Rahasia tuan Cipto adalah dirinya sama sekali belum bisa melupakan Berlian, istri pertamanya yang sudah meninggal. Di dalam kamarnya tersebut bahkan tuan Cipto memajang banyak poto istrinya itu.
###
Malamnya, tuan Cipto pergi meninggalkan rumahnya untuk mengurus sesuatu, Laki-laki itu bahkan menekankan pada bi Karsih untuk tidak memberikan makan pada Alisa apalagi sampai membukakan pintu untuk gadis itu, sebagai hukuman karena Alisa sudah lancang mendekati pintu rahasia di halaman belakang rumahnya.
"Jangan berani-benari memberi makanan pada gadis itu, biar saja dia kelaparan sampai besok pagi. " Perintah tuan Cipto, memberikan peringatan.
"Tapi, tuan... "
"Bi Karsih, kurasa nalar berpikir mu sudah tidak sebaik dulu, aku akan mencari penggantimu jika kamu masih berani membantah ucapan dan perintahku, awasi gadis itu baik-baik jangan sampai dian mendekati pintu di halaman belakang, aku yakin dia ingin mencoba melarikan diri seperti para pelacur-pelacur sialan itu. " Pekik tuan Cipto.
Ternyata laki-laki itu sangat marah pada Alisa karena menyangka istri mudanya itu ingin mencoba melarikan diri.
"Baik tuan. " Balas bi Karsih cepat, tidak berani membantah tuan Cipto.
"Aku akan kembali setengah jam lagi. " Ujar tuan Cipto sebelum laki-laki itu benar-benar pergi meninggalkan rumahnya.
###
Krekk
Krekk
Bunyi perut Alisa untuk yang kesekian kalinya, ia benar-benar sudah merasa sangat lapar.
Sejak siang tadi perutnya sama sekali belum di isi makanan apappun.
"Harusnya sarapan pagi tadi tidak usah ku bawa turun, ah menyesal sekali aku seandainya saja aku menghabiskannya. " Gumam Alisa, berandai-andai memkirkan sarapan paginya tadi yang tersisa sangat banyak.
Alisa sepertinya merasakan firasat malam ini dirinya tidak akan di beri makan.
Krekk
Krekk
Suara perut Alisa kembali berbunyi.
"Aduh lapar banget lagi... " Erang gadis itu, memegangi perutnya.
Hukuman tuan Cipto sepertinya sangat berlebihan, bagaimana istri-istri sebelumnya bisa bertahan di rumah ini jika tidak di beri makan hanya karena membuat kesalahan kecil.
"Hiks apakah aku juga akan berakhir mati mengenaskan di dalam kamar ini." Alisa kembali merintih, merasakan asam lambungnya yang mulai menusuk.
Tok..
Tok..
Tok..
Ketukan pada pintu kamar membuat perhatian Alisa teralihkan.
"Nyonya... Nyonya.... " Suara bi Karsih memanggil dari luar.
Alisa merasakan secercah harapan dalam hidupnya. Dengan cepat Alisa beranjak dari tempat tidurnya dan menempelkan telinganya ke daun pintu kamar.
"Bi Karsih, kau kah itu?. " Tanya Alisa memastikan.
"Iya nyonya, ini bi Karsih. "
"bi Alisa sangat lapar, ada makanan nggak yang bisa Alisa makan?. " Tanya Alisa.
"Ini saya bawa makanan buat nyonya, tapi makanannya nggak bisa di bawa masuk, ini bibi lagi nyari cara buat masukinnya. " Ujar bi Karsih dari luar, terdengar seperti sedang melakukan sesuatu.
"Liat ke atas nyonya. " Seru bi Karsih sesaat kemudian.
Alisa spontan mengangkat kepalanya dan melihat ke atas, bi Karsih memasukkan makanan yang di bawanya melalui lubang ventilasi yang berada di atas pintu. Makanan itu di bungkus plastik.
"Ayo cepat nyonya, di ambil sebelum tuan kembali. " Lanjut bi Karsih.
Alisa dengan cepat meraih plastik tersebut dengan mudah karena lubang ventilasi di atas pintu kamarnya cukup lebar.
"Makasih banyak bi Karsih, Alisa udah benar-benar kelaparan dari tadi siang. " Ujar Alisa.
"Iya nyonya, kebetulan tuan sedang keluar bi Karsih di larang kasih makanan ke nyonya tapi bibi nggak tega, itu makanannya harus di habiskan sebelum tuan datang jangan sampai tuan melihatnya. " Jelas bi Karsih.
"Sekali lagi makasih banyak ya bi, Alisa juga mau minta maaf atas kejadian tadi siang, Alisa benar-benar nggak tau, Aku harusnya bertanya dulu ke bibi sebelum pergi ke pintu itu. " Ujar Alisa merasa bersalah.
"Tidak apa-apa nyonya, kalau begitu saya permisi dulu. " Langkah bi Karsih terdengar menjauhi kamar Alisa.
Alisa yang sudah sangat kelaparan dengan tidak sabar membuka bungkusan plastik tersebut, di dalamnya ada nasi, ikan goreng dan sayur yang di bungkus menggunakan bungkusan es lilin.
"Alhamdulillah." Tidak lupa Alisa mengucapkan kalimat syukur, setidaknya meskipun takdirnya kejam masih ada orang-orang baik yang membantunya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments