Hey, masa lalu!

Sang dewi kegelapan melangkah dengan mantap di sebuah perusahaan ternama. Rambut hitam panjang sepunggung dengan ujung curly, lalu setelan pakaian kerja yang melekat sempurna di lekuk tubuh indahnya. Membuat para pria terpesona dalam keindahannya.

Tubuh semampai ditambah heels hitam setinggi 5cm, menjadikannya bak model yang berjalan di atas catwalk. Berkulit kuning langsat ditambah polesan wajah yang tipis, menjadikannya sempurna tanpa make up tebal. Tak ayal juga membuat para wanita iri dengan penampilannya yang menakjubkan.

Wanita bertubuh sexy tersebut mendudukkan bokongnya di meja baru yang akan menjadi tempatnya selama dua tahun kontrak kerja terjalin. Senyum seringai terbit di bibirnya yang ranum. Memandang sinis ke arah pintu bertuliskan presdir.

"Hei, masa lalu. Aku datang kemari, untuk menjatuhkanmu dalam pesonaku. Tapi, lihat bagaimana aku akan menginjak harga dirimu secara perlahan." Wanita itu menggumam.

Ia mulai menyibukkan diri. Mempelajari berkas-berkas yang ada di meja kerjanya. Leora hanya perlu mengamatinya seAltar. Setelah itu ia baru bisa memahami perihal pekerjaannya.

Saat ia tengah sibuk, derap langkah kaki terdengar di telinga Leora. Ia sudah menunggu hal ini. Hingga di saat ia sibuk, langkah kaki itu berhenti tepat di depan meja kerja miliknya.

"Dia sekretaris baru itu?" suara bariton yang cukup Leora kenal.

Dengan jantung berdebar, Leora mengangkat kepala. Sesuai dugaan Leora, Aliando pun membeku di tempatnya. Kedua iris abu-abu milik Aliando terlihat terkejut dengan sosok yang dikenalnya. Menyadari suasana canggung, Leora bangkit dari duduknya. Membungkuk hormat, dan memperkenalkan diri.

"Selamat pagi, Tuan. Perkenalkan saya Leora, sekretaris baru Anda," ucap Leora.

"Baik, Nona. Kuharap Anda bisa nyaman bekerja disini. Perkenalkan, dia Tuan Aliando presdir kita. Lalu saya adalah Husein, sekretaris pribadi Tuan Al." Pria bernama Husein mengulurkan tangannya. Melihat hal itu, Husein memilih beranjak.

"Hai Tuan Husein. Saya Leora. Senang berkenalan dengan orang hebat seperti Anda," ucap Leora.

Samar-samar Al masih bisa mendengarnya sebelum akhirnya ia menghilang dari balik pintu. Entah mengapa ia seolah mengenal sosok bernama Leora. Perlahan Al menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi kebesarannya. Memijat pelipis, seolah gundah dengan kehadiran wanita yang tidak asing di kehidupannya.

Al mengangkat kepala, ketika pintu dibuka oleh seseorang. Pria itu menyipitkan kedua mata, mendapati Husein tersenyum berulang kali.

"Kenapa kau tersenyum begitu?" tanya Al.

"Tidak, Tuan. Saya hanya senang, karena nanti malam saya tidak akan lembur lagi. Sudah ada Leora yang akan membantu meringankan pekerjaan saya," jawab Husein.

"Berikan berkas lamaran milik Leora padaku. Aku ingin melihat kemampuannya," titah Al.

"Oh, maafkan saya. Kemarin saya lupa," ujar Husein. Pria itu segera mencari berkas yang dimaksud oleh tuannya itu. "Ini, Tuan." Husein menyodorkan berkas lamaran milik Leora kepada Al.

Al segera membuka berkas Leora. "Sudah kuduga," ucapnya lirih.

"Leora Anjani, memang pantas bisa lolos seleksi tes meskipun ia hanya lulusan SMA. Ternyata dari zaman sekolah, ia memang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Leora, aku yakin kedatanganmu kali ini memiliki rencana." Al membatin. Kini tatapan Al beralih kepada Husein yang masih berdiri di depan mejanya.

"Awasi baik-baik kinerja Leora. Jangan sampai perusahaanku merugi karena ulahnya," tukas Al.

"Kenapa Anda berfikir begitu?" tanya Husein penasaran.

Al menatap tajam Husein. Membuat Husein meneguk ludahnya sendiri.

"Hanya lulusan SMA, bisa lolos tes dari perusahaan kita langsung. Bukankah ini terdengar hebat? Selidiki masa lalu wanita itu. Jangan percaya apapun yang dia katakan. Siapa yang tahu, ia juga akan menggoda dirimu atau diriku?" ujar Al.

"Aku harus meyakinkan kebenarannya. Bahwa dia sudah menggugurkan janinnya di masa lalu. Jangan sampai, Leora mengganggu pernikahanku kelak dengan Yoora. Wanita miskin itu, pasti ingin menggodaku kembali. Dasar murahan!" Al membatin sinis.

Husein sibuk dengan laptop yang ada di depannya. Kemampuannya sebagai peretas data adalah hal yang mampu menarik dirinya untuk berada di samping Al. Husein memang teliti ketika ia ingin mempekerjakan seseorang di sisinya. Kedua alis Husein bertaut.

Suara bersahut-sahutan membuat Al menoleh. Al-pun bertanya, "Ada apa?"

Husein tidak menjawab. Pria itu segera mematikan komputernya. Peluh terlihat membasahi wajahnya. Husein mengusap peluh yang deras itu. Napasnya tersengal dengan kedua mata yang seolah kaget. Al yang melihat keadaan Husein kacau, segera berjalan mendekati meja Husein. Al perlahan menepuk bahu Husein.

"Ada apa?" ulang Al sekali lagi.

"Tidak. Saya mendapati semua data diri Leora tidak ada kejanggalan. Akan tetapi, saat saya mencoba menyimpan data diri Nona Leora tersebut untuk kuperlihatkan kepada Anda, tiba-tiba ada virus trojan yang menyerang laptop milik saya. Sepertinya ada seseorang yang berusaha melindungi data milik Leora," papar Husein.

Dahi Al mengerut. "Jika ada yang melindungi data diri Leora, berarti ada sesuatu yang aneh. Hampir tujuh tahun berlalu. Aku tidak tahu jalan apa yang ia pilih. Sepertinya aku memang harus waspada," kata Al dalam hati.

"Sepertinya Anda benar. Leora memiliki rahasia besar," ucap Husein mengiyakan peringatan Al sebelumnya.

Di luar ruangan, Leora menyeringai. Senyum kemenangan terlukis sempurna di bibir ranum itu. Ternyata Al bertindak lebih cepat dari dugaannya. Leora seolah tahu, dan sudah bersiap untuk itu.

"Tidak akan kubiarkan kau tahu tentang Ben dan Bella. Karena dia yang akan menghancurkanmu dengan sendirinya, Aliando. Aku hanya perlu menjalani bagian peranku saja. Karena kamu yang akan penasaran denganku. Sedangkan rasa penasaranmu, perlahan akan menghancurkanmu." Leora menggumam dalam hati.

Leora memilih melanjutkan pekerjaannya dalam mood yang begitu baik. Masih ada banyak waktu untuk membuat Al takluk kepadanya. Terlebih, mengingat ada tunangan Al yang juga berasal dari kalangan berada. Akan memberikan sedikit kesulitannya dalam Leora membalaskan dendamnya.

Hingga tiba-tiba bau parfum yang cukup menyengat mengusik hidung Leora. Kedua alis Leora bertaut. Wanita itu mengangkat kepala saat menyadari ada sepasang kaki cantik berhenti tepat di depan mejanya. Leora bangkit dari duduknya, dan memberikan hormat.

"Selamat siang, Nona," sapa Leora.

"Kau siapa?" suara wanita itu terdengar ketus di telinga Leora.

"Saya Leora, sekretaris baru Tuan Al. Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya Leora.

Terlihat wanita itu tersenyum sinis. "Aku tunangan Al, atasanmu. Jangan pernah berusaha untuk menggoda Al, jika kau tak sadar dirimu berasal. Wanita rendahan!" sungut wanita itu. Lalu menghilang dari balik pintu presdir. Membuat Leora menjatuhkan bokongnya di kursi.

"Aku bisa menebak, jika itu adalah Yoora. Wanita itu begitu sombong. Siapa juga yang akan menggoda pria bajingan itu? Karena pria bajingan itu yang akan mencariku, menggodaku dan mengejarku. Tapi sayangnya, aku yang akan mempermainkannya, dan membuangnya. Hanya butuh waktu," batin Leora.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!