Alisa semakin takut melihat Tuan Cipto nampak berapi-api, karena marah mendengar ucapannya tadi.
###
Plak
Plak
Plak
Tiga kali tamparan mengenai wajah bos preman itu lagi, hingga tubuhnya tersungkur.
"Dasar bodoh! Kenapa kalian membawa gadis yang tida ingin menikah? Bawa orang tuanya kesini dan kembalikan gadis muda itu. " Perintah Tuan Cipto, berapi-api.
Alisa yang mendengar orang tuanya akan di bawa ke rumah ini untuk menggantikan dirinya kemudian tersadar, orang tuanya bisa saja mati konyol jika sudah bertemu dengan Tuan Cipto.
Melihat bos preman tersebut yang langsung terkapar saat mendapatkan tamparan bertubi-tubi dari Tuan Cipto saja sudah berhasil membuat bulu kuduk Alisa bergidik ngeri bagaimana jika orang tuanya juga akan di perlakukan sama.
"Cepat, apa yang kalian tunggu, bawa gadis itu pulang dan seret orang tuanya kesini!. " Perintah Tuan Cipto kepada para preman yang lain.
"Baik Tuan. " Ujar salah satu preman yang langsung kembali mengankap tangan Alisa dan menarik gadis itu.
Alisa kembali panik, kali ini dirinya harus benar-benar bersikap patuh pada tuan Cipto, jika tidak orang tuanya yang akan celaka. Alisa tidak ingin hal itu terjadi.
"Tidak, saya mau, saya mau tuan, saya mau menikah dengan tuan. " Pekik Alisa menepis dengan kerasa tangan preman yang menariknya.
Tuan Cipto yang baru saja akan kembali masuk ke dalam rumahnya sontak berbalik dan mendekati Alisa lagi.
Tatapannya penuh selidik.
"Kamu sungguh mau menikah denganku?. " Tanya Tuan Cipto.
Alisa mengangguk dengan cepat, tidak ingin menyia-nyiakan keadaan. Demi orang tuanya tetap hidup Alisa harus melakukan ini.
"Saya mau Tuan. " Balas Alisa mantap.
"Sungguh?. " Tanya tuan Cipto, memastikan.
Alisa memberanikan dirinya menatap mata tuan Cipto lalu dengan tegas mengatakan dirinya sangat siap.
"Saya siap dan mau tuan. "
Tuan Cipto langsung tersenyum mendengar jawaban Alisa, ia kemudian menarik gadis itu dan membawanya masuk ke dalam rumah mewahnya.
Tuan Cipto singgah sebentar di depan pintu sambil berkacak pinggang.
"Kalian semua boleh pergi. "Perintah Tuan Cipto kepada para preman.
Alisa yang saat ini sudah berada di dalam rumah Tuan Cipto kembali terpana saat melihat isi rumah mewah tersebut.
Furnitur-furniturnya berwarna emas, Alisha yakin sebagian besar barang-barang yang ada di rumah mewah itu ada yang dilapisi dengan emas asli.
Wajar saja jika Tuan Cipto membangun rumahnya dengan di kelilingi tembok-tekbok yang tinggi dan tebal untuk melindungi rumah mewahnya dari orang-orang luar yang sewaktu-waktu bisa saja melakukan perbuatan jahat untuk merampok rumah mewah tersebut.
Walaupun mewah, namun suasana di dalam rumah itu sangat sepi, sekan-akan hanya ada Tuan Cipto yang tinggal sendirian di dalam istananya sendiri.
"Bi Karaih... Bi Karsih...?" Teriak Tuan Cipto memanggil nama seseorang.
"Iya Tuan. " Tidak lama kemudian seorang perempuan setengah baya keluar dari salah satu pintu yang jaraknya berada tidak jauh dari tangga yang menuju ke lantai atas.
Perempuan itu berjalan terpogoh-pogoh sambil menunduk.
"Ada apa Tuan?. " Tanya Bi Karsih.
Bi Karsih menatap Alisa dari ujung kaki hingga kepala, Alisa juga balik menatap perempuan yang sepertinya adalah seorang pembantu di rumah Tuan Cipto.
Mata mereka saling bertatapan untuk sesaat.
"Siapkan kamar untuk gadis ini di samping kamar saya!. " Perintah Tuan Cipto.
Bi Karsih nampak tertegun.
"Kamar nyonya tuan? . " tanya Bi Karsih memastikan.
"Dia nyonya baru di rumah ini, laksanakan tugasmu dan jangan banyak bertanya. " perintah tuan Cipto.
Bi Karsih kembali menundukkan kepalanya.
"Baik tuan Maaf, ampuni kelancangan saya tuan. " ujar Bi Karsih.
Tuan Cipto menghela nafasnya.
"Jangan lupa bawakan makan malam ke kamarnya dan berikan dia pakaian yang baru, saya akan keluar sebentar mengurus untuk sesuatu. " lanjut Tuan Cipto.
"Baik Tuan. " Jawab Bi Karsih.
Alisa sedikit bingung mendengar jawaban perempuan itu, sepertinya aturan di rumah ini mengharuskan Bi Karsih tidak boleh terlalu banyak mengeluarkan kata-kata.
"Aisa, kamu ikut dengan Bi Karsih, saya akan pergi sebentar. " Ujar Tuan Cipto, nada bicaranya langsung berubah lembut.
"B-baik Tuan. " Jawab Alisa gugup.
Tuan Cipto kemudian berjalan keluar dari rumahnya dan menghilang dari balik pintu. Meninggalkan Alisa dan Bi Karsih berdua.
"Ayo nona, saya akan mengantar kamu ke kamar barumu. " Ujar Bi Karsih kemudian.
"Ah, jangan panggil nona, nama Saya Alisa bu. " Balas Alisha, sopan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Yusria Mumba
yang sabar alisa,
2023-04-24
0
Vie
lanjut tor, aku mampir..
2023-04-19
1