Bab 19: Lupa ingatan

Bab 19: Lupa ingatan

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Waktu terus berlalu, hari demi hari berubah minggu, bulan hingga menjadi tahun.

"Hilda sayang, jangan seperti ini. Mommy harus ke butik," bujuk wanita cantik pada gadis kecil yang merengek tidak ingin ke sekolah.

Namun perkataan nya itu tidak di peduli kan gadis kecil itu.

"Kakak aku sudah sangat telat. Klien menunggu ku di butik. Bantu aku bujuk ponakan mu," ucap wanita cantik tersebut beralih pada sang kakak.

"Tidak Dek. Kali ini Kakak tidak akan membantu mu lagi. Kau harus bisa menanggung semua konsekuensi dari janji mu itu. Jika tak tidak bisa menempati kenapa suka berjanji?" tanya seorang pria duduk menatap adik nya yang begitu cerewet.

"Sudah lah, kakak bukannya membantu malah menceramahi ku," kesal nya, percuma berbicara pada sang kakak.

"Sayang, Mommy janji akan menjemput mu nanti pulang sekolah, sekarang pergi lah dengan bibi Neta," ujar nya lembut.

Dia tak sekalipun berbicara kasar putri kecilnya.

"No. Mommy selalu saja berbohong. Hilda tidak percaya lagi," tolak Hilda tidak mempercayai janji janji yang terucap dari mulut mommy nya.

"Jangan berbicara seperti itu sayang. Mommy janji tidak lagi ingkar."

"Uncle, Hilda tidak mau sekolah. Hilda mau di rumah, titik," putus Hilda beranjak pindah dan duduk di pangkuan uncle nya.

"Ya sudah tidak apa-apa. Princess Uncle bisa belajar di rumah. Uncle akan mencari guru privat terbaik untuk tuan Putri," ujar pria tersebut mengusap puncak rambut Hilda lembut.

"Yeah... terimakasih Uncle. Hilda sayang Uncle," sorak Hilda senang.

Namun berbeda dengan wanita yang melihat interaksi kedua orang di depan nya menggeleng kepala.

Dia berjalan dan pindah tempat duduk di dekat keduanya.

"Tidak, Mommy tidak setuju. Hilda tetap harus sekolah. Kak berhenti mendukung apapun yang di inginkan, aku tidak menyukai itu," protes nya keberatan.

"Princess masuk lah ke kamar. Uncle akan bicara pada Mommy," ucap pria tersebut pada gadis kecil yang mengangguk mengerti.

Kepergian Hilda menurut seperti apa yang dikatakan pria tersebut. Kini tersisa dua orang beda jenis kelamin.

"Chiara, Kakak tidak suka cara mu mendidik Hilda seperti ini. Dia masih kecil jangan terlalu keras itu tidak bagus untuk pertumbuhan nya," nasehat pria tersebut duduk mengarahkan pandangan pada adik kecilnya.

"Kakak, aku bukannya mau terlalu keras pada anakku. Tapi aku tidak setuju dengan keputusan kakak ini. Hilda harus belajar di sekolah, jika terus menurut keinginannya besar nanti dia akan menjadi wanita manja dan aku tidak mau putri ku seperti itu," jelas Chiara mengungkapkan apa yang di takutkan.

Dia tidak mempersalahkan hal lain, hanya takut pada pertumbuhan Hilda saat dewasa nanti, meski masih lama. Tapi harus di tanamkan dari sekarang.

"Buang jauh pemikiran seperti itu, kau harus yakin pada putri mu sendiri, karena aku sebagai Uncle nya sangat percaya pada ponakan ku masa kau Ibunya tidak percaya," ujar nya, yang tidak lain adalah Aldi.

Lima tahun lalu...

Setelah Aldi berhasil memerintah orang nya untuk membawa Chiara, mobil yang di kendarai orang suruhan nya itu kecelakaan. Dan Chiara yang berada di dalam ikut terseret.

