Berdesir

****

Keesokan harinya, di pagi hari itu Alfiya baru saja keluar dari kamarnya. Wanita itu sudah siap berpakaian rapi hendak berangkat ke kampus. Namun sebelum itu, ia melenggang sebentar ke dapur untuk sarapan pagi. Sepertinya dia hanya akan mengambil sepotong roti dan mengambil sekotak susu dari dalam kemari pendingin. Sekotak susu tersebut kemudian ia tuangkan kedalam gelas setelah dihangatkan.

Tidak bisa dipungkiri kilasan tentang kejadian tadi malam sebenarnya terus terngiang dikepalanya saat ini. Ia masih saja terus-terusan merasa malu pada diri sendiri jika mengingat hal itu.

Huh, benar-benar memalukan. Bisa-bisanya dia melakukan hal itu dengan Elvan. Ia tahu Elvan melakukan itu dalam keadaan mabuk, tapi dirinya menerima perlakuan Elvan dalam keadaan yang sangat sadar.

Alfiya mengintip dari pintu dapur, sepertinya dia harus bergegas sebelum akhirnya Elvan juga keluar dari kamarnya dan menuju dapur hingga bisa saja nantinya mereka kemudian bertemu. Dia benar-benar tidak siap jika harus menghadapi lelaki itu.

Setelah selesai menghabiskan roti dengan cepat dan menghabiskan susu yang ia minum. Gadis itu berniat mencuci gelas yang ia pakai tadi ke wastafel.

"Alfiya...."

Deg! Seketika tubuh Alfiya mendadak kaku oleh suara lembut yang memanggilnya tersebut. Hampir saja gelas yang ia pegang mendadak jatuh.

Astaga! Bagaimana ini, Elvan ada disini. Alfiya menelan ludah kaku. Dia dapat merasakan kalau Elvan terus berjalan semakin mendekat.

"Fi, kamu sudah sarapan?"

"Sudah mas...." sahutnya sambil berjalan mundur kebelakang tanpa menatap Elvan.

"Mau kemana?" sorot matanya mengikuti langkah Alfiya. "Kok jalannya mundur gitu?"

"Aku nggak apa-apa." ujarnya masih menunduk. Sungguh ia tidak seberani itu untuk menatap Elvan saat ini. "Aku mau ke depan mas." ujarnya kemudian ia berbalik dan hendak pergi.

"Sebentar." Elvan tiba-tiba mencekal pergelangan tangan Alfiya.

"Mas, aku lagi buru-buru sekarang." Alfiya sedikit melirik Elvan. Apa laki-laki ini tidak sedikit pun mengingat kejadian tadi malam? Apa Elvan sedang pura-pura lupa? Alfiya menggigit bibirnya kuat-kuat, semoga Elvan benar-benar lupa dengan apa yang terjadi semalam. Kalau tidak tamatlah riwayatnya.

"Kamu mau temani mas sarapan?" Pinta Elvan sembari beranjak duduk dimeja makan. "Kamu bisa siapin roti buat mas juga nggak, soalnya mas lagi buru-buru."

Alfiya belum menjawab, ia masih mematung ditempat. Pikirannya terus sibuk dengan kesimpulan yang ia ambil sendiri tentang kejadian tadi malam.

"Fi...."

"Em...." Alfiya pun akhirnya lantas memutar tubuhnya dan menghadap Elvan.

"Iya, Aku akan siapin sarapan buat mas." ujarnya kemudian dengan gestur canggung.

Beberapa saat kemudian mereka telah duduk berduaan dimeja makan. Alfiya terus melirik kearah Elvan yang tengah serius menikmati roti buatannya. Sesekali ia menunduk pura-pura memainkan ponselnya.

Ini benar tidak sih, Elvan lupa atau pura-pura tidak ingat tentang kejadian semalam.

Sadar Alfiya diam-diam terus memperhatikannya Elvan lalu mendongak. "Kamu kenapa diam terus?" tanya Elvan yang langsung membuat Alfiya mengalihkan pandangan.

"Nggak apa-apa...." sahut Alfiya.

"Em, belum telat kan ngampusnya?"

"Belum." jawab Alfiya seadanya. Gadis itu lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Alfiya...."

"Iya mas...."

"Nanti sore gimana kalau kita pergi belanja." Elvan kembali membuka obrolan.

"Belanja?"

"Iya." sahut Elvan sembari sebelum menyuap roti kemulutnya. "Soalnya Gian juga minta jalan-jalan ke mall."

"Tapi, nanti semua orang tahu kalau kita...."

