Alisha sadar betul dirinya saat ini sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, namun ia juga tahu betul tubuhnya butuh tenaga untuk menghadapi hari esok.
###
Tidak lama setelah menghabiskan makanannya, Tuan Cipto tiba-tiba saja muncul dari balik pintu tanpa mengetuk pintu tersebut terlebih dahulu, membuat Alisa yang baru saja ingin melepaskan jilbab yang menutupi kepalanya sontak terkejut.
"Eh Tuan Cipto. " Ujar Alisa sembari memasang kembali jilbabnya.
Tuan Cipto nampak tersenyum ramah. Benar-benar Alisa tidak bisa menebak isi pikiran laki-laki itu.
"Kamu sudah makan?. " Tanya Tuan Cipto.
"Sudah Tuan. " Jawab Alisa sambil beranjak dari tempat duduknya berjalan mendekat tuan Cipto yang saat ini sedang berdiri di depan pintu kamar.
Tuan Cipto memandangi Alisa dari ujung kaki hingga ujung kepala gadis berjilbab itu.
Sementara Alisa yang di merasa di perhatikan sontak merasa sangat gugup dan canggung. Tuan Cipto seakan-akan sedang menelanjangi dirinya dengan tatapan tajamnya itu.
"Ternyata baju itu cocok juga untukmu. " Ujar Tuan Cipto kemudian yang ternyata salah fokus pada baju tidur yang Alisa kenakan.
"Ah, ini katanya baju nyonya Berlian tuan, apakah tidak masalah?. " Tanya Alisa memastikan.
Tuan Cipto mengangkat sebelah alisnya.
"Dari mana kamu tahu nama mantan istriku?. " Tuan Cipto balik bertanya.
"Eh, maaf Tuan saya tadi tidak sengaja mendengarnya dari Bi Karsih." Balas Alisa.
Tuan Cipto mengangguk, mulutnya membentuk huruf O.
"Oh, ya sudah istirahatlah karena besok pernikahan kita akan di laksanakan, aku sudah mengurur semuanya. " Tutur Tuan Cipto.
Alisa kembali ternganga, meskipun ia sudah tau jika Tuan Cipto akan menjadi suaminya tetap saja Alisa kaget karena tidak menyangka pernikahannya akan di gelar secepat itu.
Ini benar-benar seperti mimpi untuk Alisa.
"Hah? Tapi Tuan, bolehkah saya meminta satu permohonan?. " Tutur Alisa.
Tuan Cipto seketika kembali mengernyitkan wajahnya.
Selama ini tidak ada yang berani meminta sesuatu padanya selancang gadis itu. Namun, lihat ekspresi memelas Alisa, Tuan Cipto menyetujui untuk mendengarkan permintaan Alisa.
"Apa permintaanmu?. "Tanya tuan Cipto kemudian.
"Sa-saya tetap ingin mengenakan jilbab saya ini Tuan, tolong setelah menikah jangan paksa saya untuk melepaskan jilbab saya ini dan memakai pakaian-pakaian seksi itu, saya.... "
Ucapan Alisa langsung di potong oleh Tuan Cipto.
"Oh tenang saja, hal itu tidak perlu kamu khawatirkan, saya hanya butuh kamu menjadi istri saya, menemani saya dan menjadi istri yang penurut dan mengurus saya dengan baik. " Jelas Tuan Cipto, tegas.
"Ta-tapi Tuan, saya... "
Alish ingin mengatakan bahwa dirinya sebenarnya sangat tidak siap untuk melangsungkan pernikahan dengan Tuan Cipto esok hari, namun bayangan tentang orang tuanya yang akan di siksa membuat Alisa urung melanjutkan kata-katanya.
"Ada apa lagi Alisa?. " Tanya Tuan Cipto.
Alisa menggeleng.
"Ah tidak apa-apa Tuan. " Balas Alisa.
"Pergilah beristirahat, setelah acara pernikahan kita besok semua barang-barangmu akan di pindahkan kesini. " Perintah Tuan Cipto.
"Lalu bagaimana dengan orang tua saya Tuan?. " Balas Alisa.
"Tergantung, kalau kamu bisa bersikap baik maka orang tuamu juga akan baik-baik saja. " Ujar Tuan Cipto dengan nada suara yang mengintimidasi.
Alisa sontak mengalihkan pandangannya, tidak berani bertanya banyak hal kepada tuan Cipto, takut jika laki-laki itu berubah menjadi marah karena pertanyaan-perranyaan yang Alisa lontarkan.
Tuan Cipto lalu beranjak keluar meninggalkan kamar Alisa dan tidak lama kemudian Bi Karsih juga datang untuk mengambil kembali nampan berisi makanan sisa Alisa.
"Nona sudah makan?. " Tanya Bi Karsih.
"Sudah Bi. " Jawab Alisha, pandangannya kosong, kini gadis itu sudah kembali terduduk lesu di pinggir kasur.
"Istirahatlah nona, karena besok akan menjadi hari yang melelahkan. " Ujar Bi Karsih.
Alea mengangkat kepalanya dan memandangi Bi Karsih.
"Bi Karsih, sebenarnya saya takut. " Ujar Alisa tanpa sadar.
Bi Karsih yang mendengar ucapan Alisa, seketika menghentikan langkahnya saat akan melangkah keluar dari kamar tersebut.
"Takut kenapa nona?. " Tanya Bi Karsih.
"Saya sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini tapi, saya harus melunasi hutang-hutang orang tua saya kepada Tuan Cipto saya.... "
Bi Karsih segera memotong ucapan Alisa.
"Huussssttt, jangan sampai Tuan Cipto mendengarnya, dia akan kembali marah jika mendengar nona mengatakan hal seperti itu, Tuan Cipto tidak suka jika ada yang menentang ke inginkannya dan menolak perintahnya. " Tutur Bi Karsih sembari mengangkat jari telunjuknya.
Mengisyaratkan kepada Alisa untuk tidak berbicara sembarangan di rumah itu. Karena bisa saja sewaktu-waktu tuan Cipto mendengarnya dan kembali murka.
Alisa yang mendengar ucapan Bi Karsih tersebut sontak tertunduk lesu.
Sepertinya tidak ada orang yang bisa menolongnya. Alisa tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti pernikahan tersebut esok hari.
Alisa kemudian menghapus air matanya yang tiba-tiba saja mengalir, dirinya merasa tidak ada orang di dunia ini yang menginginkan kehadirannya.
Ibunya yang menikah lagi dengan ayah tirinya, selama bertahun-tahun hanya memikirkan perasaan suaminya tersebut tanpa benar-benar pernah mau tau bagaimana perasaan Alisa selama hidup dengan mereka.
Sementara, ayah kandung Alisa sudah lama pergi meninggalkannya sejak masih di dalam kandungan.
Menurut cerita versi ibunya. Ayah kandungnya itu tidak menginginkan kehadiran Alisha ke dunia ini, makanya ia pergi meninggalkan ibu Alisa yang saat itu sedang mengandung dirinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments