Bagian 14 : Malu-malu

"Darah?. " Lirih gadis itu saat melihat bekas darah yang hampir mengering di atas kasurnya.

###

Alisa terbelalak kaget, menyadari sesuatu.

"Pecah perawan?. " Gumam Alisa, hanya kalimat itu yang terlintas dalam pikirannya saat ini.

Sekali lagi, bagaikan mimpi Alisa terduduk lemas di lantai kamarnya, menyadari dirinya semalam sudah benar-benar melakukan hubungan suami istri bersama tuan Cipto.

"Tuan Cipto? Kemana dia?. " Gumam Alea lagi, baru menyadari suaminya itu sudah tidak ada di dalam kamarnya.

Alea kemudian memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan dirinya.

###

Sementara di tempat lain tuan Cipto saat ini sedang berada di salah satu bangunan pasar bersama beberapa anak buahnya untuk memeriksa ke adaan pasar tersebut.

Para pedagang disana ternyata kebanyakan mengambil pinjaman modal dari tuan Cipto, ini kali pertemanan laki-laki itu turun langsung ke lapangan untuk melihat bisnisnya.

"Tuan Cipto? Wuah tumben sekali tuan datang ke tempat ini. " Sapa seorang pedagang toko baju khusus perempuan yang saat ini tokonya sedang di kunjungi oleh tuan Cipto.

"Iya, saya sedang mencari sesuatu. " Balas Tuan Cipto.

Pedagang baju itupun mempersilahkan tuan Cipto untuk melihat-lihat.

"Silahkan tuan. " Ujar pedagang itu yang nampak kebingungan namun tidak berani bertanya.

"Emhhh ukuran berapa pakaian itu?. " Tanya tuan Cipto menunjuk pakaian-pakain perempuan lengan panjang yang di pamerkan di etalase.

"Ini rata-rata ukuran M dan L tuan, kalau boleh tau tuan ingin membelinya untuk siapa?. " Tanya pedagang itu, memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Untuk istri ku. " Balas tuan Cipto dengan santainya.

Pedagang itupun kembali bertanya.

"Maaf jika saya lancang, berapa berat badan istri tuan?. "

Tuan Cipto nampak berpikir sejenak.

"Heh jangan banyak tanya, langsung saja kasih tuan Cipto pakaian-pakain itu. " Gertak salah seorang preman.

Pedagang itupun seketika menunduk takut dan mulai mengemas pakaian-pakain yang tuan Cipto tunjuk tadi.

"Berhenti, jangan terburu-buru aku sedang memeprkirakan berat badan istriku, kau pergilah ke tempat lain dan urus pekerjaanmu sendiri dengan baik. " Sentak tuan Cipto.

"Tapi tuan... "

Permanen itu nampak tidak ingin meninggalkan bosnya seorang diri.

"Pergilah, aku sedang ingin sendiri. " Perintah tuan Cipto.

Para preman yang sedari tadi mengikuti tuan Cipto itupun meninggalkan tuannya yang sedang asyik memilih-milih pakaian yang akan ia belikan untuk Alisa.

Ternyata tujuannya datang ke pasar itu selain untuk datang berkunjung dan memantau pekerjaan para preman bayarannya dan memastikan keamanan pasar tuan Cipto juga membelikan beberapa pakaian yang cocok untuk Alisa.

###

Kembali ke rumah mewah tuan Cipto, Alisa yang membawa nampan berisi sisa makanannya itupun turun ke lantai bawah setelah menyadari kasurnya yang bernoda dara ternyata sudah di ganti.

Sesampainya di lantai bawah Alisa segera meletakkan nampan tersebut di dapur lalu pergi mencari bi Karsih sekalian berkeliling di rumah barunya tersebut.

"Wuah besar sekali. " Gumam Alisa, baru menyadari rumah tuan Cipto benar-benar besar. Tadi malam dirinya tidak sempat memperhatikan keseluruhan isi rumah suaminya itu.

"Nyonya Alisa?. " Sapa suara Bi Karsih seketika mengalihkan perhatian Alisa.

Bi Karsih nampak membawa sebuah ember yang nampkanya berisi seprei yang Alisa kenal betul, seprei itu adalah seprei dari kamarnya.

"Bi Karsih itu seprei dari kamar akukan? " Tanya Alisa memastikan.

Bi Karsih mengangguk sembari berjalan ke pintu samping. Alisa pun mengikutinya.

"Bi Karsih kok nggak bilang-bilang sih kalau mau cuci sepreinya? kan Alisa bisa sendiri. " Ujar Alisa, ia sebenarnya merasa malu karena bi Karsih pasti sudah mengetahui jika Alisa semalam melakukan hubungan suami istri dengan tuan Cipto.

Meskipun, tuan Cipto sendiri sudah sah menjadi sauminya tetap saja Alisa merasa malu jika malam pertamanya di ketahui orang lain.

Apalagi saat ini bi Karsih nampak mengulum senyumnya.

"Bi Karsih.... " Gerutu Alisa sekali lagi.

"Iya Nyonya, ada apa? Saya sedang sibuk sekarang lebih baik Nyonya kembali ke kamar dan menonton televisi saia. " Saran bi Karsih.

Bersambung...

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!