"Alhamdulillah." Tidak lupa Alisa mengucapkan kalimat syukur, setidaknya meskipun takdirnya kejam masih ada orang-orang baik yang membantunya.
###
Beberapa hari kemudian, Alisa akhirnya di izinkan untuk keluar dari kamarnya, namun yang membukakan pintu untuk Alisa pagi itu bukanlah bi Karsih ataupun tuan Cipto melainkan seorang perempuan yang berusia sekitar awal 30an.
Wajahnya nampak judes saat mata mereka tidak sengaja bertatapan.
"Jadi kamu yang namanya Alisa?. " Tanya perempuan itu, sedikit sinis memperhatikan Alisa dari ujung kaki hingga kepala.
Alisa lalu mengangguk.
"Iya saya Alisa, maaf anda siapa yah, dimana bi Karsih dan tuan Jonathan?. " Balas Alisa, bertanya balik.
"Aku Ratih, Bi Karsih pulang kampung untuk beberapa minggu karna suaminya sakit, aku keponakannya dan bakalan gantiin dia disini selama bi Karsih pulang kampung. " Jelas perempuan yang ternyata bernama Ratih itu.
Nampaknya ini bukan kali pertama perempuan itu datang ke rumah ini, tuan Cipto pasti sangat selektif memilih orang untuk bekerja di rumah mewahnya ini.
Alisa membentuk bibirnya menyerupai huruf oh, lalu kembali bertanya.
"Tuan Cipto pergi kemana?. "
Ratih mengangkat bahunya.
"Mana aku tau, nih kunci kamarmu kalau mau makan turun aja sendiri ke bawah dan ambil makananmu sendiri, aku bukan bi Karsih yang mesti layanin kau kayak ratu. " Ujar Ratih melemparkan kunci kamar Alisa pada gadis itu lalu berbalik pergi
Alisa heran melihat perlakuan Ratih yang sangat tidak ramah padanya sangat berbeda dengan bi Karsih.
"Ada apa dengan perempuan itu?. " Gumam Alisa, merasa aneh dengan karakter Ratih yang semena-mena.
Alisa kemudian baru mengingat perkataan Ratih tentang Bi Karsih yang pulang kampung karena suaminya yang sakit.
"Kasian sekali bi Karsih, seandainya aku punya uang ingin sekali aku membantunya, sayangnya aku sama sekali tidak punya pegangan. " Lirih Alisa, kembali merasa bersalah karena dirinya belum sempat meminta maaf secara langsung kepada bi Karsih atas insiden beberapa hari yang lalu.
Alisa melirik sekilas ke arah pintu kamar suaminya yang tertutup rapat.
"Aku baru ingat, aku sama sekali tidak pernah masuk ke dalam kamar itu, tuan Cipto bahkan lebih memilih menghabiskan malam pertamanya di kamar ini, dari pada di kamar itu. " Oceh Alisa baru menyadari tuan Cipto tidak pernah mengajaknya ke kamar utama tuan Cipto yang selalu tertutup rapat, bahkan ketika tuan Cipto berada di dalamnya sekalipun.
Rasa penasaran dan ingin tahu tiba-tiba saja menghinggapi pikiran Alisa, namun segera di tepisnya.
"Nggak boleh, aku nggak boleh penasaran sama apapun yang ada di dalam rumah ini, tuan Cipto bisa marah lagi, lebih baik aku turun dan makan. " Alisa berbicara seorang diri, ia sebenarnya benar-benar merasa kesepian di rumah besar itu.
Apalagi setelah di kurung beberapa hari, tuan Cipto bahkan tidak pernah masuk ke dalam kamarnya, kecuali pada saat membawakannya makanan.
Beruntung saat bi Karsih diam-diam memberinya makan di malam pertama hukumannya itu, besoknya tuan Cipto membawakannya makanan lagi hingga hari-hari selanjutnya.
Setidaknya Alisa harus tetap bersyukur atas apapun yang menimpa dirinya saat ini.
"Setiap musibah yang datang pasti akan ada hikmah di baliknya. " Batin Alisa, menguatkan dirinya sendiri.
Alisa kemudian turun ke lantai dasar untuk sarapan, terlihat Ratih juga sedang sibuk mengepel lantai.
Wajahnya nampak sinis saat melihat Alisa makan dengan santai di meja makan.
10 menit berlalu, Ratih yang sepertinya sudah selesai mengepel melewati meja makan tempat Alisa saat ini.
"Enak banget yah jadi gundiknya tuan Cipto, mau makan yah tinggal makan, nggak perlu capek-capek ngepel, masak, nyuci, belanja dan lain-lain. " Sindir Ratih dengan nada mencibir.
Alisa yang sedang menyuapkan makanan terakhir ke dalam mulutnya seketika menghentikan aktivitasnya tersebut.
"Mbak Ratih udah makan?. " Tanya Alisa sopan dan ramah, semata-mata karena menganggap Ratih adalah orang yang lebih tua darinya.
Apalagi perempuan itu keponakan Bi Karsih yang memperlakukan Alisa dengan sangat baik selama beberapa hari menjadi istri tuan Cipto.
"Nggak usah banyak tanya, mau udah kek mau belum kek bukan urusanmu!. " Balas Ratih, galak.
Alisa memalingkan wajahnya ke piringnya dan kembali fokus menghabiskan makanannya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments