Bab 18: Khawatir
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Chiara baru menyelesaikan yoga untuk ibu hamil, tapi hingga sekarang belum ada tanda kedatangan Abel. Chiara yang mondar-mandir tidak tenang terus memikirkan Abel tidak henti bertanya pada pengawal mengenai keberadaan Abel.
"Dimana sih kamu Bie? sudah tiga jam kok gak datang juga, apa kerjaan mu masih banyak?" pikir Chiara entah kenapa hatinya tak tenang saat ini.
Mendadak dia mengkhawatirkan Abel yang tidak bisa di hubungi. Entah sudah berapa kali dia coba menghubungi orang rumah tapi tidak ada jawaban. Chiara makin cemas.
"Apa kalian benar tidak mengetahui keberadaan Tuan Abel sekarang?" tanya Chiara lagi, dia masih tidak percaya dengan jawaban para pengawal yang di tugaskan Abel menjaganya.
Perasaan nya mengatakan mereka mengetahui sesuatu tentang Abel yang tidak di ketahui dan sengaja di tutupi tidak ingin sampai dia tau.
"Tidak Nyonya, kami benar tidak mengetahui keberadaan Tuan."
"Benar tidak tau atau pura-pura tidak tau?"
"Benar Nyonya."
Chiara diam memandang lekat para pengawal yang kekeh dengan jawaban nya itu.
"Mereka begitu setia pada mu Bie. Kemana kamu sebenarnya? kenapa perasaan ku tak juga tenang sejak tadi? apa terjadi sesuatu padamu?" monolog Chiara bertanya-tanya.
"Awas berani saya mengetahui kalian berkata bohong, tidak segan saya menghukum kalian," ancam Chiara menatap mereka bergantian.
Mendengar ancamannya itu, para pengawal yang menghadap nya langsung menundukkan kepala takut.
Dan itu sudah menunjukkan apa yang di pikirkan memang benar adanya, jika ada yang di tutupi darinya. Tapi apa sekarang? Chiara tidak dapat mengetahui selain menebak-nebak dalam benak nya.
"Dimana kamu Bie? kenapa suka sekali membuat ku khawatir?" batin Chiara mengedarkan pandangan kiri kanan.
"Kalian tetap di sini, tunggu Tuan Abel. Saya ke toilet sebentar, dalam waktu 10 menit belum datang bagaimana pun caranya cari tau keberadaan nya," perintah Chiara tegas.
"Baik Nyonya, tapi izinkan satu dari kamu menemani Nyonya, ini perintah dari Bos untuk tidak meninggalkan Nyonya apapun terjadi," ujar para pengawal pada Chiara.
"Tidak perlu, saya akan baik-baik saja. Jika salah satu dari kalian ikut pasti para wanita di sana akan merasa risih jadi tidak perlu, Tetaplah di sini," ucap Chiara.
"Tapi ini sudah menjadi tugas kami Nyonya, jika Bos tau kami tidak melakukan apa yang sudah di perintahkan kami akan di hukum."
"Masalah itu serahkan pada saya. Tuan Abel tidak akan menghukum kalian," ujar nya menyakinkan para pengawal.
Chiara langsung meninggalkan mereka yang masih ragu, diam memikirkan tanpa mengeluarkan sepatah kata protes.
Setiba di toilet, langkah Chiara terhenti karena di hadang beberapa pria berseragam hitam yang mengenakan masker.
"Siapa kalian? kenapa menghadang jalan saya? menyingkirkan lah saya ingin lewat," usir Chiara menatap tajam orang-orang di depannya.
"Nona, ikut lah dengan kami," ajak salah satu pria di depan tanpa mempedulikan ucapan Chiara.
"Hei, apa maksud kalian? kenapa saya harus ikut bersama kalian?" tanya Chiara bingung, namun tidak di gubris mereka.
Para pria berseragam hitam malah membekap Chiara dengan sapu tangan di hidungnya.
Tanpa membuang waktu lagi mereka menggendong Chiara membawa pergi dari toilet.
📞:"Bagaimana? apa semua sudah di siapkan? misi berhasil di lakukan, sekarang menuju lokasi akhir," ucap seorang pria pada orang di sebrang telpon nya.
📞:....
📞:"Bagus, lalu bagaimana dengan Tuan? apa berhasil melumpuhkan lawan?"
📞:....
