Baian 18 : Tidak di Beri Makan

Rahasia tuan Cipto adalah dirinya sama sekali belum bisa melupakan Berlian, istri pertamanya yang sudah meninggal. Di dalam kamarnya tersebut bahkan tuan Cipto memajang banyak poto istrinya itu.

###

Malamnya, tuan Cipto pergi meninggalkan rumahnya untuk mengurus sesuatu, Laki-laki itu bahkan menekankan pada bi Karsih untuk tidak memberikan makan pada Alisa apalagi sampai membukakan pintu untuk gadis itu, sebagai hukuman karena Alisa sudah lancang mendekati pintu rahasia di halaman belakang rumahnya.

"Jangan berani-benari memberi makanan pada gadis itu, biar saja dia kelaparan sampai besok pagi. " Perintah tuan Cipto, memberikan peringatan.

"Tapi, tuan... "

"Bi Karsih, kurasa nalar berpikir mu sudah tidak sebaik dulu, aku akan mencari penggantimu jika kamu masih berani membantah ucapan dan perintahku, awasi gadis itu baik-baik jangan sampai dian mendekati pintu di halaman belakang, aku yakin dia ingin mencoba melarikan diri seperti para pelacur-pelacur sialan itu. " Pekik tuan Cipto.

Ternyata laki-laki itu sangat marah pada Alisa karena menyangka istri mudanya itu ingin mencoba melarikan diri.

"Baik tuan. " Balas bi Karsih cepat, tidak berani membantah tuan Cipto.

"Aku akan kembali setengah jam lagi. " Ujar tuan Cipto sebelum laki-laki itu benar-benar pergi meninggalkan rumahnya.

###

Krekk

Krekk

Bunyi perut Alisa untuk yang kesekian kalinya, ia benar-benar sudah merasa sangat lapar.

Sejak siang tadi perutnya sama sekali belum di isi makanan apappun.

"Harusnya sarapan pagi tadi tidak usah ku bawa turun, ah menyesal sekali aku seandainya saja aku menghabiskannya. " Gumam Alisa, berandai-andai memkirkan sarapan paginya tadi yang tersisa sangat banyak.

Alisa sepertinya merasakan firasat malam ini dirinya tidak akan di beri makan.

Krekk

Krekk

Suara perut Alisa kembali berbunyi.

"Aduh lapar banget lagi... " Erang gadis itu, memegangi perutnya.

Hukuman tuan Cipto sepertinya sangat berlebihan, bagaimana istri-istri sebelumnya bisa bertahan di rumah ini jika tidak di beri makan hanya karena membuat kesalahan kecil.

"Hiks apakah aku juga akan berakhir mati mengenaskan di dalam kamar ini." Alisa kembali merintih, merasakan asam lambungnya yang mulai menusuk.

Tok..

Tok..

Tok..

Ketukan pada pintu kamar membuat perhatian Alisa teralihkan.

"Nyonya... Nyonya.... " Suara bi Karsih memanggil dari luar.

Alisa merasakan secercah harapan dalam hidupnya. Dengan cepat Alisa beranjak dari tempat tidurnya dan menempelkan telinganya ke daun pintu kamar.

"Bi Karsih, kau kah itu?. " Tanya Alisa memastikan.

"Iya nyonya, ini bi Karsih. "

"bi Alisa sangat lapar, ada makanan nggak yang bisa Alisa makan?. " Tanya Alisa.

"Ini saya bawa makanan buat nyonya, tapi makanannya nggak bisa di bawa masuk, ini bibi lagi nyari cara buat masukinnya. " Ujar bi Karsih dari luar, terdengar seperti sedang melakukan sesuatu.

"Liat ke atas nyonya. " Seru bi Karsih sesaat kemudian.

Alisa spontan mengangkat kepalanya dan melihat ke atas, bi Karsih memasukkan makanan yang di bawanya melalui lubang ventilasi yang berada di atas pintu. Makanan itu di bungkus plastik.

"Ayo cepat nyonya, di ambil sebelum tuan kembali. " Lanjut bi Karsih.

Alisa dengan cepat meraih plastik tersebut dengan mudah karena lubang ventilasi di atas pintu kamarnya cukup lebar.

"Makasih banyak bi Karsih, Alisa udah benar-benar kelaparan dari tadi siang. " Ujar Alisa.

"Iya nyonya, kebetulan tuan sedang keluar bi Karsih di larang kasih makanan ke nyonya tapi bibi nggak tega, itu makanannya harus di habiskan sebelum tuan datang jangan sampai tuan melihatnya. " Jelas bi Karsih.

"Sekali lagi makasih banyak ya bi, Alisa juga mau minta maaf atas kejadian tadi siang, Alisa benar-benar nggak tau, Aku harusnya bertanya dulu ke bibi sebelum pergi ke pintu itu. " Ujar Alisa merasa bersalah.

"Tidak apa-apa nyonya, kalau begitu saya permisi dulu. " Langkah bi Karsih terdengar menjauhi kamar Alisa.

Alisa yang sudah sangat kelaparan dengan tidak sabar membuka bungkusan plastik tersebut, di dalamnya ada nasi, ikan goreng dan sayur yang di bungkus menggunakan bungkusan es lilin.

"Alhamdulillah." Tidak lupa Alisa mengucapkan kalimat syukur, setidaknya meskipun takdirnya kejam masih ada orang-orang baik yang membantunya.

Bersambung...

Episodes
1 Bagian 1 : PROLOG
2 Bagian 2 : Awal Mula.
3 Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4 Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5 Bagian 5 : Nona Alisa
6 Bagian 6 : Takjub
7 Bagian 7 : Album Poto
8 Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9 Bagian 9 : Takut
10 Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11 Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12 Bagian 12 : Cemburu
13 Bagian 13 : Darah
14 Bagian 14 : Malu-malu
15 Bagian 15 : Penasaran
16 Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17 Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18 Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19 Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20 Bagian 20 : Pijat
21 Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22 Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23 Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24 Bagian 24 : Anak Laki-laki
25 Bagian 25 : Terlambat
26 Bagian 26 : Membuat Pilihan
27 Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28 Bagian 28 : Dilema
29 Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30 Bagian 30 : Ibu Tiri
31 Bagian 31 : Pingsan
32 Bagian 32 : Lumpuh
33 Bagian 33 : Maaf
34 Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35 Bagian 35 : Sadar
36 Bagian 36 : Belum Ikhlas
37 Bagian 37 : Pembantu Baru?
38 Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39 Bagian 39 : Agus Kesal
40 Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41 Bagian 41 : Ratih Akting
42 Bagian 42 : Janji Kelingking
43 Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44 Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45 Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46 Bagian 46 : Rasa Penasaran
47 Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48 Bagian 48 : Jangan Suudzon
49 Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50 Bagian 50 : Mencari Informasi
51 Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52 Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53 Bagian 53 : Agus Cemburu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian 1 : PROLOG
2
Bagian 2 : Awal Mula.
3
Bagian 3 : Bertemu Tuan Cipto
4
Bagian 4 : Tidak Ingin Menikah
5
Bagian 5 : Nona Alisa
6
Bagian 6 : Takjub
7
Bagian 7 : Album Poto
8
Bagian 8 : Bi Karsih Yang Patuh
9
Bagian 9 : Takut
10
Bagian 10 : Berharap Ada Keajaiban
11
Bagian 11 : Resepsi Pernikahan
12
Bagian 12 : Cemburu
13
Bagian 13 : Darah
14
Bagian 14 : Malu-malu
15
Bagian 15 : Penasaran
16
Bagian 16 : Penasaran Menjadi Petaka
17
Bagian 17 : Rahasia Tuan Cipto?
18
Baian 18 : Tidak di Beri Makan
19
Bagian 19 : Ratih Yang Galak
20
Bagian 20 : Pijat
21
Bagian 21 : Mengabulkan Satu Permintaan
22
Bagian 22 : Ratih Yang Dengki
23
Bagian 23 : Bisnis Tuan Cipto
24
Bagian 24 : Anak Laki-laki
25
Bagian 25 : Terlambat
26
Bagian 26 : Membuat Pilihan
27
Bagian 27 : Hanya Bisa Pasrah
28
Bagian 28 : Dilema
29
Bagian 29 : Kamu Salah Orang
30
Bagian 30 : Ibu Tiri
31
Bagian 31 : Pingsan
32
Bagian 32 : Lumpuh
33
Bagian 33 : Maaf
34
Bagian 34 : Bukan Waktu Yang Tepat
35
Bagian 35 : Sadar
36
Bagian 36 : Belum Ikhlas
37
Bagian 37 : Pembantu Baru?
38
Bagian 38 : Hari Pertama Agus
39
Bagian 39 : Agus Kesal
40
Bagian 40 : Kau Sungguh Mau Membantuku?
41
Bagian 41 : Ratih Akting
42
Bagian 42 : Janji Kelingking
43
Bagian 43 : Beban Yang Sama Berat
44
Bagian 44 : Pura-pura Lupa?
45
Bagian 45 : Kamar Tuan Cipto
46
Bagian 46 : Rasa Penasaran
47
Bagian 47 : Pergi, Keluar Dari Kamarku!
48
Bagian 48 : Jangan Suudzon
49
Bagian 49 : Orang Tuaku Kemana?
50
Bagian 50 : Mencari Informasi
51
Bagian 51 : Cobaan Datang Silih Berganti
52
Bagian 52 : Kalimat-Kalimat Penenang
53
Bagian 53 : Agus Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!