Menurut cerita versi ibunya. Ayah kandungnya itu tidak menginginkan kehadiran Alisha ke dunia ini, makanya ia pergi meninggalkan ibu Alisa yang saat itu sedang mengandung dirinya.
###
Sungguh malang nasib gadis cantik itu.
Seolah belum cukup beban hidupnya.
Kini, di tambah lagi dengan kekasih Alisa yang bernama Agus itu yang menghilang tanpa kabar bahkan tanpa sepatah kata apapun memblokir semua akses Alisa untuk menghubunginya.
Alisa benar-benar merasa prustasi dengan takdir hidup yang di jalannya saat ini. Ingin rasanya Alisa melarikan diri namun sepertinya hal itu sudah sangat terlambat.
Percuma saja dirinya mencoba melarikan diri di rumah yang di kelilingi tembok berukuran tinggi itu. Tubuhnya tidak akan mampu menggapai ujung temboknya.
Di sisi lain, kasihan juga orang tuanya, mereka bisa mati konyol di tangan Tuan Cipto. Meskipun orang Tua Alisa sama sekali tidak peduli padanya. Bahkan mungkin jika dirinya mati, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang akan peduli, termasuk orang tuanya itu.
"Mungkin ini memang sudah menjadi jalan takdirku. " Lirih Alisa.
Saat baru saja gadis itu ingin memejamkan matanya, Alisa sontak terbangun, menegakkan tubuhnya karena baru ingat jika tadi dirinya belum sempat melaksanakan sholat Isha.
"Astaghfirullah ya Allah, ampunilah diri hamba yang penuh khilaf dan dosa ini, hamba terlalu sibuk memikirkan urusan dunia dan hampir saja lupa memohon perlindungan kepadamu. " Ujar Alisa merasa sangat berdosa.
Alisa kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mengambil Wudhu setelah itu mencari-cari mukena di dalam lemari nyonya Berlian dan untungnya meskipun tidak mendapatkan mukenah di dalam lemari tersebut Alisa menemukan Alternatif Lain.
Yakni, berupa sarung yang Alisha bentuk menyerupai kerudung panjang. Alisha kemudian melakukan sholat berlaskan sarung yang lain untuk di jadikan sajadah.
Alisa yang terlalu kusyuk di dalam doanya tanpa sadar tertidur dalam posisi terduduk karena terlalu lama merenungi takdir hidupnya.
###
Keesokan harinya, cahaya pagi menembus masuk ke dalam kamar tempat Alisa tertidur, sehabis sholat subuh tadi Alisha pindah ke atas ranjang untuk melanjutkan tidurnya.
"Nona... "
"Nona Alisha... "
Suara seseorang terdengar sayup-sayup memanggil nama gadis itu, dalam sekejap Alisa sontak terbangun saat merasakan guncangan pada tubuhnya.
"Eh gempa, ada gempaaaaaaa tolong! . " Pekik Alisa yang langsung melompat dari atas ranjang lalu tanpa sadar memeluk Bi Karsih.
Bi Karsih mengulum senyumnya melihat kejadian konyol itu.
"nona ini aku bi Karsih. " Ujar Bi Karsih sembari memegangi tangan Alisa yang panik lalu mencoba menenangkan gadis lugu itu.
"Ah heh, bukannya tadi ada gempa bi?. " Tanya Alisa tersadar dari keterkejutannya.
Bi Karsih menggeleng sembari tersenyum.
"Tidak ada gempa, tadi bibi yang menggoyangkan tubuhmu, karena kamu sangat susah di bangunkan. " Jelas Bi Karsih, mengulum senyumnya.
Alea melongo mendengar penjelasan Bi Karsih dan baru menyadari kebodohannya sendiri.
"Ah hahahaha, saya pikir tadi gempa bi aduh jadi malu saya. " Tutur Alea, tertawa gugup. Wajahnya memerah menahan malu
"Tidak usah di pikirkan, tadi malam kamu pasti shock sampai jadi seperti ini, pergilah mandi tuan Cipto sudah menunggu nona di bawah. " Ujar Bi Karsih memberikan handuk baru kepada Alisha lalu keluar dari kamar tersebut.
"Tuna Cipto?. " Tanya Alisa, gadis itu benar-benar baru tersadar jika hari ini adalah hari pernikahannya.
Kejadian semalam benar-benar bagaikan mimpi untuk Alisa.
"Aw sakit. " Pekik Alisa saat merasakan cubitan pada lengannya, ia mencoba mencubit dirinya sendiri untuk memastikan kejadian yang di alaminya bukanlah sebuah mimpi melainkan kenyataan.
Alisa kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, entah apa yang akan terjadi nanti yang pasti saat ini Alisa hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Tuhan.
"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, jika ini memang takdirku untuk menikahi pria yang mungkin saja hampir seumuran dengan ayahku itu, maka aku akan menjalaninya. " Batin Alea.
Wushhh
Guyuran air dingin yang keluar dari shower membasahi tubuh Alea, Alea menutup matanya menikmati guyuran air yang menyentuh kulitnya sembari berdoa di dalam hatinya.
"Aku berharap akan ada keajaiban di dalam hidupku, aku lelah ya Allah. " Batin Alea.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments