Alisa kemudian meringis, tidak tau harus menjawab apa.
###
"Terserah tuan saja. " Ujar Alisa kemudian.
Tuan Cipto kembali tersenyum.
"Ternyata kau tidak sepolos yang ku duga. " Ujar Tian Cipto.
Alisa tidak mengerti.
"Maksud tuan?. "
"Di anatra istri-istriku sebelumnya, baru kali ini ada yang bertanya kepada ku terlebih dahulu, apakah kita akan tidur bersama di malam pertama, hahahaha. " Tutur tuan Cipto, tertawa renyah.
Alisa nampak salah fokus melihat tuan Cipto yang nampak sangat manis saat tertawa, sayang sekali laki-laki itu sangat mudah marah dan pencemburu.
"Eheheh, aku sebenarnya tidak mengerti tuan, harus memulai dari mana, makanya aku lebih baik bertanya. " Jelas Alisa apa adanya.
Tuan Cipto lalu mengangguk.
"Aku suka jika kau punya inisiatif seperti itu, tapi kau tetap harus ingat jangan membuatku marah dan tersinggung atau aku akan berbuat sesuatu yang lebih kejam kepadamu dari pada ini. " Ujar tuan Cipto mengelus lembut bekas cengrkamannya tadi siang, dengan nada suara yang terdengar mengancam membuat Alisa seketika kembali bergidik ngeri.
Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain, tangannya pun sudah selesai di olesi dengan salep.
Sesaat kemudian tuan Cipto menarik tubuh Alisa untuk lebih dekat kepadanya, dengan sedikit kikuk Alisa menggeser posisi duduknya, meskipun dirinya sama sekali tidak berpengalaman dalam urusan cinta apalagi soal urusan ranjang.
Akan tetaapi Alisa akan mencoba semaksimal mungkin menuruti keinginan tuan Cipto, suaminya.
Tuan Cipto dengan lembut mengangkat Alisa naik ke atas ranjang pengantin yang masih di hiasi banyak bunga.
Alisa sengaja tidak membereskannya karena tidak berani, ia berpikir sewaktu-waktu tuan Cipto pasti akan datang dan benar saja malam ini keduanya sudah berbaring bersama di atas ranjang pengantin baru tersebut.
"Alisa... " Panggil tuan Cipto, berbisik pelan tepat di telinga Alisa. Seketika Alisa bergidik ada rasa takut dan khawatir di dalam dirinya karena situasi ini adalah pertama kalinya Alisa rasakan.
"Tuan Cipto adalah suamiku, aku harus melayaninya sebaik mungkin. " Batin Alea.
Alisa tetap mencoba tenang dan meyakinkan dirinya bahwa tuan Cipto adalah suaminya, jadi wajar saja jika laki-laki itu pasti akan menyentuh tubuhnya.
"Iya tuan. " Balas Alisa.
Cup
Sebuah kecupan mendarat di kening Alisa.
"Kau sudah siap?. " Tanya tuan Cipto lagi.
Dada Alisa sontak berdebar hebat, darahnya seketika terasa memanas. Seumur hidupnya ini adalah kali pertama seorang laki-laki dewasa menyentuh tubuhnya dan megecup keningnya.
"Siap tuan. " Ujar Alisa kemudian, mengangguk pelan sembari menutup matanya rapat-rapat.
Malam inipun menjadi sebuah sejarah baru bagi hidup Alisa, meskipun orang yang mengambil kesuciannya bukanlah orang yang dirinya cintai namun bagi Alisa semua itu sama sekali tidak penting untuk saat ini.
Selama melakukan hubungan suami istri itu Alisa hanya membayangkan wajah Agus, meskipun keduanya sudah mustahil untuk bersama akan tetapi Alisa tidak bisa dengan mudah melupakan cinta pertamanya itu.
30 menit berlalu, Tuan Cipto terkapar lemas di samping Alisa. Keduanya kini nampak kelelahan dengan keringat yang mengcur deras nampak terlihat dari dahi keduanya.
"Ah Alisa, gadis muda sepertimu memang yang terbaik. " Pekik tuan Cipto, sembari kembali menghujani Alisa dengan kecupan mesra.
Alisa hanya bisa pasrah menutupi tubuh polosnya dengan sebuah selimut. Hingga akhirnya mereka berdua ketiduran.
###
Keesokan harinya, Alisa terbangun saat menyadari matahari pagi kembali masuk ke dalam ruangan kamarnya.
Ternyata bi Karsih sudah menyiapkan sarapan pagi di atas mejanya.
Alisa yang baru saja setengah tersadar dari kantuknya itupun sontak terbangun dan menyadari dirinya tidak bangun untuk melaksanakan sholat subuh tadi.
"Astaghfirullah kok aku bisa lupa sih." Alisa panik, dengan buru-buru turun dari atas ranjang namun sebuah rasa nyeri tiba-tiba saja sebuah rasa yang seakan menusuk tubuhnya dari dalam seketika terasa.
Alisa juga baru tersadar jika tubuhnya dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.
"Astaghfirullah." Ucap gadis itu lagi dengan cepat meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Namun, sekali lagi sesuatu membuatnya terlonjak kaget.
"Darah?. " Pekik gadis itu saat melihat bekas darah yang hampir mengering di atas kasurnya.
Beraambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments