Kemudian Leora pun menggaruk-garuk pelipisnya sembari tersenyum canggung. “Iya sih, aku memang sering melupakan hari ini.“
“Nah bener kan,” sahut Bella yang saat ini melangkah ke arah Leora dan kemudian menarik tangan Leora. “Ma, ayo cepat bikin permintaan dan tiup lilinnya. Bella sudah sangat lapar ini,” ucapnya.
Langsung saja Ben mencebikkan bibirnya pada Bella. “Dih, dasar anak kecil. Masa baru begitu saja sudah lapar, perutmu itu perut apa kan tadi baru saja makan,” komentarnya.
“Kalau aku kecil kamu itu juga kecil, kita kan sekolahnya sama-sama,” balas Bella yang tidak terima karena dirinya dikatai sebagai anak kecil.
Kemudian Leora dan Maria menggeleng pelan menatap ke arah saudara kembar yang sedang saling mengejek itu.
“Sudah sudah, kalian berdua ini kan memang kembar jadi kalian ingin sama,” sahut Maria yang mencoba menghentikan perdebatan kedua anak Leora tersebut.
Sedangkan Leora saat ini tersenyum melihat gambaran ketiga orang tersebut. Hingga, tiba-tiba saja ada sekelebat bayangan wajah orang ketika ia menatap ke arah Maria. “Ibuk,” gumamnya yang saat ini mengingat wajah wanita yang melahirkannya dulu.
Bertahun-tahun ia tak tahu bagaimana keadaan orang tuanya, apakah mereka masih hidup atau sudah tiada. Ingin sekali ia kembali ke tempat asalnya, namun, ia teringat bagaimana mereka mengusirnya. Ada perasaan takut ketika memikirkan jikalau ada kemungkinan jika kedatangannya justru akan membuka luka lama dan menyakiti orang-orang yang mungkin saja sudah melupakannya.
“Kenapa Mah?“ tanya Bella yang kini melihat mata Leora berkaca-kaca.
Leora yang tersadar pun langsung mengalihkan pandangannya dan kemudian menyapu wajahnya dengan kedua tangan untuk mencoba menenangkan pikirannya.
“Mama tidak senang dengan kejutan ini?“ tanya Bella sembari menatap wajah Leora yang masih memerah bekas usapan berkali-kali.
Leora pun langsung mengusap kepala anak perempuannya tersebut dengan lembut. “Mana mungkin Mama tidak senang. Mama sangat bersyukur kalian mau menyiapkan pesta ini untuk Mama,” bohongnya.
“Tentu saja Ma, kami kan sayang pada Mama,” sahut Ben sembari tersenyum lebar ke arah Leora.
Leora pun membalas senyuman tersebut dengan sebuah cubitan gemes di pipi yang memang lebih montok dari pada pipi Bella.
Setelah itu Leora pun segera meniup lilin ulang tahunnya. Ia pun mau mengucapkan beberapa patah doa di dalam hatinya. Dan setelah itu Mereka pun makan bersama Jangan santai sembari mau mengobrolkan berbagi hal kecil tentang sekolahan kedua anaknya, hingga tiba-tiba saja Maria menyinggung hal lain.
“Oh iya, besok katanya akan ada penghuni baru di rumah sebelah,” ujar Maria sembari menyendok makanan dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya.
“Penghuni baru, sebuah keluarga atau hanya seseorang saja?“ tanya Leora sembari melakukan hal yang sama dengan apa yang Maria lakukan.
“Belum tahu juga, tapi sepertinya para tetangga sedang mengharapkan kedatangan orang itu. Jadi sepertinya sih orang penting,” jawab Maria.
Leora pun mengernyitkan dahinya mendengar hal itu. “Orang penting tinggal di apartemen untuk apa?“
“Entahlah aku juga tidak tahu, mungkin mereka iseng,” jawab Maria.
“Mungkin juga sih …,” sahut Leora sembari menggangguk-anggukan kepalanya.
Keesokan paginya, setelah selesai bersiap kemudian Leora pun berjalan dengan santai keluar dari pintu rumahnya sembari membawa sekantong sampah.
“Ah, pasti itu orang barunya,” gumam Leora ketika melihat seorang wanita yang tengah menghadap menghadap ke arah timur, membelakangi posisi Leora saat ini.
“Selamat pagi Bu,” sapa Leora menebak kalau wanita tersebut adalah seorang wanita paruh baya.
Benar saja, setelah itu wanita tersebut pun menoleh. “Selamat pagi juga,” sahutnya.
“Hah, kenapa bisa dia?“ batin Leora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
apa itu nenek Samantha?
2023-05-18
0