tengah berbicara diruangan lain. Saat itu Alfiya tengah terduduk dikursi disamping ranjang tempat ibu terbaring. Gadis itu menatap ibunya dengan pilu. Niatnya tadi ia ingin membicarakan tentang pernikahannya dengan Elvan, malah keadaan ini yang ia lihat.

Entahlah, ia rasa keadaan malah tambah semakin rumit sekarang. Bagaimana ia akan mengatakan keinginnya kepada bapak kalau keadaan ibu seperti ini.

"Ibuk...." lirihnya sembari meraih tangan kaku ibu. "Aku harus gimana? Keadaan ini terlalu menyulitkan buat aku." Alfiya menggigit bibirnya yang bergetar. "Aku udah turutin maunya ibuk dan bapak untuk menikah dengan mas Elvan, tapi.... kami nggak saling mencintai buk."

Alfiya mendongak dengan hati yang sesak, sungguh semuanya benar-benar membingungkan. Semua ini membuat pikirannya bercabang, tentang Joe yang akan melamarnya, beban pernikahan yang ia jalani dengan Elvan dan dia juga harus memikirkan perasaan bapak dan ibu. Sulit, saat ini ia sangat sulit menata dirinya, tengang apa yang ia rasa, apa yang ia pikirkan, semuanya begitu menyulitkan.

"Ibuk...." air mata Alfiya tiba-tiba menetes saat itu juga. "Apa aku harus menerima kebingungan ini karena hari itu, hari dimana aku tidak menuruti perintah ibuk untuk mencari Gian dan malah kabur dari rumah bersama Joe."

Andai, semua orang tahu perasaannya. Beban rasa bersalah itu terus ia rasakan hingga saat ini.

"Apa kalau hari itu aku menuruti permintaan ibuk, mbak Gita nggak akan ninggalin kita untuk selama-lamanya? Apa semua ini memang salah aku?" Alfiya terus meneteskan air mata pilu.

Hingga tanpa diduga oleh jatuhnya tetesan air mata itu, tangan ibu yang sedang digenggamnya tiba-tiba bergerak. Alfiya mendongak dan melihat mata ibu yang tiba-tiba berkedip.

Ibuk sadar!

Apa ibu mendengar yang baru saja dia katakan? Alfiya menerka-nerka, kalau iya begitu apakah setelah ini ibu akan mengerti perasaannya selama ini.

"Ibuk...." Alfiya beranjak dari duduknya dan mengusap kepala ibu pelan. "Ibuk sadar, aku panggilin dokter dulu ya." gadis itu lalu berbalik dan melangkah.

"Anggita...."

Ucapan pertama yang ibu lontarkan itu, mampu membuat Alfiya menghentikan langkahnya.

"Anggita, jangan pergi nak, ibuk rindu sekali sama kamu. Jangan pergi.... jangan pergi...." panggilannya begitu pilu.

Alfiya tiba-tiba mematung. Tuhan! Bagaimana ini? Lagi-lagi ibu terkadang masih menganggapnya Anggita. Kapan ibu akan sembuh? Padahal ia sudah menuruti kemauan ibu dan bapak untuk menikahi Elvan.

"Anggitaaaa.... jangan pergi." Air mata ibu tiba-tiba menetes. "Jangan pergi nak...."

Alfiya pun kembali mendekati ranjang ibu, gadis itu membungkukkan tubuhnya untuk memeluk ibu dengan pelan.

"Aku nggak akan ninggalin ibuk.... aku janji."

••••

Sementara itu diluar ruang rawat inap tersebut Alfiya dan juga Elvan tengah berbicara serius dengan dokter rumah sakit. Sedangkan didalam ada bapak yang terus berusaha menenangkan ibu yang tiba-tiba mengamuk saat tidak bisa menerima kenyataan ketika tadi seluruh keluarga memberitahukan kepadanya bahwa Alfiya bukanlah seorang Anggita.

"Jadi kami harus gimana dokter agar ibuk cepat sembuh?" Tanya Alfiya saat itu.

Dokter tersebut menghela nafas, lalu berusaha tenang kembali. "Terus pantau keadaan pasien dengan baik, beri dia pengertian tentang sesuatu yang tidak bisa ia terima. Seperti cerita kamu tadi, biar bagaimana pun ibu kamu harus bisa menerima kalau kamu bukanlah orang yang dia maksud. Memang butuh waktu yang lama, tetapi lakukanlah semua dengan sabar."

Mendengar ucapan tersebut. Alfiya menunduk dalam-dalam, hatinya sakit dan pilu. Banyak sekali hal yang membuatnya terenyuh akhir-akhir ini.

Melihat perubahan raut wajah Alfiya yang mendadak berubah Elvan pun langsung mendekat. Ia mengelus punggung Alfiya dengan pelan, berusaha menenangkan perempuan itu.

"Apa ada pertanyaan lain yang perlu saya jelaskan?" tanya sang dokter.

Alfiya dan Elvan menggeleng pelan.

Sekarang hanya mereka berdua diluar ruangan itu. Elvan terus berusaha mengelus punggung Alfiya yang saat itu terlihat gadis tersebut terlihat semakin frustasi.

"Aku harus gimana...." lirih Alfiya. Gadis itu lalu mendongak menatap Elvan. "Mas...." lirihnya pelan. "Aku harus gimana mas?"

"Sabar...." satu kata yang hanya bisa Elvan ucapkan saat itu.

"Kalau keadaan ibuk seperti ini, aku gak bisa kasih tau mereka sekarang...." Memberitahu tentang niatan Joe untuk melamarnya.

