PENASARAN

Heaven berjalan memasuki rumah dengan langkah lebar. Ada apa dengan hatinya, kenapa rasanya kesal, pengen marah? Entah siapa yang harus dia marahi. Setengah berlari dia menapaki anak tangga. Begitu sampai dikamar, dia langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Mayra, astaga, ada apa dengan dirinya? Kenapa hendak memejamkan mata saja rasanya susah. Begitu penasaran dengan apa yang terjadi di pintu gerbang.

"Ishhhh sialan." Heaven mengeram frustasi. Bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju jendela. Mengintip dari balik tirai apa yang terjadi didepan gerbang rumahnya.

Dia bisa melihat mobil Tirta berhenti tepat didepan gerbang. Tampak Mayra yang berlari kecil menyongsong kehadirannya.

"Jadi dia benar benar hanya memakai cadar didepanku saja?" gumamnya sambil melihat Mayra dari belakang. Jarak yang lumayan jauh membuatnya kurang jelas melihat wajah Mayra, ditambah lagi gadis itu menunduk saat kembali masuk kehalaman.

"Sial, sial, bener bener sial. Gara gara mama nih, gue jadi penasaran sama muka si jelek. Apa benar dia udah jadi cantik ya sekarang? Secarakan dia selalu perawatan sama mama?" Heaven menimbang nimbang perasaannya. "Ahhh tidak mungkin. Sekali jelek tetap jelek. Batu meski dipoles seperti apapun, akan tetap menjadi batu, tak mungkin berubah menjadi berlian." Heaven menutup tirai dengan kasar lalu kembali rebahan diatas ranjang.

.

.

.

Seharian Heaven dibuat penasaran dengan wajah Mayra. Mau bilang secara langsung menyuruh membuka cadar, ish itu memalukan. Sama saja dengan menjilat ludah sendiri. Dulu, dia yang menyuruh selalu memakai cadar dihadapannya, dan sekarang, mau menyuruh buka, memalukan.

Heaven berkali kali melihat pintu kamar mandi. Ya, setiap malam sebelum tidur. Mayra selalu membawa pouch berisi skincare nya kedalam kamar mandi. Disanalah dia memakai semua itu, hingga Heaven sama sekali tak ada celah untuk melihat wajahnya.

Dan begitu pintu kamar mandi terbuka, segera Heaven pura pura fokus ke layar ponsel.

"Kirain udah tidur?" celoteh Mayra.

"Kenapa emangnya, ngarep banget gue cepet tidur? Mau teleponan sama Tirta?"

"Gak usah suudzon." Mayra meletakkan kembali pouch skincare nya keatas meja rias. Dia kemudian mengambil lotion lalu membalurkan disekitar telapak tangan hingga siku. Heaven yang biasanya cuek, kali ini mencuri pandang kearah Mayra. Dia sedikit melotot mendapati kulit tangan yang dulu gosong mendadak putih dan terlihat sangat lembut.

Gara gara mama ngeracunin otak gue nih. Gue sampai penasaran tingkat dewa sama si jelek.

Ngomongin mama, dia jadi teringat obrolan mereka dimobil tadi siang.

"Lo sering keluar sama mamakan?"

"Iya, emang kenapa?" Mayra berjalan kesisi ranjang sebelah Heaven. Membenarkan posisi bantal yang sebentar lagi akan dia gunakan untuk berlayar ke lautan mimpi.

"Lo pernah ketemu gak sama cowoknya mama?"

Tenggorakan Mayra seperti tercekat seketika. Ingin rasanya dia bilang kalau cowok mama adalah mantannya. Mengatakan pada Heaven jika Rafa bukan cowok baik baik. Tapi dia sedang tak ingin cari masalah dengan mama Mita. Dia tak mau ada konflik antara menantu dan mertua seperti ditipi tipi.

"Enggak," bohong Mayra sambil menjatuhkan bokongnya di sisi ranjang.

"Hari ini mama minta izin mau nikah lagi." Mata Mayra langsung melotot. "Mama bilang calonnya masih berondong, beda 30 tahun dengannya. Gila, gue gak bisa bayangin punya papa tiri yang usianya dibawah gue."

Mayra jadi tak tenang. Kalau Rafa hanya memacari mama Mita, dia tak ambil pusing, tapi kalau sampai menikah, tidak, dia tak rela. Apapun yang terjadi, dia tak akan membiarkan Rafa jadi papa mertuanya.

"Kamu bilang setuju gitu?" Mayra ingin tahu tanggapan Heaven.

"Gue masih bingung."

"Mending diam diam selidiki dulu tentang cowoknya mama. Aku agak gimana gitu kalau ada cowok muda mau nikah sama wanita yang udah berumur, takut cuma dimanfaatin. Mama Mita itu orangnya baik, jangan sampai dia jatuh ketangan pria yang salah."

"Gue juga mikir gitu. Gue bakal nyuruh orang buat nyelidikin cowoknya mama."

Setelah sekian lama menikah, baru malam ini sepasang suami istri itu bisa ngobrol lebih manusiawi, tak seperti biasanya, penuh dengah olokan, bentakan dan kata kata kasar lainnya.

Mayra menguap, dia merasa sudah sangat mengantuk karena hari ini tak tidur siang.

"Aku tidur dulu ya." Dia menepuk nepuk bantal lalu merebahkan badan.

"Oh iya, gue hampir lupa. Akhir pekan ini, teman sekaligus staf dikantor gue merid. Gue mau lo ikut gue ke resepsi pernikahanya."

Mayra tak bisa berkata kata. Matanya menatap lurus kearah Heaven. Dia pikir Heaven tak akan mengajaknya, ternyata dia salah, suaminya itu masih menganggapnya pasangan.

"Tapi ingat, pakai cadar. Gue gak mau orang orang tahu kalau istri gue jelek."

Glodak

Mayra langsung menghembuskan nafas kasar. Baru saja dia mengira Heaven sudah berubah, sudah mau menerima kehadirannya, tapi ternyata dia salah. Heaven tetaplah Heaven, arogant, menyebalkan dan mulutnya sepedas mie gacoan level 10.

Ah...sudahlah, mending tidur saja. Dikatain jelek sama si neraka udah kayak tahu, tempe, telur, makanan sehari hari. Dia sudah sangat kebal dengan kata itu.

Mayra sudah tampak terlelap, tapi beda halnya dengan Heaven. Rasa penasaranya pada wajah Mayra masih sangat tinggi. Berkali kali dia melihat kearah Mayra, memastikan jika istrinya itu sudah beneran tidur sebelum dia menyingkap cadarnya.

"May, May." Heaven memanggil pelan sambil menggerak gerakka telapak tangannya didepan wajah Mayra. Senyumnya mengembang saat Mayra tak bereaksi sama sekali. Karena itu artinya, Mayra sudah benar benar tidur.

Terpopuler

Comments

Siti Hany

Siti Hany

jreng jreng jreng🙈🙈🙈

2023-12-23

0

EndRu

EndRu

hahaha kayak mau main cilup Baa sama anak nya aja

2023-06-10

1

Yunia Afida

Yunia Afida

baaaaaaaa eng ing eng lihat wajahnya g

2023-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!