"Aku berharap akan ada keajaiban di dalam hidupku, aku lelah ya Allah. " Batin Alea.
###
Acara pernikahan di adakan cukup mewah karena resepsinya di adakan di sebuah gedung yang lumayan besar.
Tamu-tamu yang datang kebanyakan laki-laki dengan setelan hitam. Alisa pikir mereka adalah anak buah ataupun rekan bisnis tuan Cipto.
Alisa mengenakan kebaya berwarna pink, make up sederhana dengan hijab yang menutupi kepalanya, tampak anggun dan cantik meskipun tidak terlalu mewah bahkan jauh dari kesan mewah itu sendiri.
Akan tetapi hal itu justru mampu membuat tuan Cipto tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Alisa.
Sejak selesai di adakannya ijab kabul, tuan Cipto nampak tidak pernah melepaskan Alisa dari pandangannya, bahkan saat ada rekan bisnisnya yang naik ke atas panggung untuk memberikan selamat.
Tuan Cipto segera menepis tangan orang itu agar tidak bersentuhan dengan Alisa.
"Tuan, bolehkan aku duduk sebentar?. " Pinta Alisa, dengan wajah lesu.
Kakinya sudah mulai lemas karena hampir satu jam berdiri menyambit para tamu undangan yang datang.
Alisa tidak habis pikir padahal pernikahan itu di adakan sangat mendadak tapi kenapa ada banyak orang yang datang.
"Kamu duduk saja, acaranya akan selesai sebentar lagi. " Ujar Tuan Cipto.
Beberapa orang nak mengagumi kecantikan Akisa yang masih sangat muda, beberapa di antaranya memuji Tuan Cipto yang berhasil menikahi gadis cantik seperti Alisa.
Sebagian dari orang-orang itu mungkin akan berpikir betapa beruntungnya gadis itu karena berhasil menikahi salah satu pedagang kaya di kota, namun bagi Alisa sendiri tidak ada keberuntungan di dalam dirinya.
Alisa hanya tahu dirinya harus menikahi tuan Cipto agar hutang-hutang orang tuanya lunas.
Beberapa waktu kemudian acara pernikahan selesai di adakan.
Alisa pulang terlebih dahulu bersama Bi Kasih yang juga hadir dalam resepsi pernikahan tersebut. Mereka berdua di antarkan oleh seorang supir sewaan menggunakan mobil tuan Cipto.
"Terima kasih." ujar Alisa, ramah pada saat supir membukakan pintu mobil untuknya.
Mobil itupun melaju setelah Bi Karsih dan Alisa sudahnerada di dalamnya, dari kejauhan nampak tuan Cipto terus memperhatikan Alisa, raut wajahnya terlihat datar.
Alisa segera di tuntun Bi Karsih kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Sesampainya di dalam kamar Alisa tertegun untuk sesaat karena ternyata kamarnya sudah di hiasi dengan banyak bunga-bunga. Persis seperti kamar pengantin romantis pada umumnya.
"Aku benar-benar sudah menikah. " Batin AlisaAlisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang terjadi bukanlah sebuah mimpi tapi kenyataan.
"Sekarang nona Alisa sudah sah menjadi nyonya baru di rumah ini dan mulai sekarang saya akan memanggil nona dengan Nyonya. " Ujar Bi Karsih sembari melepaskan pernak pernik yang ada di gaun pengantin Alisa.
Lamunan Alea seketika buyar.
"Eh tapi saya lebih nyaman di panggil Alisa saja bi, panggilan Nyonya sepertinya terlalu berat dan tua. " Balas Alisa, keberatan dengan embel-embel panggilan barunya.
Bi Karsih segera menggeleng.
"Peraturan tetaplah peraturan Nyonya, jika tidak kita semua tidak akan selamat dari kembaran Tuan Cipto, menurut saja. " Ujar Bi Karsih nada suaranya terdengar tegas.
Alisa terdiam. Percuma saja menyuruh Bi Karsih untuk tidak memanggilnya dengan embel-embel Nyonya pembantu rumah tangga tuan Cipto itu tidak akan mendengarkan ucapan Alisa.
Bi Karsih kemudian keluar kamar setelah selesai membantu Alisa, tidak lama kemudian tuan Cipto masuk ke dalam kamar tersebut lalu menutup pintu kamar dengan pelan.
"Alisa... " Panggil tuan Cipto.
Alisa yang saat ini sedang duduk di depan meja rias seketika mengalihkan pandangannya pada tuan Cipto yang nampak masih mengenakan setelan jasnya.
"Iya tuan?. " Balas Alisa.
Tuan Cipto berjalan mendekati Alisa lalu dengan cepat laki-laki itu sudah berdiri di belakang Alisa.
Mereka berduaan tanpa sadar melihat ke arah cermin. Menatap oantulan diri mereka masing-masing di dalam sana.
"Alisa... " Panggil tuan Cipto lagi.
"I-iya tuan?. "
Tuan Cipto memegang bahu Alisa dengan sangat erat, bahkan kini gadis itu merasakan kesakitan.
"Ah aduh tuan, sakittt. " Pekik Alisa, mencoba melepaskan tangan tuan Cipto dari bahunya. Ia tidak tau apa kesalahannya yang membuat tuan Cipto memperlakukannya seperti itu.
"T-tuan ada apa?. " Tanya Alisa, tidak mengerti.
Tuan Cipto kemudian memaksa Alisa untuk berdiri dan memutar tubuhnya, sehingga mereka berdua sekarang sudah saling berhadapan.
"Aku tidak suka saat kau tersenyum kepada kami-lami lain. " Pekik Tuan Cipto kemudian.
Mata Alisa terbelalak kaget, karena merasa dirinya tidak pernah melakukan hal itu.
"T-tapi saya tidak pernah melakukannya tuan. " Ujar Alisa, mulai ketakutan karena Tuan Cipto kembali memegang pergelangan tangannya dengan cukup kuat.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments