12

Pagi ini Leora sudah menggunakan pakaian kerja seperti biasanya. Dan setelah selesai memulas wajahnya dengan riasan tipis, kemudian ia pun segera melangkah keluar dari kamarnya. Tiba-tiba Leora mendapatkan panggilan sambungan video dengan Maria.

“Apa kamu benar-benar akan pergi ke kantor? Kamu baru pulang jam tiga tadi bukan? Maria bertanya sembari menatap Leora yang saat ini sedang melangkah ke arah dua malaikat kecil di rumah itu.

“Tentu saja Ma, Aku harus pergi ke perusahaan. Bagaimanapun juga ini masih belum seminggu aku bekerja, aku harus berusaha keras supaya tidak ada kesalahan,” jawab Leora.

“Iya, Mama baru pulang pasti mama capek,” sahut Bella sembari menatap iba pada mamanya karena dalam pikirannya pasti Leora saat ini tengah kecapekan karena baru saja pergi jauh yang ia tak tahu tempatnya di mana.

“Tidak apa-apa Sayang, tidak capek kok. Mama kan naik pesawat besok,” ujar Leora sembari mengulum senyuman.

“Jadi kalau naik pesawat tidak capek ya, Mam?“ celetuk Ben yang saat ini penasaran karena ia tak ingat sama sekali rasanya naik pesawat.

“Iya Sayang, Mama tidak capek kok,” sahut Leora yang kemudian menarik garis bibirnya agar bisa melengkung ke atas, menenangkan kedua malaikat kecilnya yang terlihat mengkhawatirkan dirinya.

“Ya sudah kalau begitu, ayo kita sarapan dulu. Setelah itu aku akan mengantar kalian berdua pergi ke sekolah. Dan mama kalian bisa langsung berangkat bekerja, agar tidak terlalu banyak memakan waktunya,” ucap Maria..

Setengah jam lebih berlalu, saat ini Leora sudah berada di ruangannya. Ia pun segera mengambil beberapa berkas yang ada di mejanya.

“Baru datang?“ Sebuah kalimat membuat Leora yang tadi menunduk untuk membaca berkas di tangannya pun langsung mengangkat kepala.

“Sudah beberapa saat yang lalu, Tuan,” sahur Leora dengan tenang.

“Apa kamu tahu ini jam berapa? Kenapa baru saja sampai?“

Langsung saja Leora menajamkan pandangannya pada Al yang saat ini menatap sinis ke arahnya. “Tahu Tuan, ini pukul tujuh. Dan saya datang ke sini pukul tujuh kurang lima menit, jadi tidak ada yang salah, Tuan.“

Langsung saja Al kembali tersenyum sinis. “Jangan berpikir karena kamu berhasil membawakan presentasi dengan baik kemarin kamu menjadi sombong. Ini baru beberapa hari kamu bekerja, banyak orang lain yang menginginkan tempat kamu ini jika aku menurunkanmu menjadi office girl.“

Leora pun menghela napas panjang mendengar ucapan-ucapan menyebalkan mantan kekasihnya itu. “Baiklah Tuan Al, saya mohon maaf jika Tuan tidak suka saya datang lebih cepat lima menit dari yang seharusnya."

"Jadi apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?“ tanya Leora dengan mengukir sebuah senyum di akhir kalimatnya.

“Hentikan senyum palsumu itu,” tukas Al. “Seperti biasanya aku akan mengadakan pesta karena kita baru saja memenangkan tender besar. Atur semuanya, kamu mengerti kan?“

“Baik Tuan, saya mengerti,“ sahut Leora yang kemudian kembali menundukan pandangannya lalu mengambil sebuah buku catatan miliknya. “Jadi kenapa Tuan masih di sini, apa ada hal lain lagi?“

“Bagaimana bisa dia mengacuhkanku seperti ini? Dia itu hanya bawahan, tapi tingkahnya bukan main,” geram Al sambil menatap wajah Leora yang masih saja terus menunduk tanpa melirik sedikit pun ke arahnya.

Kemudian dari arah lain terdengar sepasang high heels melangkah ke arah tempat itu. Leora yang waspada pun langsung melirik ke arah seorang wanita cantik yang tengah berlenggak-lenggok berjalan ke arah mereka berdua.

“Mari kita lihat,” batin Leora sambil tersenyum kecil.

Kemudian Leora mendongakkan pandangannya menatap Al yang saat ini masih ada di depannya. “Apakah masih ada hal yang lain yang ingin Tuan katakan? Tuan tenang saja saya pasti akan mengatur ruangan-runagan spesial yang tepat untuk Tuan. Dan saya juga akan mencari tempat sesuai dengan kesukaan Tuan, apakah Tuan masih suka tempat yang tenang?” jawabnya yang kemudian menarik senyum di bibirnya.

Hal ini langsung membuat Al terperangah, ia tidak menyangka kalau Leora akan mengingat kesukaannya saat mereka masih sekolah dulu. Walaupun sikap Leora tak sama dengan yang dulu, tetapi senyum manis itu masih tetap membuat Al merasa kalau Leora adalah gadis yang cukup cantik, meskipun dulu dia hanya mempermainkannya.

“Sayang, apa yang kamu lakukan di sini?“

Suara khas dari wanita yang baru datang tersebut langsung membuat Aliando menoleh.

“Yora, kenapa kamu di sini?“ tanya Aliando sembari menggeser tubuhnya menatap ke arah kekasihnya tersebut.

“Tentu saja aku ke sini, aku kan kangen sama kamu,” sahut Yora sembari mempercepat langkahnya dan kemudian memeluk erat tubuh Aliando.

Leora pun langsung mencebikkan bibirnya melihat adegan mesra tersebut. “Hah, lama-lama mataku minus bukan karena sering menulis novel, tapi karena melihat mereka berdua yang tidak pernah tahu tempat,” gerutunya di dalam hati.

Melirik ekspresi Leora. Yora pun langsung melepaskan pelukannya dan kemudian menatap ke arah Leora sembari bersedekap dan menunjukkan powernya di sana. “Apa yang kamu lakukan sampai atasanmu datang sendiri ke tempatmu? Apakah kamu tidak tahu aturan?

Jika ada sesuatu yang penting harusnya kamu yang datang ke ruangan Al, bukan dia yang datang ke sini untuk menemui kamu,” tegurnya.

Leora yang tadi pura-pura menatap berkas pun langsung mengangkat pandangannya dan menatap Yora dengan malas. “Maaf Nona Yora, saya baru sampai di sini beberapa menit yang lalu, jadi Tuan Al sendiri yang datang ke sini,” jawabnya dengan tenang.

Bagaimanapun juga apa yang dikatakannya adalah kebenaran. Jika Yora tidak percaya dan mempermasalahkannya, dia akan dengan santai menunjuk ke arah CCTV untuk membuktikan setiap kata-katanya.

Langsung saja Yora kembali menatap ke arah kekasihnya. “Apakah benar yang dia katakan, Al?“ Ia menuntut jawaban dari kekasihnya yang saat ini sedang menghelan napas panjang.

“Sudahlah Yor, aku tidak melakukan apa pun. Aku datang ke sini menyuruhnya untuk memboking tempat karena kita akan mengadakan liburan untuk merayakan kemenangan tender kemarin,” jawab Al dengan tenang.

“Liburan?“ Mata Yora langsung berbinar ketika mendengar sesuatu hal yang menyenangkan.

“Iya liburan. Semua ini patut dirayakan, bahkan Papa sudah memujiku habis-habisan karena hal ini,” jawab Al sembari mengusap kepala Yora dengan lembut.

Namun senyum di bibir Yora langsung runtuh ketika mengingat kalau kemarin mereka bersama Leora, jadi seharusnya sekretaris tersebut juga akan ikut mereka. “Apa dia juga akan ikut?“ tanyanya sembari menatap sinis ke arah Leora.

“Tentu saja dia ikut. Bagaimanapun juga dia adalah sekretarisku, akan ada masalah besar kalau sampai dia tidak ikut berlibur bersama kita. Bahkan entah kenapa Papa juga menyuruh agar dia harus ikut dengan kita dan mengundang Tuan Johan untuk ikut berlibur bersama,” sahut Al sembari kembali merangkul bunda Yora, tetapi tatapan matanya mengarah pada Leora yang saat ini berpura-pura mengacuhkan mereka berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!