Elvan paham maksud perkataan Alfiya. "Sebagai ipar Fi, mereka akan tahu kalau kita hanya sebatas ipar. Nggak lebih." ia kemudian melanjutkan makannya lagi.

Sebagai ipar?

Tapi mereka sudah berciuman tadi malam. Ya ampun, Alfiya tidak mengerti kenapa adegan itu terus terbayang dipikirannya. Alfiya memejamkan mata dalam sembari menunduk, otaknya benar-benar kotor saat ini.

"Mas, aku berangkat duluan ya." ujarnya tiba-tiba.

"Nggak mau bareng sama mas, kan mas pergi ke kantor sekalian lewat kampus kamu."

Alfiya langsung menyahut cepat. "Nggak usah mas, aku pergi sendiri aja."

Sekeluarnya dari kamar setelah mengambil tas miliknya, Alfiya lantas berjalan cepat, namun lagi-lagi dia dicegat oleh Elvan .

"Ayo bareng sama mas...." Elvan menarik tangan Alfiya cepat hingga gadis itu berjalan mengikutinya dari belakang.

"Mas...." Alfiya tidak bisa berkutik karena Elvan terus menarik tangannya.

Namun, sebelum mereka memasuki mobil. Elvan menghentikan langkahnya sejenak menghampiri sang anak yang sedang berada didalam gendongan bi Mina di depan teras rumah.

"Ayah pergi dulu ya." Ia mencium dan mengelus kepala Gian pelan.

"Ayah pelginya sama bunda?" tanya mulut mungil itu.

Elvan mengalihkan pandangannya kearah Alfiya. "Iya ayah pergi sama bunda."

"Fi...."

Alfiya yang sedari tadi memandang tangannya yang digenggam oleh Elvan lalu tersadar.

"Iya, kenapa?" Duh, dia melamun, baru dipegang tangan oleh Elvan saja sudah tidak fokus. Apalagi jika kejadian semalam terulang kembali. Ingat Joe Alfiya, ingat kamu punya pacar yang tampan dan akan segera menikahi kamu.

"Fi, mikir apa sih kamu?" Tanya Elvan lagi. "Gian dari tadi manggil nih."

Alfiya terkekeh, kemudian menoleh menatap Anggian yang merentangkan tangannya minta digendong.

"Bunda gendong sebental." ujar anak menggemaskan itu.

"Iya sini ont.... maksudnya bunda gendong." Meraih Anggian kecil dari bi Mina. Lalu mencium wajahnya berkali-kali.

Anggian mendorong sejenak tubuh Alfiya agar sedikit menjauh darinya. "Bunda hati-hati ya pelginya."

"Iya, bunda akan hati-hati. Kamu baik-baik ya dirumah." Alfiya seketika merasakan sesuatu merasuk didalam relung hatinya. Agaknya perempuan itu sudah terbiasa oleh panggilan tersebut. Naluri keibuannya seketika muncul saat itu juga.

Bunda? Sepertinya ia mulai suka dipanggil bunda.

"Atu taaaayang bunda." ujar Anggian sembari menggerakkan tangannya membentuk hati.

"Iya, bunda juga sayang Gian." Balas Alfiya.

Alfiya mungkin tidak sadar bahwa pemandangan yang ia berikan tersebut juga membuat sebuah perasaan aneh merasuk pada seseorang yang sedang menatapnya. Elvan langsung memalingkan wajahnya saat itu juga.

••••

Sedari mereka mulai memasuki mobil tadi Alfiya terus terdiam didalam mobil. Ia benar-benar masih merasa canggung bersama dengan Elvan. Dan, yang Alfiya herankan lelaki disampingnya ini terus saja merasa biasa saja seolah tidak ada sesuatu yang terjadi diantara mereka. Apa karena dilakukan saat mabuk sehinggal Elvan sedikit pun tidak bisa mengingatnya.

"Fi...." Elvan yang tengah menyetir menoleh.

Alfiya menoleh. "Iya mas kenapa?" tanyanya, namun seketika fokusnya teralihkan oleh pahat indah yang duduk disampingnya. Sejak kapan dia jadi mengagumi wajah itu. Benar, kejadian tadi malam telah merubah keseluruhan dirinya dan tingkah lakunya dihadapan sosok yang masih ia anggap sebagai kakak ipar itu.

Elvan menoleh dan tersenyum. "Nggak apa-apa mas cuma manggil aja. Habisnya melamun terus dari tadi."

"Kirain ada apa." ujar Alfiya.

"Emang kamu mengharap mas ngomong apa?" .

"Nggak, aku nggak ngarepin apa-apa kok." ia memalingkan wajah. Alfiya seketika pada dirinya sendiri. Ayo dong Alfiya, bisa-bisanya kamu baper sama Elvan.

Kemudian yang Alfiya sadari, Elvan sepertinya tersenyum entah oleh apa.

Ngapain sih senyum-senyum?

Bukan-bukan, ini Alfiya yang sebenarnya kenapa? Maksudnya kenapa setiap tingkah Elvan kepadanya mulai dibawa perasaan begini? Ia harap perasaan ini tidak menggila dan hanya sementara. Huh,

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai diarea kampus yang terlihat sangat ramai. Mobil pun kemudian berhenti dan menepi.

"Mas aku turun ya...." ujar Alfiya sebelum membuka pintu mobil.

"Sebentar...." Elvan menahan sehingga membuat pergerakan Alfiya terhenti sejenak.

Lalu yang Alfiya lihat adalah, Elvaan mengeluarkan sesuatu sari dompet miliknya.

"Ini buat kamu." menyerahkan sebuah kartu debit kepada Alfiya.

Alfiya lantas terpaku sejenak. "Mas...." tatap Alfiya heran.

"Ambil." menyodorkan kartu tersebut. Biar bagaimana pun. Mas bertanggung jawab atas kamu sekarang."

Tanggung jawab?

"Tapi, kita kan cuma pura-pura." Alfiya sangat ingat bagaimana sebenarnya hubungan ia dan Alvian saat ini.

Elvan terdiam sejenak seolah terhenyak oleh ucapan itu. Tak lama raut wajahnya berubah kembali. Ia menghela nafas sejenak.

"Ambil, gunakan semau kamu."

"Tapi mas, aku nggak enak." kilah Alfiya lagi.

"Mas lebih nggak enak lagi kalau kamu menolak ini, ayo ambil. Jangan buat mas kecewa, Fi."

Alfiya masih mematung menatap kartu tersebut bergantian dengan menatap Elvan.

"Fi, Ayo. Hem...." Elvan terus menyodorkan kartu tersebut. "Mas tahu kamu butuh ini."

Kalau dipikir-pikir iya sih, keuangan Alfiya memang mulai menipis. Apalagi sekarang ia tidak bisa sembarangan minta uang kepada orang tuanya lagi.

Alfiya pun lantas mengambilnya. "Terima kasih mas."

Elvan kembali tersenyum. "Kamu seperti dengan orang lain saja. Nggak usah sungkan Fi."

Bukan sungkan, tapi lebih tepatnya dia tanpa sadar mulai memandang Elvan sebagai 'laki-laki' bukan seorang kakak.

"Kalau gitu aku turun ya mas."

Gadis itu perlahan membuka pintu dan turun dari mobil. Akhirnya seiring dengan mobil Elvan yang mulai melaju Alfiya bisa merasakan dadanya seketika itu berdesir.

*

*

*

Salam dari Alfiya dan Elvan ^ _^

Happy Reading bagi yang baca.

Like, vote, komen kalau kalian suka ya Ges!