📞:"Kau benar lawan Tuan Aldi bukan lawan sembarangan, dia sangat hebat."
📞:....
📞:"Tidak masalah, terpenting kedua nya seri. Tuan kita tidak kalah dari lawan itu sudah jauh lebih baik."
📞:....
📞:"Saya tutup telpon nya."
Panggilan pun berakhir, pria yang berbicara dengan seseorang di sebrang telpon memerintah rekan nya untuk menambah kecepatan mobil agar segera tiba.
Di tempat lain....
Para pengawal yang menunggu di depan pintu masuk ruangan yoga tidak melihat kedatangan Nyonya mereka menjadi tidak tenang.
20 menit sudah Chiara pergi ke toilet belum juga kembali.
"Cepat kau cek Nyonya di toilet," perintah pria tersebut pada rekan kerjanya.
"Iya."
Setiba nya di toilet, tanpa peduli umpatan para wanita, di sana Chiara tidak terlihat. Dia segera keluar memberitahu rekannya yang lain kalau istri Bos nya tidak di temukan.
"Bagaimana? kenapa kamu kembali lagi? dimana Nyonya?" tanya pria tersebut.
"Nyonya tidak ada di toilet, sepertinya sudah terjadi sesuatu pada Nyonya saat berada di toilet tadi," jawabannya menurut perasaan nya.
"Tamat lah riwayat kita. Cepat berpencar cari Nyonya. Saya akan mengecek ruang CCTV. Mungkin di sana kita bisa mendapat sedikit informasi."
"Iya, tapi kita juga harus mengabari Bos, jangan sampai Bos tau dari orang lain."
"Tidak usah memikirkan itu. Cepat cari keberadaan Nyonya, masalah mengabari Bos, serahkan pada saya."
\----------------
Abel mengamuk mendapat kabar dari para pengawal yang menjaga Chiara, memberitahu hilang nya Chiara saat ke toilet.
Dia yakin semua ini pasti ada kaitannya dengan musuh nya. Dia mengingat kembali perkataan terakhir yang di ucapkan sebelum pergi meninggalkan medan peperangan sesungguhnya.
"Sial! jadi ini maksud nya suprise!" marah Abel meledak tidak terima.
"Aku akan membunuhmu kalau ketemu ALDI! Berani sekali kau menyentuh istri ku."
"Sabar Bos, kita bisa menemukan Nyonya saya yakin itu," ucap pria tersebut menenangkan Bos nya.
Dia yakin mereka bisa segera mengetahui keberadaan Chiara. Tidak sulit untuk Abel mendapatkan apa yang di inginkan termaksud menemukan Chiara yang hilang entah kemana di bawah pergi.
"Itu memang benar saya tidak akan membiarkan seorang pun berlama-lama menyembunyikan apapun dari apa yang sudah mereka curi dari saya. Dia akan menerima balasan dari perbuatan nya," ujar Abel, kedua mata nya memerah menyimpan besar amarah.
"Bos, apa tidak sebaiknya kita perintahkan orang kita untuk mengepung mereka? mungkin saat ini mereka sedang menyakiti Nyonya."
"Kau perintahkan semua kesana, jangan biarkan mereka lolos," titah Abel.
Rasa marah, khawatir semua campur aduk menjadi satu, bagaimana tidak? saat ini Chiara sedang mengandung anaknya. Dia khawatir musuhnya itu menyakiti Chiara.
Dia tidak bisa membiarkan itu, membayangkan saja sudah membuat kepala nya hampir meledak, bagaimana jika hal itu benar terjadi.
"Chiara sayang, jangan takut. Aku akan datang menjemput mu, tidak peduli apapun rintangan itu akan ku hadapi demi mu dan anak kita, meski nyawa ku jadi taruhannya," batin Abel berjanji. Otaknya tak berhenti mencemaskan Chiara yang belum di ketahui keberadaan nya.
"Pasti Bos. Kami akan berusaha demi menyelamatkan Nyonya apapun yang terjadi."
Abel tak menjawab, dia diam memandang ke arah luar jendela.
...**Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ**......
...**✨\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_ 🌼🌼\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_✨**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
kamu sih ga ngasih tau siapa dirimu Abel. mungkin tadinya Chiara pasti mau dikawal ke toilet. Chiara pun tumben ga nurut kata suaminya. tapi begitulah kadang hal² terjadi
2023-04-17
2