(Dua hari sebelumnya)
Karena malam valentine di sekolah akan segera tiba, maka Melva juga tidak ingin melewatkan momen itu. Ia ingin semua siswa yang selama ini selalu merundungnya iri melihat ketampanan dan kegagahan kekasihnya. Jadi ia berniat untuk menemui kekasihnya dan memintanya menemaninya pada malam valentine galaxy.
Meskipun baru dua bulan ia bertemu dan berpacaran dengan James, Melva merasa sangat bahagia karena memiliki kekasih seperti James. Beberapa waktu lalu setelah diceburkan Fania ke dalam kolam, Melva merasa sangat sedih dan ketakutan. Ia yang baru beberapa bulan kembali ke Jakarta merasa seperti makhluk asing di antara teman-teman sekolahnya. Tidak ada satupun yang mau berteman dengannya. Ia bahkan tak pernah seharipun absen menjadi korban bulan
-bulanan teman-temannya.
Dan tanpa sengaja, Melva bertemu dengan James di sebuah toko buku. Mereka berebut buku yang sama yang kebetulan hanya sisa satu buah kala itu. James dengan ramah mengalah dan menyerahkan buku itu kepada Melva.
Merasa menemukan orang yang memiliki kegemaran terhadap buku yang sama, Melva menawarkan untuk berbagi dan meminjamkan buku itu kepada James setelah ia selesai membaca. James setuju dan sejak itulah mereka menjadi dekat satu sama lain dan akhirnya memutuskan pacaran.
Dimata Melva, James adalah sosok yang lucu dan penyayang. Ia tidak memandang Melva aneh dan layak dibully seperti teman-temannya yang lain. Dan yang lebih penting lagi, James selalu mengatakan bahwa Melva selalu bisa membuatnya nyaman dan tidak merasa terbebani.
"Bu, Mel berangkat dulu yah?!" Melva mencium punggung tangan ibunya yang kotor oleh adonan donat. "Maaf ya Bu, Mel ijin dulu ngga bantu ibu bikin kue. Mel mau ke rumah James dulu. Penting."
"Jangan malam-malam pulangnya ya, Mel? Ibu khawatir."
"Iya, ibu tenang aja. Mel ngga lama kok."
"Itu bajunya Mbak Sinta jangan sampai rusak ya, Mel?"
"Siap Bu! Mel janji bakal balikin baju ini dalam keadaan bersih dan utuh. Ya sudah, Mel berangkat dulu ya, Bu."
Saking inginnya tampil cantik di depan James, Melva sampai membujuk ibunya agar mau meminjamkan salah satu baju milik anak pak lurah yang baru selesai dicucinya kepada Melva.
Di sepanjang jalan, Mel hanya melihati selembar uang lima puluh ribu yang ibunya berikan kepadanya tadi. Ia tahu betapa berharganya uang itu bagi ibunya tapi beliau rela memberikannya kepada Mel agar bisa pergi menemui James.
Sejak ditinggal ayahnya tanpa kabar sepuluh tahun lalu, Melva dan ibunya terpaksa meninggalkan Jakarta dan hidup kesulitan. Mereka sering berpindah-pindah kontrakan dan sekolah. Ibunya tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka hanya mengandalkan pendapatan dari jasa penatu dan jualan kue yang mereka titipkan di warung-warung dan kantin sekolah Melva.
Tapi Melva sangat beruntung karena meskipun tidak dikaruniai fisik dan nasib yang bagus, ia memiliki otak yang cemerlang. Sehingga tidak sulit bagi Melva untuk mendapat beasiswa dan diterima di sekolah manapun dengan nilai dan kemampuan akademisnya.
Sejak kecil, Melva sering mengikuti berbagai olimpiade sains dan matematika. Baginya, angka adalah teman tidur yang paling setia. Ia bahkan sering menjadi guru les privat untuk membantu ibunya mendapatkan uang sewa kontrakan atau untuk membeli beras. Ia sudah terbiasa hidup mandiri dan selalu bisa menemukan cara untuk bertahan dalam kondisi serba kekurangan seperti itu.
Jakarta adalah kota kelahiran Melva sekaligus kota keempat yang ia tinggali kembali setelah pindah dari Semarang, Bontang dan juga Surabaya. Dan baginya SMA Galaxy adalah sekolah impian yang menjadi nyata.
Bagaimana tidak? Bangunan sekolah itu lebih mirip dengan hotel bintang lima yang memiliki lapangan dengan bendera di tengahnya. Bagaimana tidak, bangunan itu sangat luas dan tinggi, ada sekitar tiga puluh ruang kelas yang masing-masing kelas hanya diisi sekitar lima belas sampai dua puluh siswa.
Bangunan itu juga memiliki perpustakaan yang sangat luas dengan koleksi buku lengkap, laboratorium sains, ruang praktikum bahasa dan seni, studio musik, lapangan basket dan tenis indoor, kolam renang, lapangan sepak bola dan lintasan lari, serta aula yang layak untuk disewakan sebagai tempat resepsi dan konferensi.
Sedikit dirundung dan dianiaya rasanya tidak terlalu buruk bagi Melva asalkan anak sepertinya bisa ikut menikmati kemewahan SMA Galaxy.
***
Melva tiba di rumah James yang terlihat sangat sepi malam itu. James memeluk dan mengajaknya masuk. Pria bertubuh atletis itu dengan sigap mengambilkan handuk untuk Melva yang sempat terkena gerimis saat turun dari bus tadi. Ia lalu membuatkan minuman coklat hangat untuk gadis berkacamata itu.
"Kamu cantik banget malam ini." James melepas kacamata Melva lalu membantunya mengeringkan rambut dan wajahnya.
"Bisa aja kamu. Btw, kok sepi banget? Pada kemana?"
"Si Mbok lagi pulang kampung karena anaknya nikah. Kalau mama sama papa lagi ada acara di Singapura."
James mengambil handuk yang digunakan Melva untuk menutupi pakaian yang menempel ke tubuhnya karena basah.
"Kamu mau ganti baju? Ada banyak baju sepupu aku disini."
"Ngga usah." Melva menahan handuknya.
"Okay. Mau nonton film?" James memilih film romantis untuk menemani suasana malam gerimis mereka yang romantis.
"Oh ya, aku ke sini buat ngajak kamu ke malam valentine di sekolah. Tanggal empat belas besok kamu bisa kan?"
"Tentu sayang.. Apa sih yang ngga buat gadis secantik kamu?"
Melva tahu bahwa pria dihadapannya sedang membual tapi entah kenapa ia merasa senang. Mungkin karena James adalah satu-satunya pria yang mau bersamanya dan memperlakukannya layaknya tuan putri.
Merasa sukses menciptakan suasana yang mendukung, James mulai memberanikan diri menyentuh dan meraba tangan hingga mencium bibir Melva.
Awalnya Melva menolak, tapi pria itu terlalu piawai dalam merayu dan membujuknya sehingga ia akhirnya terlena dan dilahap dalam sebuah permainan liar penuh nafsu di sofa ruang tengah James.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments