Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban

Menurut cerita versi ibunya. Ayah kandungnya itu tidak menginginkan kehadiran Alisha ke dunia ini, makanya ia pergi meninggalkan ibu Alisa yang saat itu sedang mengandung dirinya.

###

Sungguh malang nasib gadis cantik itu.

Seolah belum cukup beban hidupnya.

Kini, di tambah lagi dengan kekasih Alisa yang bernama Agus itu yang menghilang tanpa kabar bahkan tanpa sepatah kata apapun memblokir semua akses Alisa untuk menghubunginya.

Alisa benar-benar merasa prustasi dengan takdir hidup yang di jalannya saat ini. Ingin rasanya Alisa melarikan diri namun sepertinya hal itu sudah sangat terlambat.

Percuma saja dirinya mencoba melarikan diri di rumah yang di kelilingi tembok berukuran tinggi itu. Tubuhnya tidak akan mampu menggapai ujung temboknya.

Di sisi lain, kasihan juga orang tuanya, mereka bisa mati konyol di tangan Tuan Cipto. Meskipun orang Tua Alisa sama sekali tidak peduli padanya. Bahkan mungkin jika dirinya mati, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang akan peduli, termasuk orang tuanya itu.

"Mungkin ini memang sudah menjadi jalan takdirku. " Lirih Alisa.

Saat baru saja gadis itu ingin memejamkan matanya, Alisa sontak terbangun, menegakkan tubuhnya karena baru ingat jika tadi dirinya belum sempat melaksanakan sholat Isha.

"Astaghfirullah ya Allah, ampunilah diri hamba yang penuh khilaf dan dosa ini, hamba terlalu sibuk memikirkan urusan dunia dan hampir saja lupa memohon perlindungan kepadamu. " Ujar Alisa merasa sangat berdosa.

Alisa kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mengambil Wudhu setelah itu mencari-cari mukena di dalam lemari nyonya Berlian dan untungnya meskipun tidak mendapatkan mukenah di dalam lemari tersebut Alisa menemukan Alternatif Lain.

Yakni, berupa sarung yang Alisha bentuk menyerupai kerudung panjang. Alisha kemudian melakukan sholat berlaskan sarung yang lain untuk di jadikan sajadah.

Alisa yang terlalu kusyuk di dalam doanya tanpa sadar tertidur dalam posisi terduduk karena terlalu lama merenungi takdir hidupnya.

###

Keesokan harinya, cahaya pagi menembus masuk ke dalam kamar tempat Alisa tertidur, sehabis sholat subuh tadi Alisha pindah ke atas ranjang untuk melanjutkan tidurnya.

"Nona... "

"Nona Alisha... "

Suara seseorang terdengar sayup-sayup memanggil nama gadis itu, dalam sekejap Alisa sontak terbangun saat merasakan guncangan pada tubuhnya.

"Eh gempa, ada gempaaaaaaa tolong! . " Pekik Alisa yang langsung melompat dari atas ranjang lalu tanpa sadar memeluk Bi Karsih.

Bi Karsih mengulum senyumnya melihat kejadian konyol itu.

"nona ini aku bi Karsih. " Ujar Bi Karsih sembari memegangi tangan Alisa yang panik lalu mencoba menenangkan gadis lugu itu.

"Ah heh, bukannya tadi ada gempa bi?. " Tanya Alisa tersadar dari keterkejutannya.

Bi Karsih menggeleng sembari tersenyum.

"Tidak ada gempa, tadi bibi yang menggoyangkan tubuhmu, karena kamu sangat susah di bangunkan. " Jelas Bi Karsih, mengulum senyumnya.

Alea melongo mendengar penjelasan Bi Karsih dan baru menyadari kebodohannya sendiri.

"Ah hahahaha, saya pikir tadi gempa bi aduh jadi malu saya. " Tutur Alea, tertawa gugup. Wajahnya memerah menahan malu

"Tidak usah di pikirkan, tadi malam kamu pasti shock sampai jadi seperti ini, pergilah mandi tuan Cipto sudah menunggu nona di bawah. " Ujar Bi Karsih memberikan handuk baru kepada Alisha lalu keluar dari kamar tersebut.

"Tuna Cipto?. " Tanya Alisa, gadis itu benar-benar baru tersadar jika hari ini adalah hari pernikahannya.

Kejadian semalam benar-benar bagaikan mimpi untuk Alisa.

"Aw sakit. " Pekik Alisa saat merasakan cubitan pada lengannya, ia mencoba mencubit dirinya sendiri untuk memastikan kejadian yang di alaminya bukanlah sebuah mimpi melainkan kenyataan.

Alisa kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, entah apa yang akan terjadi nanti yang pasti saat ini Alisa hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Tuhan.

"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, jika ini memang takdirku untuk menikahi pria yang mungkin saja hampir seumuran dengan ayahku itu, maka aku akan menjalaninya. " Batin Alea.

Wushhh

Guyuran air dingin yang keluar dari shower membasahi tubuh Alea, Alea menutup matanya menikmati guyuran air yang menyentuh kulitnya sembari berdoa di dalam hatinya.

"Aku berharap akan ada keajaiban di dalam hidupku, aku lelah ya Allah. " Batin Alea.

Bersambung...

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!