Bagian 20 : Pijat

Alisa memalingkan wajahnya ke arah lain dan menghabiskan makanannya.

###

"Habis makan cuci piring yah. " Perintah Ratih, sekali lagi melewati meja makan dengan menghentai-hentakkan kakinya ke arah dapur.

Alisa mengangguk dengan patuh.

Ratih dan Bi Karsih benar-benar memiliki karakter yang jauh berbeda, entah kenapa Alisa merasa jika Ratih tidak menyukainya.

Apalagi perempuan itu secara terang-terangan mengatai Alisa sebagai gundik tuan Cipto, padahal jelas-jelas ia adalah istri sah yang di nikahi tuan Cipto di depan penghulu dan mereka bahkan memiliki surat nikah.

Namun, Alisa tidak ingin terlalu memikirkan ucapan Ratih tadi, biar saja perempuan itu ingin berkata apa. Tujuan Alisa menikah dengan tuan Cipto memang untuk mengabdikan dirinya pada laki-laki itu, meskipun pada awalnya Alisa terpaksa demi melunasi hutang-hutang orang tuanya.

Setelah selesai mencuci piring, Alisa mendengar suara mobil tuan Cipto memasuki halaman rumah dengan cepat Alisa berlari ke pintu depan untuk menyambut suaminya itu.

"Selamat pagi tuan." Sapa Alisa, menampilkan senyuman terbaiknya, meskipun sudah di hukum selama beberapa hari di dalam kamar, akan tetapi Alisa tetap harus bersikap baik pada suaminya itu.

"Pagi Alisa. " Balas Tuan Cipto ekspresinya nampak datar, laki-laki itu masuk ke dalam rumah melewati Alisa yang saat ini sedang berdiri di depan pintu.

Dengan sigap Alisa mengikuti langkah suaminya yang saat ini sedang menuju ruang tengah.

Tuan Cipto merebahkan tubuhnya di atas sofa berukuran besar lalu menyalakan TV, sementara Alisa berdiri dengan kikuk di dekat sofa tersebit. Gadis itu sama sekali tidak berani untuk sekedar duduk ataupun bertanya sesuatu.

Alisa takut, menyinggung perasaan tuan Cipto.

"Duduklah." Perintah tuan Cipto kemudian.

Alisa lalu duduk di lantai, alih-alih duduk di sofa yang lain.

"Jangan duduk di lantai, kau ini istriku duduklah di atas sofa itu. " Perintah tuan Cipto lagi yang membuat Alisa seketika tersentak dan segera duduk di atas sofa.

Tuan Cipto menghela nafasnya berat. Suasana seketika menjadi hening, Alisa tidak berani memulai pembicaraan sementara tuan Cipto asyik memejamkan matanya padahal laki-laki itu sudah menyalakan TV.

"Alisa... " Panggil laki-laki itu.

"Iya tuan, tuan mau apa? mau kopi? Teh? Atau yang lain?. " Ujar Alisa, inisiatif.

"Jangan bersikap seperti pembantu, kau ini istriku jangan melakukan sesuatu yang sama sekali bukan tugasmu kau hanya perlu memperhatikanku, melihatku dan bertindak sebagai istriku. " Oceh tuan Cipto.

Alisa kembali terdiam, serba salah.

"Mendekatlah... " Ujar tuan Cipto megenakkan tubuhnya dan mengisyaratkan pada Alisa untuk mendekat.

Alisa dengan patuh menuruti suaminya itu, mereka kini duduk berdampingan.

"Apa kau pandai memijat?. " Tanya laki-laki itu.

Alisa nampak keheranan mendengar pertanyaan tersebut, tuan Cipto bahkan tidak membahas kejadian beberapa hari belakangan seakan-akan tidak ada yang terjadi selama beberapa hari itu.

"Aku bisa tuan, tapi aku tidak tau apakah tuan akan suka atau tidak... " Balas Alisa, sedikit ragu dengan kemampuannya.

Alisa dulunya sering memijat ibunya saat masih di rumah gubuk, kadang meskipun Alisa juga sedang merasa kelelahan namun demi menyenangkan ibunya itu, Alisa rela.

Ibunya juga sering memuji tangan Alisa yang sangat pandai memijat, namun Alisa tidak tau apakah tuan Cipto juga akan suka dengan pijatannya atau tidak makanya gadis itu nampak ragu.

"Aku suka, aku pasti akan suka, tolong pijatkan kepalaku. " Pinta tuan Cipto.

Kali pertama laki-laki itu meminta Alisa melakukan sesuatu.

Alisa kemudian mengangguk dan memberikan isyarat pada tuan Cipto untuk berbaring.

"Aku ingin berbanding di pahamu saja. " Ujar Tuan Cipto, seketika membuat Alisa tersipu saat tuan Cipto membaringkan kepalanya diatas pahanya lalu mengarahkan tangan Alisa untuk menyentuh kepala laki-laki itu.

"Pijit lah di bagian situ, kepalaku terasa sangat pening. " Lanjut tuan Cipto memberikan aba-aba.

Alisa tanpa berkata apapun melaksanakan tugasnya dengan baik, perlahan tangannya memijat kepala tuan Cipto dengan sangat lembut namun penuh penekanan di beberapa titik.

Bersambung...

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!