Terpopuler

Comments

MakNyak

MakNyak

Aku baca novelnya sambil cengar cengir...🤭❤️

2022-06-21

0

Diana Susanti

Diana Susanti

cocok

2021-05-26

0

Desi Astria 0412

Desi Astria 0412

mulai terbawa suasana 😁😁

2021-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog + Visual
2 Kejadian Memilukan
3 Merasa Bersalah
4 Tatapan Kebencian
5 Bawa Aku Kemana pun
6 Dia Memanggilku Bunda?
7 Ingin Menikahkan
8 Tawaran Menikah
9 Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10 Dengan Syarat
11 Memulai Sandiwara
12 Hari Pernikahan
13 Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14 Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15 Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16 Aku Ingin Kita Pisah
17 Aku Harus Bagaimana
18 Tersipu
19 Terbuai
20 Berdesir
21 Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22 Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23 Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24 Mulai Ragu
25 Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26 Aku Hanya Ingin Memastikan
27 Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28 Menangislah Dipelukanku
29 Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30 Dia Harus Mencicipi Masakanku
31 Dia Menungguku Pulang
32 Jantung Yang Mendadak Terpompa
33 Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34 Tidak Terkendali
35 Janji Suci Dan Sakral
36 Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37 Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38 Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39 Merasa Dirinya Gila
40 Jangan Melihatku Seperti Itu
41 Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42 Nafkah Batin Darimu
43 Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44 Selingkuh?! Dipermainkan?!
45 Dia Adalah Istrinya
46 Terimakasih Sudah Mencintaiku
47 Aku Mau Liburan
48 Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49 Belanja Untuk Honey Moon
50 Perasaan Yang Tak Sama
51 Sebal! Kesal!
52 Kenapa Kamu Mencintaiku?
53 Honey Moon
54 Honey Moon 1
55 Honey Moon 2
56 Terbongkar (End)
57 Season 2 [Ketakutan Elvan]
58 Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59 Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60 Season 2 [Darah! ]
61 Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62 Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63 Season 2 [POV Alfiya 1]
64 Season 2 [Elvan mengakuinya]
65 Season 2 [Pengakuan ]
66 Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67 Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68 Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69 Season 2 [Elvan menemui Joe]
70 Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71 Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72 Season 2 [Elvan takut lagi]
73 Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74 Flashback 2 [Aduan Anggita]
75 Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76 Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77 FLASHBACK SELESAI
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog + Visual
2
Kejadian Memilukan
3
Merasa Bersalah
4
Tatapan Kebencian
5
Bawa Aku Kemana pun
6
Dia Memanggilku Bunda?
7
Ingin Menikahkan
8
Tawaran Menikah
9
Aku Hanya Ingin Menikah Denganmu
10
Dengan Syarat
11
Memulai Sandiwara
12
Hari Pernikahan
13
Kenapa Dia Menatapku Dengan Aneh
14
Apakah Aku Ibu Yang Kejam?
15
Ingin Segera Mengakhiri Kebohongan Ini
16
Aku Ingin Kita Pisah
17
Aku Harus Bagaimana
18
Tersipu
19
Terbuai
20
Berdesir
21
Kamu Tidak Berhak Atas Aku!
22
Aku Takut Menghadapi Ini Tanpamu
23
Semoga Kebohongan Ini Cepat Berakhir
24
Mulai Ragu
25
Bagaimana Nasib Anakku Nanti?
26
Aku Hanya Ingin Memastikan
27
Izinkan Aku Menjadi Ibu Yang Baik
28
Menangislah Dipelukanku
29
Cara Menjadi Istri Yang Baik!?
30
Dia Harus Mencicipi Masakanku
31
Dia Menungguku Pulang
32
Jantung Yang Mendadak Terpompa
33
Kenapa Gadis Ini Menciumku?!
34
Tidak Terkendali
35
Janji Suci Dan Sakral
36
Keinginan Untuk Tidak Bercerai
37
Wanita Paling Sempurna Dimatanya
38
Jelaskan, Menurut Kamu Aku Harus Bagaimana?
39
Merasa Dirinya Gila
40
Jangan Melihatku Seperti Itu
41
Kalau Aku Lepas Kendali, Aku Tidak Akan Melepaskan Kamu
42
Nafkah Batin Darimu
43
Apa Kamu Masih Mencintai Laki-laki Itu?!
44
Selingkuh?! Dipermainkan?!
45
Dia Adalah Istrinya
46
Terimakasih Sudah Mencintaiku
47
Aku Mau Liburan
48
Memberitahu Publik Tentang Pernikahan
49
Belanja Untuk Honey Moon
50
Perasaan Yang Tak Sama
51
Sebal! Kesal!
52
Kenapa Kamu Mencintaiku?
53
Honey Moon
54
Honey Moon 1
55
Honey Moon 2
56
Terbongkar (End)
57
Season 2 [Ketakutan Elvan]
58
Season 2 [Jenny: Tolong temui Joe! ]
59
Season 2 [ Alfiya: Mas, kamu mencintai aku kan? ]
60
Season 2 [Darah! ]
61
Season 2 [Tidak Ingin Ditemui]
62
Season 2 [Tidak Akan Melepaskan]
63
Season 2 [POV Alfiya 1]
64
Season 2 [Elvan mengakuinya]
65
Season 2 [Pengakuan ]
66
Season 2 [Rian: Dia masih berani menemui mbak Fiya?]
67
Season 2 [Ibu Ernika : Ibuk sangat menyayangi kamu]
68
Season 2 [Elvan : Benarkah dia sedang mengintip?]
69
Season 2 [Elvan menemui Joe]
70
Season 2 [ Joe: Beri aku alasan]
71
Season 2 [Alfiya: Aku Seorang Ibu Joe]
72
Season 2 [Elvan takut lagi]
73
Flashback 1 [Mbak Gita Kenapa? ]
74
Flashback 2 [Aduan Anggita]
75
Flashback 3 [Alfiya: Joe Aku Mau Jadi Pacar Kamu]
76
Flashback 4 [Alfiya Memperkenalkan Pacar]
77
FLASHBACK SELESAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!