JALAN DENGAN MERTUA

Setelah sampai diruangannya, Heaven langsung duduk dikursi kebesarannya sambil menyandarkan punggung. Dia memejamkan mata yang sebenarnya masih mengantuk itu. Sebenarnya badannya masih lelah kerena acara kemarin, tapi demi tak melihat Mayra, dia memilih pergi ke kantor.

"Kalau saja istriku bukan si jelek, sudah pasti pagi ini aku masih tidur nyenyak diatas ranjang." Gumam Heaven sambil memijit mijit kepalanya yang terasa berat karena kurang tidur.

Tak terasa, saking ngantuk dan lelahnya, dia sampai tertidur. Hingga sebuah tepukan dibahu mengagetkannya.

"Gilaa....semalam tidur jam berapa? Atau jangan jangan gak tidur saking asyiknya." Ledek Edo sambil tertawa cekikian. Karena dia pikir Heaven belum masuk kerja, tadi dia langsung masuk keruangan itu untuk mengambil berkas penting untuk meeting nanti siang.

Asyik pala lo peyang. Yang ada benar benar memuakkan. Sampai sampai gue gak bisa tidur karena tak nyaman berbagi ranjang dengan si jelek.

"Hoe..malah bengong." Edo menggebrak pelan meja Heaven. "Masih kebayang bayang yang semalam?" Lagi lagi Edo cekikikan. "Emang berapa ronde Bro?"

Zero, menyebalkan.

"Yaelah, diem bae nih anak dari tadi. Kalau belum siap ninggalin bini dirumah, pulang sana. Gue jadi keinget masa masa pengantin baru. Tiap malam kurang tidur karena masih kemaruk gempur bini."

"Kalau sekarang?" tanya Heaven.

"Ya masih sama sih," sahut Edo sambil tertawa absurd. "Orang enak banget rasanya, bikin melayang tak karuan. Pantas saja disebut surga dunia."

Heaven membuang nafas kasar. Dia iri sekali pada Edo. Andai saja istrinya cantik, semalam mereka pasti sudah mereguk manisnya malam pertama. Tapi sial, karena bininya jelek, dia jadi tak bernafssu.

"Ya entar lo tahu sendirilah. Gimana rasanya kalau pulang kerja, capek, bini nyambut pakai lingeri. Sayang banget dianggurin Bro. Si perkutut langsung berontak, minta masuk sarang. Jadi meski udah bukan pengantin baru, bawaannya masih pengen mulu."

Tiba tiba Heaven membayangkan Mayra menyambutnya memakai lingeri. Bukannya bergairah, dia malah bergidik ngeri saat ingat wajah jeleknya.

"Eh, gue penasaran banget sama wajah bini lo. Cantik mana sama bini gue?"

"Ck, dosa lo banding bandingin bini sendiri."

"Hehehe." Edo garuk garuk kepala. "Ya udah deh gue ganti. Cantik mana sama Ranti maria?"

"Huft." Lagi lagi Heaven hanya bisa membuang nafas kasar. "Sebelas dua belas," jawabnya kemudian. Tak mungkin dia bilang jauh, bahkan jauh sekali. Bisa bisa dia jadi bahan olokan.

"Busyet, berarti cantik banget dong. Pantesan itu muka disembunyiin. Padahal gue kira, sorry nih ya, sorry banget Ven. Gua kira bini lo jelek, makanya mukanya ditutupin."

Heaven langsung jengkel kearah Edo.

"Siang ini ada meetingkan?" Heaven memilih mengubah topik agar tak lagi membahas soal pengantin baru.

"Jadi lo ngantor gara gara itu? Yaelah Ven, harusnya lo santai aja dirumah sama bini. Meeting nanti biar gue yang tanganin."

Perusahaan yang dipimpin Heaven adalah perusahaan rintisannya bersama Edo. Tapi karena modal dari Heaven lebih besar, jadilah Heaven pemimpin perusahaan.

.

.

.

Sementara dirumah. Mama Mita langsung menginterogasi Mayra setelah menantunya itu menghabiskan sarapan dan membantu art beres beres meja makan.

"Jangan bilang kalau semalam kalian belum nina ninu?" Tanya Mama Mita to the poin. "Dugaan mama salahkan? Gak benerkan? Kalian udah..." Mama Mita mengetuk ngetukkan kedua ujung jari telunjuknya.

Mayra menggeleng ragu ragu. "Belum Mah."

"Astaga." Mama Mita menepuk dahinya sendiri. Ini gawat, dia tak boleh diam saja. Kalau begini terus, sampai novel ini tamat, dia gak akan punya cucu. "Cepat ganti baju, ikut mama ke klinik sekarang."

Keduanya mengunjungi klinik kecantikan langganan mama Mita. Mayra sampai melongo melihat wajah super glowing si dokter. Mungkin kalau ada nyamuk hinggap, pasti langsung lepeleset saking licinnya.

"Siapanya ini Te?" tanya dokter wanita yang usianya sekitar pertengahan 30an.

