mendesak

Kini mereka berempat tengah melangkah bersama di tengah pantai tersebut.

“Le, aku ingin berbelanja beberapa pernak-pernik di sebelah sana,” ucap Adira sembari menunjuk ke arah sebuah toko yang ada di pinggiran pantai tersebut.

Leora pun menoleh dan menatap ke arah toko yang dimaksud. “Ayo kalau begitu,” sahutnya.

“Eh jangan, kamu bersama Pak Johan saja. Aku akan pergi ke sana bersama Pak Aldi,” cegah Leora. ”Benar kan Pak Aldi?“ Dia melempar pertanyaan pada Aldi untuk menguatkan ucapannya.

“Benar Nona,” sahut Aldi sembari mengangguk dengan cepat.

“Cepat sekali mereka dekatnya, padahal bukannya buat beberapa menit yang lalu mereka bertemu. Tapi ya sudahlah mau bagaimana lagi,” batin Leora sembari mengangguk

“Ya sudah kalau begitu, aku akan berjalan-jalan di pantai saja. Kita bertemu di kamar nanti,” ucap Leora.

“Oke,” sahut Adira yang kemudian segera meninggalkan area tersebut bersama dengan Aldi.

Sesaat kemudian Leora pun menoleh pada Johan.

Sedangkan Johan yang ditatap pun langsung mengernyit. “Kenapa?“

“Sepertinya memang benar, bos itu sangat mempengaruhi anak buahnya,” komentar Leora.

Johan pun mengangkat sebelah alisnya. “Oh ya, itu artinya Aliando itu sikapnya seperti kamu?“

Leora pun langsung melengos karena merasa ia tak bisa membalas ucapan Johan tersebut. Itu terdengar seperti senjata makan tuan.

“Hahaha!“ Sebuah tawa tiba-tiba menggelegar dari bibir Johan.

“Hussst!“ Leora pun langsung membungkam bibir Johan. “Kamu gila,” desisnya sembari tersenyum ke arah orang-orang yang menatap ke arah mereka karena terkejut dengan tawa Johan.

Sesaat kemudian Johan pun menggenggam telapak tangan Leora dan menurunkannya perlahan, hingga mereka saling menatap selama beberapa saat.

“Wanita yang benar-benar menarik,” batin Johan.

“Kenapa tiba-tiba jantungku begini,” batin Leora sembari menurunkan pandangannya.

Hingga, tiba-tiba saja ….

“Ehem!“

Sebuah deheman langsung mengejutkan Leora dan Johan. Langsung saja mereka berdua menoleh ke arah asal suara tersebut.

“Halo, Pak Johan,” ucap Yora sembari melambaikan tangannya ke arah Johan dan Leora.

Mengetahui kalau sapaan tersebut bukan untuk dirinya, ia pun langsung menghela napas panjang.

“Oh, tak menyangka Pak Aliando juga ada waktu berjalan-jalan dengan tunangannya. Saya kira Anda ini termasuk tipe laki-laki dingin.“ Johan mengabaikan sapaan Yora.

“Tentu saja Pak Johan, bagaimanapun juga dia calon istriku jadi sudah seharusnya aku menyenangkannya,” jawab Aliando sembari tersenyum hangat.

“Ah sialan, kenapa Yora harus mempermalukanku seperti itu,” batin Aliando yang merasa malu karena sikap Yora yang terkesan tidak sopan.

Sementara itu Yora yang diabaikan langsung mengepalkan tangannya. Ia langsung melirik ke arah Leora yang sedang menggosok-gosok hidungnya. Ia bisa menebak kalau Leora tengah menertawakan dirinya di dalam hati. “Sial, ini semua pasti gara-gara si sekretaris itu. Dia pasti sudah bicara yang tidak-tidak pada Pak Johan, makanya dia mengabaikanku,” batinnya kesal.

“Leora kamu ke sini sendiri saja?“ tanya Yora dengan berpura-pura lembut.

“Tidak, aku tadi bersama dengan Adira tapi sekarang dia sedang pergi mencari beberapa oleh-oleh,” jawab Leora dengan santai.

Yora pun mengangguk-angguk seolah benar-benar memaklumi semuanya. “Oh, jadi seperti itu. Tapi bagaimanapun juga kamu tidak boleh menyusahkan Pak Johan untuk mengantarkanmu berjalan-jalan seperti ini, bagaimanapun juga dia adalah tamu spesial perusahaan,” tegurnya.

“Maaf Nona, tapi sebenarnya aku yang sangat beruntung karena bisa ditemani oleh Nona Leora saat ini,” tukas Johan sembari menoleh ke arah Leora.

“Dia membelaku atau sengaja ingin membuat masalah lain untukku?“ batin Leora sembari ikut menatap Johan.

“Ah, sialan! Kenapa sekretaris baru ini bisa menggoda laki-laki seperti Johan. Aku dengar Johan ini sangat sulit didekati, bahkan dia tak pernah sekalipun terlibat skandal,” batin Yora yang merasa kesal karena hal ini menegaskan kalau kecantikannya sedang tersaingi.

“Ehem!“ Kembali Aliando berdehem. “Sebagai atasan aku sangat senang jika Leora ini bisa membuat Anda bersenang-senang selama liburan kali ini,” ucapnya dengan tenang walaupun saat ini hatinya sedang dongkol.

“Tentu saja,” sahut Johan yang saat ini masih terus menatap ke arah Leora.

**

Hari berlalu, saat ini Leora yang baru saja kembali dari liburannya pun segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya.

“Mumpung anak-anak masih sekolah, aku ingin tidur saja,” gumam Leora.

Namun baru sesaat ia mengatakan hal tersebut, tiba-tiba saja ponselnya kembali berdering. Dengan malas dan tanpa menatap layar ponselnya, Leora pun mengangkat panggilan tersebut.

“Halo Nona Leora,” sapa orang yang ada di dalam panggilan tersebut.

Segera saja Leora menjauhkan ponsel dari telinganya dan kemudian menatap layar ponselnya. Ia mendesah ketika melihat nomor baru yang ada di sana. “Ah Dari mana kamu mendapatkan nomor hp-ku? Nomor lamamu sudah aku blok kemarin. Jadi, bagaimana bisa kamu mendapatkannya?“ tanya Leora sambil kembali meletakkan ponselnya tepat di samping telinga.

“Tentu saja ini mudah,” jawab Johan yang ada di dalam panggilan tersebut. “Baiklah aku tidak akan basa-basi lagi, aku ingin kembali bekerja sama dengan kamu.“

“Bekerja sama?“ Leora mengertikan dahi.

“Iya. Dua jam lagi datanglah ke restoran xxx. Aku akan memberikan kamu lebih dari pada waktu itu,” ujar Johan.

“Apa ini karena nenek kamu itu?“ tebak Leora.

“Iya, tebakan kamu benar. Nenek ingin bertemu dengan kamu,” jawab Johan yang terdengar santai.

“Astaga, apa kamu benar-benar ingin melanjutkan sandiwara ini? Bagaimana kalau sampai nenek kamu tahu tentang semuanya? Apa lagi tentang identitasku?“ Liora merasa khawatir, bagaimanapun juga resiko ini sangat besar karena nyonya Samantha merupakan orang terkaya di negara ini dari generasi sebelumnya.

“Jika memang ada masalah aku yang akan bertanggung jawab, kamu tenang saja,” jawab Johan.

“Baiklah kalau begitu, tapi aku minta bayaran dua kali lipat kali ini, bagaimana?“ tanya Leora.

“Baiklah baiklah, aku setuju. Asal kamu bisa memuaskan nenek, maka aku akan membayar kamu 2 kali lipat dari sebelumnya,” jawab Johan.

“Ya baiklah, aku setuju kalau begitu,” jawab Leora sembari menghela napas panjang. Bagaimanapun juga uang 20 juta atau 30 juta dalam beberapa jam itu adalah sesuatu yang menakjubkan baginya. Apalagi saat ini organisasi belum memberikan misi lagi pada dirinya.

Dua jam berlalu seperti yang dijanjikan. Saat ini Leora sudah sampai di restoran tersebut. Ia kemudian segera mencari keberadaan Nyonya Samantha dan juga Johan.

“Ah, nenek selamat malam. Maafkan Leora karena terlambat,” ucap Leora sembari tersenyum hangat dan kemudian mengecup telapak tangan Nyonya Samantha.

“Tidak apa-apa tidak apa-apa, tenang saja kami juga baru sampai kok,” ucap Nyonya Samantha sembari mengusap-ngusap punggung Leora.

Setelah itu Leora pun segera duduk di kursi yang ada di sana.

“Aku sudah memesankan makanan kesukaan kamu. Tidak apa-apa kan aku tidak meminta persetujuan kamu dulu?“

“Anak ini memang tidak tahu caranya berlaku manis pada wanita,” omel Nyonya Samantha.

Sedangkan Leora yang melihat hal itu pun langsung menahan tawa. Bagaimana juga akan sangat lucu jika ada berita yang menyiarkan kalau orang terkaya di negara ini ternyata sangat penakut pada neneknya.

“Tidak apa-apa kok Nek, Johan memang seperti itu. Tapi aku senang karena ternyata dia masih mengingat makanan kesukaanku,” jawab Leora sembari melirik ke arah Johan.

“Baiklah baiklah, aku memang tidak mengerti hubungan orang muda zaman sekarang,” sahut Nyonya Samantha yang kemudian berganti menatap ke arah Leora. “Tapi yang aku tahu, seorang wanita pasti sangat ingin segera menikah dengan laki-laki yang disukainya bukan?“ kodenya.

Langsung saja Leora menoleh ke arah Johan. “Nah bener kan, lalu aku jawabnya bagaimana?“ batin Leora.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!