"Hem..." sahut Elvan pelan sembari menghadapkan tubuh dihadapan Alfiya.

"Aku harus gimana...." gadis itu pun kembali meneteskan air mata. "Aku bingung, semua ini sulit buat aku mas."

Tanpa diduga Elvan pun tergerak untuk meraih gadis itu kedalam pelukannya, membiarkan gadis itu untuk menangis bersender didadanya.

"Mas.... aku harus gimana...." lirih Alfiya.

Elvan tidak menggubris. Laki-laki itu malah mengelus punggung Alfiya pelan, lagi-lagi ia ingin membuat gadis itu tenang.

"Kayaknya aku nggak bisa ngasih tahu bapak soal keinginan aku sekarang mas...."

Elvan hanya mengangguk pelan menanggapi itu, hingga tanpa sadar laki-laki tersebut malah mengecup puncak kepala Alfiya pelan. Entah dia sadar atau tidak dan apakah Alfiya merasakan itu. Namun yang pasti, pemandangan tersebut sempat dilihat oleh sosok yang sangat mengharapkan pernikahan mereka agar terus berlanjut untuk selamanya.

••

°°

••

°°

Happy Reading, like, vote, komen kalau suka.

Follow Author juga ges!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Terima pernikahan kamu karena itu permintaan ibu kamu, Karena di mata nya kamu lah penyebab anaknya meninggal,,

2023-11-12

0

Siti Julaekah Julaekah

Siti Julaekah Julaekah

Waduuh gawat nich

2021-06-30

0

Maulina Kasih

Maulina Kasih

sapa yg liat ya...ya allah itu elvan sabar banget....

2021-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog + Visual
2 Kejadian Memilukan
3 Merasa Bersalah
4 Tatapan Kebencian
5 Bawa Aku Kemana pun
6 Dia Memanggilku Bunda?
7 Ingin Menikahkan
8 Tawaran Menikah
9 Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10 Dengan Syarat
11 Memulai Sandiwara
12 Hari Pernikahan
13 Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14 Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15 Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16 Aku Ingin Kita Pisah
17 Aku Harus Bagaimana
18 Tersipu
19 Terbuai
20 Berdesir
21 Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22 Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23 Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24 Mulai Ragu
25 Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26 Aku Hanya Ingin Memastikan
27 Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28 Menangislah Dipelukanku
29 Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30 Dia Harus Mencicipi Masakanku
31 Dia Menungguku Pulang
32 Jantung Yang Mendadak Terpompa
33 Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34 Tidak Terkendali
35 Janji Suci Dan Sakral
36 Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37 Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38 Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39 Merasa Dirinya Gila
40 Jangan Melihatku Seperti Itu
41 Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42 Nafkah Batin Darimu
43 Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44 Selingkuh?! Dipermainkan?!
45 Dia Adalah Istrinya
46 Terimakasih Sudah Mencintaiku
47 Aku Mau Liburan
48 Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49 Belanja Untuk Honey Moon
50 Perasaan Yang Tak Sama
51 Sebal! Kesal!
52 Kenapa Kamu Mencintaiku?
53 Honey Moon
54 Honey Moon 1
55 Honey Moon 2
56 Terbongkar (End)
57 Season 2 [Ketakutan Elvan]
58 Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59 Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60 Season 2 [Darah! ]
61 Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62 Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63 Season 2 [POV Alfiya 1]
64 Season 2 [Elvan mengakuinya]
65 Season 2 [Pengakuan ]
66 Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67 Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68 Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69 Season 2 [Elvan menemui Joe]
70 Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71 Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72 Season 2 [Elvan takut lagi]
73 Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74 Flashback 2 [Aduan Anggita]
75 Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76 Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77 FLASHBACK SELESAI
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog + Visual
2
Kejadian Memilukan
3
Merasa Bersalah
4
Tatapan Kebencian
5
Bawa Aku Kemana pun
6
Dia Memanggilku Bunda?
7
Ingin Menikahkan
8
Tawaran Menikah
9
Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10
Dengan Syarat
11
Memulai Sandiwara
12
Hari Pernikahan
13
Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14
Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15
Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16
Aku Ingin Kita Pisah
17
Aku Harus Bagaimana
18
Tersipu
19
Terbuai
20
Berdesir
21
Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22
Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23
Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24
Mulai Ragu
25
Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26
Aku Hanya Ingin Memastikan
27
Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28
Menangislah Dipelukanku
29
Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30
Dia Harus Mencicipi Masakanku
31
Dia Menungguku Pulang
32
Jantung Yang Mendadak Terpompa
33
Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34
Tidak Terkendali
35
Janji Suci Dan Sakral
36
Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37
Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38
Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39
Merasa Dirinya Gila
40
Jangan Melihatku Seperti Itu
41
Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42
Nafkah Batin Darimu
43
Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44
Selingkuh?! Dipermainkan?!
45
Dia Adalah Istrinya
46
Terimakasih Sudah Mencintaiku
47
Aku Mau Liburan
48
Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49
Belanja Untuk Honey Moon
50
Perasaan Yang Tak Sama
51
Sebal! Kesal!
52
Kenapa Kamu Mencintaiku?
53
Honey Moon
54
Honey Moon 1
55
Honey Moon 2
56
Terbongkar (End)
57
Season 2 [Ketakutan Elvan]
58
Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59
Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60
Season 2 [Darah! ]
61
Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62
Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63
Season 2 [POV Alfiya 1]
64
Season 2 [Elvan mengakuinya]
65
Season 2 [Pengakuan ]
66
Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67
Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68
Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69
Season 2 [Elvan menemui Joe]
70
Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71
Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72
Season 2 [Elvan takut lagi]
73
Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74
Flashback 2 [Aduan Anggita]
75
Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76
Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77
FLASHBACK SELESAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!