Aldi begitu tau kecelakaan tersebut begitu khawatir, dan segera membawa Chiara ke luar negeri setelah di beri pengobatan. Saat itu Chiara terkena benturan kuat di kepala hingga lupa ingatan, tapi tidak semua di lupakan, dia hanya melupakan kejadian beberapa bulan dan itu hanya pada suaminya.

Tentu amnesia nya Chiara, Aldi merasa sangat bahagia, tanpa melakukan apapun adiknya kembali di sisiNya.

"Bukan tidak percaya Kak. Aku hanya berjaga-jaga saja, apa itu salah? aku rasa tidak, semua Ibu akan seperti aku," sahut Chiara.

"Lalu apa seorang Uncle tidak akan seperti mu? tidak juga Chiara. Aku kakak mu, aku menyayangimu dan juga anak mu, jadi wajar aku memanjakan kalian. Kau dan aku tak memiliki siapapun lagi selain kita sendiri. Tidak mungkin kau masih mau sama suami mu yang sudah melenyapkan kedua orang tua kita?"

"Pasti tidak Kak, sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau kembali pada nya. Melihat fotonya saja aku tidak sudih, bagaimana kakak bisa berpikir aku kembali padanya?"

"Siapa tau saja, kakak hanya bicara. Kedepannya apa yang akan terjadi kita tidak ada yang tau, bukan?"

"Ya, itu memang benar. Tapi tidak seperti itu juga Kak. Aku tau mana yang harus ku lakukan, jika aku memaafkan suami ku berarti aku tidak menyayangi kedua orang tua ku, dan itu tidak mungkin, karena dia aku kehilangan Papa dan Mama," jelas Chiara.

Dia sudah terlanjur membenci suaminya bernama Abel. Setelah terbangun dari sadar dan mengetahui diri-Nya sedang mengandung, tapi dia tidak mengingat apapun menjadi bingung.

Aldi menceritakan semua yang terjadi, namun bukan mengenai fakta melainkan dusta. Dan Chiara mempercayai tanpa menaruh curiga sedikit pun.

"Bagus jika kau menyadari itu. Karena sampai kapan pun itu, Aku tidak akan merestui hubungan kalian, meski Hilda hadir di antara kalian," tegas Aldi, dia tersenyum puas dalam hati mendengar Chiara berkata tanpa ragu.

Hal inilah yang sangat di inginkan sejak dulu. Melihat musuh nya hancur kehilangan orang yang di sayang adalah kebahagiaan tersendiri untuk nya.

Lima tahun memantau musuh nya dari jauh, membuat nya selalu gembira meski juga sedikit rasa khawatir melihat perkembangan musuh semakin maju.

Kepergian Chiara memang membuat nya hancur, tapi kehancuran itu di rubah dengan keganasan tak mengenal siapapun di dunia.

"Ya, dan sekarang aku tidak mau tau bagaimana cara nya Kakak harus membujuk Hilda sekolah atau aku akan marah sama kakak," ancam Chiara serius, kesal tentu sangat kesal. Kakak nya Aldi selalu memanjakan putri kecilnya.

"Tidak Dek, biarkan hari ini dia di mansion. Lagipula Kakak tidak ada kerjaan jadi bisa di pantau tidak ada yang perlu di khawatirkan," ujar Aldi dengan sikap santai tidak menanggapi dengan serius.

"Baiklah kali ini aku akan mengalah, tapi ini yang terakhir tidak akan ada lagi kedepannya. Aku benar-benar lelah dengan sikap Kakak yang begitu memanjakan Hilda."

"Iya... sekarang pergi lah ke butik, nanti terlambat lagi malah nyalahin Kakak," ucap Aldi mengingat Chiara untuk segera pergi tidak perlu banyak bicara.

"Astaga hampir saja lupa kalau tidak kakak ingatkan. Ya sudah aku pamit dulu. Titip Hilda," sahut Chiara lalu beranjak pergi meninggalkan Aldi yang memandang pergi nya menggeleng kepala.

Tingkah Chiara sama persis dengan dulu waktu mereka kecil ceria, cerewet dan tidak mau kalah jika sudah memutuskan.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

aih, panjang nih perjalanan kalian

2023-04-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!