Andro menarik lengan yang sejak tadi ditarik Kanaya, cuma sekali gerakan saja gadis itu tersentak terbawa, lalu dengan sendirinya melepaskan diri dari sana.
"Maaf pisan, maaf banget, nuwun sewu, so sorry aa, akang, mas, bapak..." Naya mengatupkan kedua tangannya di depan wajah dengan sungguh-sungguh, membuat Andro yang hampir memuntahkan kalimat cibiran bin kesalnya menelan kembali semuanya. Masa iya orang minta maaf ia marahi dengan kasar.
Bapak???!!! Heyyy! alis Andro bertaut.
"Makasih banyak atas bantuannya, emang Naya keliatannya ngga tau diri banget! Tapi Naya cuma minta maaf buat kejadian hari ini aja, ngga mau minta maaf masalah yang kemaren di tanah pak Jamal, itu emang Naya kesel kalo sampe pak Andro mau bangun pabrik baru lagi disini!" wajahnya kembali menyebalkan dengan mencebik saat berbicara masalah tempo hari di kebun pak Jamal.
Gengsinya lumayan tinggi juga nih bocah! Andro menyeringai.
Salah jika Andro berpikir Naya akan memintanya jadi pacar bohongan, atau nyewa dirinya sehari buat jadi pacar palsu, karena pada kenyataannya Naya malah mengakui keterbatasan finansialnya pada Andro kaya rakyat jelata lagi curhat sama dewan rakyat minta diturunin harga minyak, "kalo bapak mikir saya mau nyewa bapak kaya di tv-tv atau novel-novel kayaknya otak bapak harus dicuci dulu pake detergent. Saya ngga punya niatan itu kok, tenang aja! Mana mampu saya nyewa bapak, apalagi bapak orang kota, ngga akan suka sama sogokan buah kersen gratisan atau ikan impun dapet ngambil di saluran irigasi!" akuinya.
Andro mengulum bibirnya geli mendengar itu. Bayarannya itu loh!
"Terserah bapak, mau bilang saya gila, ngga waras, kurang sekilo juga ngga apa-apa, udah biasa! Ngga akan bikin saya sampe kejang-kejang." Gadis itu kemudian menarik kursi besi khas hajatan di samping Andro, "maaf juga udah bikin nafsu makan pak Andro hilang, Naya mendingan disebut gamonnya pak Andro, mimpi bisa jadi pacar pak Andro ketimbang harus disebut gamonnya suami orang atau pelakor," gadis itu tersenyum lebar, namun Andro dapat melihat luka disana. Tunggu ! Sejak tadi gadis ini memanggilnya bapak?! Apakah baju batik yang dipakainya menguarkan aura bapak-bapak?
Senyum menyeringai Andro timbul, bapak? Enak aja!
"Enak aja cuma bilang makasih!" Andro menaruh piringnya di kursi, nafsu makannya memang sudah hilang.
Naya mendongak tak percaya, orang kalem begini ternyata angkuh dan jahat, kini ia percaya wajah dingin itu ciri-ciri manusia keji! Kaya di sinetron Ikatan batin.
"Kamu tadi bilang mau bayar langkah saya sama kamu barusan. Sudah saya hitung, ada sekitar 30 langkah sejak kamu meluk tangan saya belum lagi cubitan kamu yang mirip suntikan BCG! Enak aja cuma bilang maaf dan makasih, gimana kalo cubitan kamu membekas di kulit saya? Terus saya mesti ke dokter kulit buat ilanginnya? Saya harus keluar duit kalo gitu!" Niat awalnya saja sudah usil, sekalian saja Andro abisin keusilannya, sepertinya Kanaya adalah tipe gadis tangguh, seru kalo diusilin begini.
Jiwa jahil Andro terlatih sejak memiliki ibu, kakak, dan keponakan-keponakan yang sama usilnya.
Gadis itu mengerjapkan bulu mata lentiknya, "jadi beneran bapak minta bayaran?! Tapi saya ngga punya uang pak, saya orang ngga punya. Masa bapak tega, buat makan aja saya sampe harus puasa dulu, bedug ashar baru nemu makan!" balasnya tak mau kalah lebih tepatnya Kanaya tak mau rugi, lagipula ia tak memiliki uang, mau bayar pake apa?!
"Gini aja pak, Naya kan mau lamar kerja...nanti kalo Naya dapet terus gajihan, Naya bayar!"
Andro kembali mengulum bibirnya, gadis dikibulin mau-maunya.
Andro lantas melipat kedua tangannya di depan dada, mirip jin botol, "kalo kamu ngga dapet-dapet kerjaan? Saya ngga bisa jamin, karena saya bukan orang sini, lusa juga saya pulang!"
Gadis itu memutar bola matanya berpikir, "emhhh---apa ya? Soalnya saya bener-bener ngga punya apa-apa sekarang!" matanya berkaca-kaca memohon, kaya kucing minta makan. Tapi sayangnya wajah Andro itu, lebih mirip penindas ketimbang kasian.
Tapi sejurus kemudian Naya berseru, "oke, kasih saya waktu sampe selesai acara ini!" imbuhnya mantap. Andro menyipitkan matanya seraya berdehem, alis tebal kepunyaan ayah Arka turun pada pria tampan ini membuat Naya menggigit bibir bawahnya menunggu keputusan Andro.
"Kamu mau ngapain? Pinjem uang, itu artinya hutang kamu malah pindah ke orang?!" tembaknya, begitu dangkal.
"Cih! Ya engga lah!" tukas Naya sewot.
Naya menarik Andro agar ia duduk manis, lalu menaruh piring tadi di atas pangkuan Andro, "bapak duduk manis aja sambil liatin nasi, siapa tau nafsu makannya balik lagi setelah liatin makanan ini, saya mau usaha dulu!"
Tapi belum Naya kembali, Andro menahan tangannya, "kamu mau kabur! Saya tau trik lama kaya begini!" tuduhnya.
Naya kembali memutar bola matanya jengah, nih bapak-bapak bawaannya negatif thinking terus, apakah muka Naya sebuah kesalahan?!
"Engga!" kesal, Naya merogoh tas selempangnya lalu mengeluarkan dompet kecil dan ktp dari sana.
"Nih! Buat jaminan, tapi jangan dibawa terus dipake minjem duit ke debt collector!" ancamnya galak. Andro terkekeh melihat wajah bersungut-sungut itu, seru! Kapan lagi ia cari hiburan selain liat landscape desa Giri Mekar dan ayam-ayam pak Akbar.
"Pede amat, kaya yang ktp kamu laku aja!" cibirnya.
"Terserah bapak," Kanaya masuk lagi ke dalam gedung, bukan berjalan menuju singgasana pengantin dimana Salman berada, atau ke arah teman-temannya meminta bantuan, melainkan ia melangkah ke arah panggung organ tunggal dan berbisik pada host.
Andro cukup penasaran dengan apa yang akan dilakukan Kanaya, ia memasukkan ktp Naya ke dalam saku celananya begitu saja lalu pindah duduk ke dalam gedung.
Dari netranya, Andro dapat melihat gadis itu naik ke atas panggung dibantu personel kendang, lalu meraih mik.
/////
"Oke, para undangan yang berbahagia. Rupanya ada salah satu tamu yang ingin menyumbangkan satu buah lagunya untuk mempelai yang sedang berbahagia hari ini, mangga Neng Naya, mau bawain lagu apa? Mau ditemenin nyanyi'nya atau sendiri, neng?" tanya host.
"Sendiri aja, biar kalo ada yang nyawer buat sendiri!" tawanya renyah tak malu-malu di atas sana, membuat host dan personel di atas sana ikut tertawa, para biduan yang duduk manis di atas panggung pun ikut terkekeh, tak masalah jika Naya mencuri bagian saweran, rejeki orang ngga akan ketuker! Sudah punya takarannya masing-masing.
"Enin itu ceceu!" seru upa heboh, melihat tantenya di atas panggung, sambil menunjuk-nunjuk dan mencoba membawa neneknya itu untuk melihat Naya.
KANAYA?! Rekan-rekannya memandang tak percaya lalu tertawa.
"Eta si Naya, ck---ck!"
NENG NAYA?!
Agus sampai mendongak dengan mulut penuh makanan, ia lantas segera menghabiskan makanannya dan menyedot minum dari gelas cup, agar bisa ikut berjoget di atas sana.
NAYA?!!!
Salman membeliak, "sekarang kamu mau apalagi, neng?!" ia menggeleng.
"Naya mau nyanyi lagu...."
Ia menyapukan pandangan ke seluruh sudut ruangan, dan berakhir di Andro.
"Gue lagi?" gumamnya.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Land19
ada² aja kelakuan kamu nay .
2024-10-15
0
Lia Bagus
ikan betok bukan
2024-04-03
3
@"siti waluya"🏞
kna kibul.. meras dompet andro nih..
2023-11-08
1