"Mantu saya Dok."

"Hah, istri Heaven?" Dokter cantik itu tampak syok. Pasalnya Heaven sangat tampan, ya kali bininya jelek begini.

"Gak usah syok gitu kali dok." Celetuk Mayra yang sedikit tersinggung. Dia paham apa yang membuat dokter itu kaget.

"Ma, maaf." Merasa tak enak hati. Dia segara melakukan tugasnya, memeriksa kulit Mayra. Setelah tahu jika Mayra seperti itu karena efek skincare abal abal, segera dia melakukan beberapa perawatan dan memberinya skincare racikannya yang dia klaim bisa membuat glow up.

Setelah semuanya selesai, Mayra dibuat melongo saat melihat jumlah tagihan yang cukup mahal, tapi sedetik kemudian dia tersenyum miring karena akhirnya bisa menguras uang Heaven.

"Biar mama saja yang bayar." Mama Mita mengangsurkan sebuah kartu pada kasir.

"Biar May bayar sendiri saja Ma." Mayra hendak mengeluarkan kartu debitnya tapi dicegah oleh mama Mita.

"Gak papa, biar mama saja." Mayra tersenyum kecut karena dia gagal menguras uang Heaven. Tapi tiba tiba dia kepikiran hal lain.

"Gimana kalau kita ke mall Ma, May pengen beli baju." Dia teringat kalau mertuanya menyuruh membuang daster buluknya.

Gayung bersabut, mama Mita memang sebenarnya ingin mengajak Mayra shopping setelah dari klinik.

Keduanya langsung menuju mall terdekat. Tempat pertama yang dituju adalah toko baju. Disana, bukan Mayra yang kalap, melainkan sang mertua. Dia memilihkan banyak sekali baju untuk Mayra. Tapi yang bikin syok, hampir semua bajunya model terbuka.

"Mah, kayaknya aku gak bisa pakai ini deh, aku..." Mayra menunjuk hijabnya.

"Ini buat dirumah, nanti buat jalan, kita beli yang lain. Kamu harus selalu tampil menarik didepan suami. Jangan tampil apa adanya dengan daster buluk yang bikin Heaven enek. Dan skincare tadi, harus rutin dipakai. Nanti tiap bulan kita perawatan bareng. Pokoknya kamu harus cantik, harus menarik agar Heaven mau menyentuhmu. Emang kamu mau, nikah tapi perawan terus?"

Mayra langsung menggeleng. Siapa juga yang mau kayak gitu. Tujuan menikah salah satunya adalah untuk urusan ranjang. Meskipun di kasih banyak uang, tapi jika tak diberi nafkah batin, rasanya tak seperti rumah tangga.

Disaat mereka masih sibuk memilih, tiba tiba ponsel mama Mita berdering. Wajahnya langsung berseri seri melihat siapa yang menelepon.

"Mama tinggal bentar ya, kamu lanjut milih baju." Belum juga Mayra mengangguk, mama Mita sudah pergi begitu saja.

Mayra keliling toko, mencoba beberapa baju yang kelihatannya bagus. Belum pernah selama ini dia merasa sesantai ini saat belanja. Jika dulu hal pertama yang dia lihat adalah label harga, takut uang tak cukup, tapi sekarang yang dia lihat pertama adalah modelnya.

"Ternyata enak juga jadi orang kaya. Biarlah si neraka itu menghinaku sepuasnya. Dan balasannya, akan aku belanjakan uangnya sepuasku. Dan lihat saja saat aku sudah glow up nanti, akan kubalikkan keadaan." Mayra bermonolog difitting room sambil memperhatikan penampilannya yang sedang mencoba gaun.

Saat dia keluar, ternyata mama Mita sudah selesai telepon.

"May, kalau pacar mama kesini, kamu gak masalahkan?"

"Gak papa Mah." Mayra jelas tak keberatan. Mertuanya itu sudah cukup lama menjanda, mungkin dia memang butuh pendamping hidup, untuk menemaninya menghabiskan masa tua.

"Tapi nanti kamu jangan kaget ya pas lihat cowok mama. Dia masih muda benget, berondong." Mama Mita membuka galeri ponselnya, mencari foto sang pujaan hati lalu menunjukkan pada Mayra. "Namanya Rafa, gentengkan?"

Mayra hampir saja pingsan melihat foto tersebut. Bukan karena saking tampannya, tapi karena Rafa pacar mertuanya tak lain tak bukan adalah Rafa mantan pacarnya. Jadi selama ini, selingkuhan Rafa adalah mama Mita, wanita yang sekarang jadi mertuanya.

Terpopuler

Comments

Nethy Sunny

Nethy Sunny

kejutan sekali y brondongny mama mertua ku mantanku 😄

2024-05-17

0

May Tanti

May Tanti

Astagaa...lucu cerita nya🤣🤣🤣

2024-05-01

0

Ezhi Alfarizy

Ezhi Alfarizy

rafa 9190l0 toh

2024-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!