Alisa kemudian mengangkat tangannya lalu dengan perlahan gadis itu menggapai pegangan pintu kemudian memutarnya.
###
"Ekhem, Alisa. " Tegur suara keras seseorang dari jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat Alisa saat ini.
Alisa sontak terkejut dan menghentikan aksinya, dalam sekejap suara tadi kembali berbicara.
"Apa yang kamu lakukan disitu?. " tegur suara yang Alisa kenal betul l itu adalah suara tuan Cipto.
Alisa segera membalikkan badannya berniat untuk menjelaskan situasinya.
"T-tuan, maaf. " Ujar Alisa pelan.
Tuan Cipto melangkah dengan cepat mendekati tubuh Alisa.
"Apa yang kamu lakukan di tempat ini?." Sentak Tuan Cipto, nada suaranya meninggi.
"A-anu tuan, tadi saya cuma penasaran. " Jawab Alisa gugup.
Tuan Cipto nampak tidak suka dengan jawaban Alisa.
"Ayo ikut. " Ujar tuan Cipto kemudian menarik tangan Alisa menjauhi halaman belakang dan pintu rahasia tadi.
Tangannya kembali di cengkram dengan cukup kuat. Selang beberapa detik, memereka berdua sudah berada di dalam rumah.
"BI KARSIH.... BI KARSIH.... " Teriak Tuan Cipto meneriakkan nama pembantu rumah tangganya.
Alisa semakin salah tingkah, entah kesalahan apa yang kali ini di perbuatnya, Alisa sama sekali tidak paham sebenarnya. Namun, satu hal yang pasti tuan Cipto pasti marah karena Alisa mencoba masuk ke pintu rahasia tersebut.
Bi Karsih kemudian datang dengan langkah tergopoh-gopoh.
"Ada apa tuan memanggil saya. " Ujar Bi Karsih, pelan.
"Kamu di rumah ini ngapain aja? Ngurus satu orang aja nggak becus, seharusnya dari dulu saya tendang kamu keluar dari rumah ini, kenapa kamu membiarkan Alisa pergi ke pintu belakang halaman rumah ini, saya sudah katakan berkali-kali, saya tidak suka ada orang yang mendekati pintu tersebut!. " Cecar tuan Cipto dengan nada tinggi.
Amarahnya nampak tidak terkontrol.
"M-maafkan saya tuan, saya tidak memperhatikan, saya pikir nyonya Alisa hanya akan berjalan-jalan sebentar di halaman belakang dan.... "
"Berani melawan yah kamu sekarang?. " Pekik Tuan Cipto, mendorong pelan tubuh bi Karsih.
"T-tuan, maafkan saya, ini adalah murni kesalahan saya tuan, jangan limpahkan kekesalan tuan pada bi Karsih, kepada saya saja. " Potong Alisa, tidak tega bi Karsih yang sudah tua itu di perlakukan dengan kasar.
Apalagi tuan Cipto memiliki tubuh yang tinggi besar, sementara bi Karsih, tubuhnya sangat kecil di bandingkan tuan Cipto.
"Ah benar juga, sekarang kamu masuk ke kamarmu, kamu tidak boleh meninggalkan kamar itu selama beberapa hari sebagai hukuman karena kamu sudah membuatku marah. " Ujar Tuan Cipto, perhatiannya kembali pada Alisa.
Bi Karsih nampak menggeleng-gelengkan kepalanya. Seolah memberikan isyarat agar Alisa jangan mengambil alih semua kesalahan.
"Jangan nyonya, ini adalah kelalaian saya, saya tidak ingat memperingatkan nyonya agar tidak mendekati pintu itu, tuan tolong salahkan saya saja, kasian nyonya Alisa kalau harus di kurung di dalam kamar. " Timpal bi Karsih.
"Tidak, ini salah Alisa, Alisa yang berbuat jadi Alisa juga yang akan bertanggung jawab, apapun hukuman yang tuan Cipto berikan Alisa akan terima dengan iklas. " Ujar Alisa.
Tuan Cipto nampak kebingungan melihat 2 perempuan itu yang sama-sama ingin memikul kesalahan.
"Berhenti, aku tidak mau mendengar salah satu dari kalian berbicara, di rumah ini aku adalah tuannya jangan ada yang berani berbicara jika tidak di izinkan, jangan ada yang mendekati pintu di halaman belakang dan jangan ada yang berani melanggar peraturan di rumah ini!. " Sentak tuan Cipto, membuat Alisa dan Bi karsih seketika terdiam.
"Pergilah ke dapur dan selesaikan tugasmu, kali ini kamu akan saya maafkan tapi gajimu hanya akan di bayarkan separuhnya, anggap saja itu sebagai hukuman. " Lanjut tuan Cipto kepada bi Karsih.
Alisa yang mendengarnya seketika terkejut, tidak menyangka tuan Cipto akan setega itu, padahal bi Karsih adalah satu-satunya orang yang bertahan di rumah ini dan merawat tuan Cipto sendirian.
"Tega sekali. " batin Alisa.
Sementara bi Karsih hanya menundukkan kepalanya lalu berbalik pergi kembali ke dapur.
Alisa semakin merasa bersalah, harusnya tadi dirinya bertanya terlebih dahulu kepada bi Karsih, apakah dirinya boleh mendekati pintu rahasia itu atau tidak. Bodohnya Alisa malah dengan lancang mendekati pintu tersebut tanpa mencari tahu terlebih dahulu.
Rasa penasarannya malah menjadi petaka untuk orang lain dan dirinya sendiri.
"Sementara kau, kau akan di hukum selama beberapa hari di dalam kamarmu, jangan pernah berani melangkahkan kakimu keluar dari kamar itu jika belum ku izinkan. " Tuan Cipto beralih berbicara pada Alisa.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments