Bagian 13 : Darah

Alisa kemudian meringis, tidak tau harus menjawab apa.

###

"Terserah tuan saja. " Ujar Alisa kemudian.

Tuan Cipto kembali tersenyum.

"Ternyata kau tidak sepolos yang ku duga. " Ujar Tian Cipto.

Alisa tidak mengerti.

"Maksud tuan?. "

"Di anatra istri-istriku sebelumnya, baru kali ini ada yang bertanya kepada ku terlebih dahulu, apakah kita akan tidur bersama di malam pertama, hahahaha. " Tutur tuan Cipto, tertawa renyah.

Alisa nampak salah fokus melihat tuan Cipto yang nampak sangat manis saat tertawa, sayang sekali laki-laki itu sangat mudah marah dan pencemburu.

"Eheheh, aku sebenarnya tidak mengerti tuan, harus memulai dari mana, makanya aku lebih baik bertanya. " Jelas Alisa apa adanya.

Tuan Cipto lalu mengangguk.

"Aku suka jika kau punya inisiatif seperti itu, tapi kau tetap harus ingat jangan membuatku marah dan tersinggung atau aku akan berbuat sesuatu yang lebih kejam kepadamu dari pada ini. " Ujar tuan Cipto mengelus lembut bekas cengrkamannya tadi siang, dengan nada suara yang terdengar mengancam membuat Alisa seketika kembali bergidik ngeri.

Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain, tangannya pun sudah selesai di olesi dengan salep.

Sesaat kemudian tuan Cipto menarik tubuh Alisa untuk lebih dekat kepadanya, dengan sedikit kikuk Alisa menggeser posisi duduknya, meskipun dirinya sama sekali tidak berpengalaman dalam urusan cinta apalagi soal urusan ranjang.

Akan tetaapi Alisa akan mencoba semaksimal mungkin menuruti keinginan tuan Cipto, suaminya.

Tuan Cipto dengan lembut mengangkat Alisa naik ke atas ranjang pengantin yang masih di hiasi banyak bunga.

Alisa sengaja tidak membereskannya karena tidak berani, ia berpikir sewaktu-waktu tuan Cipto pasti akan datang dan benar saja malam ini keduanya sudah berbaring bersama di atas ranjang pengantin baru tersebut.

"Alisa... " Panggil tuan Cipto, berbisik pelan tepat di telinga Alisa. Seketika Alisa bergidik ada rasa takut dan khawatir di dalam dirinya karena situasi ini adalah pertama kalinya Alisa rasakan.

"Tuan Cipto adalah suamiku, aku harus melayaninya sebaik mungkin. " Batin Alea.

Alisa tetap mencoba tenang dan meyakinkan dirinya bahwa tuan Cipto adalah suaminya, jadi wajar saja jika laki-laki itu pasti akan menyentuh tubuhnya.

"Iya tuan. " Balas Alisa.

Cup

Sebuah kecupan mendarat di kening Alisa.

"Kau sudah siap?. " Tanya tuan Cipto lagi.

Dada Alisa sontak berdebar hebat, darahnya seketika terasa memanas. Seumur hidupnya ini adalah kali pertama seorang laki-laki dewasa menyentuh tubuhnya dan megecup keningnya.

"Siap tuan. " Ujar Alisa kemudian, mengangguk pelan sembari menutup matanya rapat-rapat.

Malam inipun menjadi sebuah sejarah baru bagi hidup Alisa, meskipun orang yang mengambil kesuciannya bukanlah orang yang dirinya cintai namun bagi Alisa semua itu sama sekali tidak penting untuk saat ini.

Selama melakukan hubungan suami istri itu Alisa hanya membayangkan wajah Agus, meskipun keduanya sudah mustahil untuk bersama akan tetapi Alisa tidak bisa dengan mudah melupakan cinta pertamanya itu.

30 menit berlalu, Tuan Cipto terkapar lemas di samping Alisa. Keduanya kini nampak kelelahan dengan keringat yang mengcur deras nampak terlihat dari dahi keduanya.

"Ah Alisa, gadis muda sepertimu memang yang terbaik. " Pekik tuan Cipto, sembari kembali menghujani Alisa dengan kecupan mesra.

Alisa hanya bisa pasrah menutupi tubuh polosnya dengan sebuah selimut. Hingga akhirnya mereka berdua ketiduran.

###

Keesokan harinya, Alisa terbangun saat menyadari matahari pagi kembali masuk ke dalam ruangan kamarnya.

Ternyata bi Karsih sudah menyiapkan sarapan pagi di atas mejanya.

Alisa yang baru saja setengah tersadar dari kantuknya itupun sontak terbangun dan menyadari dirinya tidak bangun untuk melaksanakan sholat subuh tadi.

"Astaghfirullah kok aku bisa lupa sih." Alisa panik, dengan buru-buru turun dari atas ranjang namun sebuah rasa nyeri tiba-tiba saja sebuah rasa yang seakan menusuk tubuhnya dari dalam seketika terasa.

Alisa juga baru tersadar jika tubuhnya dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.

"Astaghfirullah." Ucap gadis itu lagi dengan cepat meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

Namun, sekali lagi sesuatu membuatnya terlonjak kaget.

"Darah?. " Pekik gadis itu saat melihat bekas darah yang hampir mengering di atas kasurnya.

Beraambung....

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!