Bagian 2 : Awal Mula.

Alisha kemudian membaca satu persatu kertas itu. Sedetik kemudian gadis itu tersentak kaget.

###

"Apa ini?. " Tanya Alisa memastikan angka-angka yang baru saja di lihatnya.

Alisa tidak akan pernah menyangka kertas-kertas itu akan menjadi awal Mula babak baru kehidupannya.

"Itu nominal hutang-hutang orang tua kamu, kami sama sekali belum pernah menerima pembayaran cicilannya dua bulan terakhir!. " Jelas salah satu preman.

"Hah?. " Alisa kembali terkejut, memastikan sekali lagi angka-angka pada nota tersebut yang jika di total orang tua Alisa hampir mencapai 300.000.000 Rupiah.

Alisha sontak terduduk lesu di samping ibunya, kemudian gadis itu menatap ayah tiri dan ibunya tersebut.

"Kalian tidak membayarkan uang yang sudah Alisha kasih?. " Tanya Alisa kepada orang tuanya. Alisha ingat betul, ia memberikan uang tabunganya senilai 19.000.000 Rupiah untuk orang tuanya satu bulan yang lalu.

"Maaf Alisa, uang tersebut sudah ayahmu pakai untuk membeli beberapa nomor togel dan sebagiannya untuk membeli makanan, kami pikir uang tersebut akan bertambah pada awalnya namun, pada saat detik-detik terakhir ternyata kami kalah dan... " Ibu Alisa tidak melanjutkan kata-kata nya setelah melihat ekspresi kecewa sekaligus ekspresi shock Alisa.

"Kalian..." Alisa kehabisan kata-kata. Sementara ayah tiri Alisa mencoba bernegosiasi dengan preman yang membawa mereka tadi masuk.

"Tolong pak, beri saya kesempatan, saya pasti akan mendapatkan cicilannya bulan ini, tolong berikan saya kesempatan. " Pinta Ayah Tiri Alisa, memeluk lutut preman tersebut.

"Jangan sentuh saya dengan tangan kotormu itu, tidak ada kesempatan lagi, Tuan Cipto telah memberikan kasian kesempatan selama berbukan-bulan, namun kalian telah ingkar janji kepada Tuan kami, tidak ada pilihan lain kalian harus membayarnya hari ini!. " Tegas preman itu.

"Tuan tolong kami sama sekali tidak memiliki apa-aoa untuk kami berikan kepada tuan-tuan hati ini, ambil saja seluruh barang berharga di rumah ini untuk membayar cicilan kami, saya dan suami saya akan berusaha minggu ini mencari pembayaran cicilannya lagi. " Timpal Ibu Alisa ikut berlutut di depan para preman itu.

Alisa yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, uangnya sudah tidak ada. Dirinya hanya bisa pasrah menyaksikan orang tuanya bagaikan pengemis.

"Bagaimana, apa kalian mendapatkan barang berharga lainnya?. " Tanya preman yang membawa orang tua Alisha masuk tadi kepada ketiga bawahannya.

"Tidak ada bos, hanya televisi tua ini dan kipas angin baru itu. " Jelas salah satu preman.

Bruk

Brak

Brak

Bos preman tersbut mengobrak abrik isi rumah Alisa. Orang tua Alisa sontak melindungi diri mereka sambil terus memohon ampun dan keringanan.

"Kalau kalian miskin, harusnya kalian sadar diri jangan coba-coba berjumpa dan mengambil pinjaman, dasar orang-orang miskin bodoh, di rumah kalian sama sekali tidak ada barang berharga, CUIH. " Pekik bos preman tersebut.

"Ampun, ampuni kami. " Pinta ayah tiri Alisa.

"Ampun tuan, tolong beri kami kesempatan satu minggu saja. " Timpal Ibu Alisa.

"Tidak ada ampun untuk kalian, heh apa yang kalian tunggu hajar mereka lagi sampai mampus!. " Perintah bos preman itu kepada para bawahannya.

Ketiga preman tadi bersiap-siap untuk menghajar orang tua Alisa. Untungnya Alisa segera menahan para preman tersebut.

"Berhenti, tolong berikan kami kesempatan saya akan bekerja lebih keras untuk membantu melunasi orang tua saya, tolong ampuni kami, berikan kami kesempatan setidaknya satu minggu lagi. " Pinta Alisa.

"Heh gadis kecil, tidak usah ikut campur. " Ujar salah satu preman mendorong tubuh Alisha agar gadis itu menjauh dari orang tuanya.

"Tolong Tuan, apapun akan saya lakukan untuk membantu orang tua saya, jangan pukuli mereka lagi, berikan kami kesempatan, kasihilah kami Tuan. " Pinta Alisa deraian air matanya sepertinya berhasil membuat ketiga preman itu mundur satu langkah, namun tidak dengan sang bos preman.

Bos preman tersebut melangkah ke arah Alisa, kemudian ikut berjongkok di depan gadis itu. sedetik kemudian preman itu mendekati wajah Alisa lalu menariknyamenariknya.

Deg.

Mata mereka saling bertatapan sepersekian detik, hingga Alisa sontak menutup rapat matanya karena takut.

Tubuh Alisa bergetar, jantungnya seperti akan meledak sebentar lagi. Saking dekatnya jarak di antara mereka, bau busuk nafas preman tersebut memenuhi indera penciuman Alisa.

Bos preman tersebut memperhatikan seluruh wajah Alisa, hingga ke bagian tubuh gadis itu. Tidak lama, bos preman kembali berdiri dan berbisik-bisik kepada para bahawannya, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Alisha kembali membuka matanya, air liurnya bahkan terasa sangat sulit untuk dirinya telan.

"Tolong pak, tolong berikan kami kesempatan satu minggu lagi. " Ujar Ayah tiri Alisha lagi, mencoba bernegosiasi.

"Iya Pak kasihanilah kami, kami pastikan satu minggu lagi akan membayar cicilannya. " Timpal Ibu Alisa.

"Kalian harus membayarnys hari ini, saya akan memberikan dua pilihan kalian harus membayar lunas utang kalian hari ini, bagaimanapun caranya kami tidak peduli atau kalian akan kami pukuli sampai mati dan mayat kalian akan kami kremasi dan abu kalian akan kami sebar ke berbagai kota dan tidak akan ada yang akan mencari kalian atau. " Ancam bos preman tersebut.

"Tapi, kami sungguh tidak punya apa-apa untuk di berikan kepada tuan hari ini. " Balas ibu Alisa.

"ADA." Tegas preman tersebut.

Orang tua Alisa sontak mengangkat kepalanya, tidak mengerti.

"Dia." Tunjuk preman tersebut ke arah Alisa.

Alisha sontak menganga, shock.

"Maksud tuan?. " Tanya Ibu Alisa.

"Serahkan gadis itu kepada Tuan Cipto, maka kami anggap utang kalian lunas. " Jelas bos preman tersebut.

Orang tua Alisa sontak bertatapan, sedetik kemudian mereka menatap Alisa dengan ekoresi penuh harap.

Alisa yang langsung menangkap sinyal kurang menyenangkan tersebut kemudian langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak aku tidak mau. " Pekik Alisa.

Bug

Bug

Dua kali hantaman mengenai kepala ibu Alisha yang langsung terkapar tidak sadarkan diri.

"Berhenti, Ya Allah jahat sekali kalian. " Teriak Alisa mencoba melindungi Ibunya.

"Kalau kamu ingin kami berhenti, maka pilihannya saat ini ada di tanganmu. "

Bersambung...

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!