Bagian 19 : Ratih Yang Galak

"Alhamdulillah." Tidak lupa Alisa mengucapkan kalimat syukur, setidaknya meskipun takdirnya kejam masih ada orang-orang baik yang membantunya.

###

Beberapa hari kemudian, Alisa akhirnya di izinkan untuk keluar dari kamarnya, namun yang membukakan pintu untuk Alisa pagi itu bukanlah bi Karsih ataupun tuan Cipto melainkan seorang perempuan yang berusia sekitar awal 30an.

Wajahnya nampak judes saat mata mereka tidak sengaja bertatapan.

"Jadi kamu yang namanya Alisa?. " Tanya perempuan itu, sedikit sinis memperhatikan Alisa dari ujung kaki hingga kepala.

Alisa lalu mengangguk.

"Iya saya Alisa, maaf anda siapa yah, dimana bi Karsih dan tuan Jonathan?. " Balas Alisa, bertanya balik.

"Aku Ratih, Bi Karsih pulang kampung untuk beberapa minggu karna suaminya sakit, aku keponakannya dan bakalan gantiin dia disini selama bi Karsih pulang kampung. " Jelas perempuan yang ternyata bernama Ratih itu.

Nampaknya ini bukan kali pertama perempuan itu datang ke rumah ini, tuan Cipto pasti sangat selektif memilih orang untuk bekerja di rumah mewahnya ini.

Alisa membentuk bibirnya menyerupai huruf oh, lalu kembali bertanya.

"Tuan Cipto pergi kemana?. "

Ratih mengangkat bahunya.

"Mana aku tau, nih kunci kamarmu kalau mau makan turun aja sendiri ke bawah dan ambil makananmu sendiri, aku bukan bi Karsih yang mesti layanin kau kayak ratu. " Ujar Ratih melemparkan kunci kamar Alisa pada gadis itu lalu berbalik pergi

Alisa heran melihat perlakuan Ratih yang sangat tidak ramah padanya sangat berbeda dengan bi Karsih.

"Ada apa dengan perempuan itu?. " Gumam Alisa, merasa aneh dengan karakter Ratih yang semena-mena.

Alisa kemudian baru mengingat perkataan Ratih tentang Bi Karsih yang pulang kampung karena suaminya yang sakit.

"Kasian sekali bi Karsih, seandainya aku punya uang ingin sekali aku membantunya, sayangnya aku sama sekali tidak punya pegangan. " Lirih Alisa, kembali merasa bersalah karena dirinya belum sempat meminta maaf secara langsung kepada bi Karsih atas insiden beberapa hari yang lalu.

Alisa melirik sekilas ke arah pintu kamar suaminya yang tertutup rapat.

"Aku baru ingat, aku sama sekali tidak pernah masuk ke dalam kamar itu, tuan Cipto bahkan lebih memilih menghabiskan malam pertamanya di kamar ini, dari pada di kamar itu. " Oceh Alisa baru menyadari tuan Cipto tidak pernah mengajaknya ke kamar utama tuan Cipto yang selalu tertutup rapat, bahkan ketika tuan Cipto berada di dalamnya sekalipun.

Rasa penasaran dan ingin tahu tiba-tiba saja menghinggapi pikiran Alisa, namun segera di tepisnya.

"Nggak boleh, aku nggak boleh penasaran sama apapun yang ada di dalam rumah ini, tuan Cipto bisa marah lagi, lebih baik aku turun dan makan. " Alisa berbicara seorang diri, ia sebenarnya benar-benar merasa kesepian di rumah besar itu.

Apalagi setelah di kurung beberapa hari, tuan Cipto bahkan tidak pernah masuk ke dalam kamarnya, kecuali pada saat membawakannya makanan.

Beruntung saat bi Karsih diam-diam memberinya makan di malam pertama hukumannya itu, besoknya tuan Cipto membawakannya makanan lagi hingga hari-hari selanjutnya.

Setidaknya Alisa harus tetap bersyukur atas apapun yang menimpa dirinya saat ini.

"Setiap musibah yang datang pasti akan ada hikmah di baliknya. " Batin Alisa, menguatkan dirinya sendiri.

Alisa kemudian turun ke lantai dasar untuk sarapan, terlihat Ratih juga sedang sibuk mengepel lantai.

Wajahnya nampak sinis saat melihat Alisa makan dengan santai di meja makan.

10 menit berlalu, Ratih yang sepertinya sudah selesai mengepel melewati meja makan tempat Alisa saat ini.

"Enak banget yah jadi gundiknya tuan Cipto, mau makan yah tinggal makan, nggak perlu capek-capek ngepel, masak, nyuci, belanja dan lain-lain. " Sindir Ratih dengan nada mencibir.

Alisa yang sedang menyuapkan makanan terakhir ke dalam mulutnya seketika menghentikan aktivitasnya tersebut.

"Mbak Ratih udah makan?. " Tanya Alisa sopan dan ramah, semata-mata karena menganggap Ratih adalah orang yang lebih tua darinya.

Apalagi perempuan itu keponakan Bi Karsih yang memperlakukan Alisa dengan sangat baik selama beberapa hari menjadi istri tuan Cipto.

"Nggak usah banyak tanya, mau udah kek mau belum kek bukan urusanmu!. " Balas Ratih, galak.

Alisa memalingkan wajahnya ke piringnya dan kembali fokus menghabiskan makanannya.

Bersambung....

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!