MAHAR 100 JUTA

Cantik, satu kata yang keluar dari bibir Heaven saat melihat foto yang ditunjukkan oleh Pak Sobri. Seorang gadis dengan hijab warna hitam, memakai seragam salah satu minimarket yang cukup terkenal. Senyumnya sangat manis, ditambah lesung pipi yang membuatnya lebih manis dari gula jenis apapun.

Sepertinya kutukan itu sudah tak berlaku sekarang. Aku akan segera menikah dengan gadis cantik.

Heaven sedang mengejek Selena dalam hati.

"Itu anak saya, namanya Mayra, usia 21 tahun," terang Pak Sobri.

Mama Mita langsung cocok hanya melihat fotonya saja. Tidak rugi dia memberi uang banyak pada Ki Gombal. Akhirnya anaknya akan menikah dan kutukan itu terpatahkan.

"Ngomong ngomong, kalian mencari gadis berusia diatas 20 tahun untuk apa ya?" Pak Sobri bahkan belum paham maksud kedatangan sejak tadi.

"Em...begini Pak. Saya ingin melamar anak Bapak untuk putra saya ini, Heaven." Mama Mita menepuk bahu putranya.

"Hah, lamar!" Bu Jamilah yang baru keluar dengan nampan berisi teh langsung kaget. "Kenapa tiba tiba mau melamar anak saya? Kami tidak kenal kalian." Ibu mana yang tak curiga jika anaknya tiba tiba dilamar orang asing.

"Em...begini Bu. Anak saya ini susah jodoh. Dan kata salah satu paranormal jodohnya ada dirumah ini."

Bu Jamilah dan Pak Sobri langsung melotot dan saling menatap. Mendengar kata paranormal, Bu Jamilah jadi ngeri. Dia sudah membayangkan yang tidak tidak.

"Tidak, saya tidak setuju. Jangan jangan anak saya mau dijadikan tumbal pesugihan," tolak Bu Jamilah mentah-mentah.

"Saya sudah kaya Bu, tak perlu cari pesugihan lagi." Celetuk Heaven yang tak terima dikatakan demikian.

Bu Mita langsung mencubit lengan Heaven, menyuruhnya diam agar tak merusak rencana.

"Tidak mungkin itu Bu. Kami bukan penganut pesugihan atau aliran sesat semacamnya," jelas Bu Mita.

"Kalau memang tidak, kenapa harus anak kami yang dipilih? Dan gitu, kenapa bawa bawa paranormal segala?"

Bingung juga Bu Mita menjelaskan. Tapi tiba tiba, lampu pijar diotaknya menyala. Uang, tidak ada orang yang akan menolak uang.

"Kami akan memberikan mahar yang tinggi jika kalian setuju." Mama Mita mulai tawar menawar.

"Berapa?" Sahut Pak Sobri cepat. Kalau sudah urusan dengan uang, refleknya jauh lebih cepat.

"Bapak, apa apan sih." Omel Bu Jamilah yang masih belum percaya orang didepannya itu orang baik.

"20 juta," jawab Heaven.

"Ck, pulang sana," Usir Pak Sobri. Bu Jamilah lega karena suaminya tak tergoda dengan uang meski saat ini, mereka tengah butuh uang. "Kalau ditambah lagi, baru saya baru akan setuju." Kalimat lanjutan itu membuat Bu Jamilah melotot tajam.

"Bapak apa apaan sih." Bu Jamilah kembali memukul lengan suaminya.

"100 juta."

Pak Sobri dan Bu Jamilah langsung melongo mendengar nominal uang yang dikatakan Mama Mita. Seumur umur, belum pernah mereka melihat apalagi mempuanyai uang sebanyak itu.

"Baik, kami setuju." Karena keadaan rumah reyotnya perlu segera direnovasi, tanpa berfikir dua kali, Pak Sobri langsung menyetujuinya. Dan ketika istrinya hendak protes, segara dia meletakkan telapak tangan dimulut sang istri agar diam.

"Oh iya, ngomong ngomong, dimana anak bapak, Mayra?" tanya mama Mita. Rasanya belum afdol jika tak melihat langsung.

"Ada, dia ada." Mata Heaven seketika berbinar, tak sabar melihat calon istrinya. "Tapi gak disini, lagi di Madura, ditempat neneknya." Seketika Heaven lemas kembali.

"Terus gimana ini, kami maunya nikah secepatnya. Kalau bisa minggu depan, terus gimana?" tanya mama Mita.

"Itu bukan masalah Bu. Kami akan meneleponnya dan menyuruh pulang. Lusa dia pasti sudah ada disini."

Mendengar itu, Mama Mita dan Heaven langsung tersenyum. Akhirnya setelah ratusan kali gagal mendapatkan calon istri, sebentar lagi Heaven akan menikah. Menyesal kenapa tak dari dulu saja mengikuti saran mamanya, agar dia tak perlu capek capek kencan buta.

.

.

.

Dipesisir pantai, seorang gadis tengah meratapi nasibnya, siapa lagi kalau bukan Mayra, anak Pak Sobri. Dalam 1 bulan terakhir, dia mendapatkan banyak sekali kesialan. Mulai dari dipecat, ditinggal selingkuh pacarnya lalu diputusin. Dan sekarang, ada yang lebih parah lagi. Wajahnya rusak karena skincare abal abal. Niat hati ingin semakin glow up dan membuat mantannya menyesal, yang ada wajahnya malah rusak.

Belum lagi ditambah sebulan ini dia membantu kakeknya yang punya usaha ladang garam. Makin hitam saja kulitnya karena terbakar matahati.

Mayra memandang lautan lepas. Langit sangat indah karena sebentar lagi matahari tenggelam. Badannya terasa lelah setelah seharian ini membantu kakeknya memanen garam.

"Kak May, Kak May." Seorang bocah laki laki berlari kearah Mayra. "Ada telepon dari Pak De." Ujarnya sambil mengangkat ponsel sambil berlari. Dia berhenti disebelah Mayra dengan nafas ngos ngosan lalu menyerahkan ponsel.

"Hallo Pak." Sapa May dengan suara lemah.

"Besok pulang, minggu depan kamu nikah."

"Apa, menikah?" Pekik Mayra sambil langsung beridiri. Tapi saat ingat Bapaknya itu suka becanda, dia kembali santai. "Iya Bapak. Anak gadismu ini besok akan pulang dan minggu depan akan langsung menikah. Jangan lupa maharnya yang besar, calonnya yang tampan dan kaya." May menanggapinya dengan candaan karena berfikir bapaknya juga sedang bercanda.

"Beres, semua sudah bapak atur. Mahar 100 juta."

Mayra langsung ngakak mendengarnya. Menurutnya angka tersebut sangat mustahil. Biasanya teman atau tetangganya yang menikah maharnya paling paling antara 1 sampai 5 juta. Dan itu artinya, fix bapaknya sedang bercanda.

"Heh, kenapa kamu ketawa, gak percaya?" bentak Pak Sobri.

"Percaya Pak, percaya. Udah Bapak atur saja. Minggu depan anakmu ini akan menikah dan aku serahkan mahar 100 juta itu semuanya pada Bapak." Mayra masih saja tertawa. Dia sangat yakin jika ini semua hanya candaan bapaknya. Mana ada laki laki yang mau memberinya mahar 100 juta.

"Beneran kamu kasih Bapak semua May?" Disebearang sana, Pak Sobri senang bukan kepalang. Padahal niatnya jika Mayra dapat mahar, dia ingin minta sedikit untuk tambahan renovasi atap yang mau ambruk. Tapi jika dikasih semuanya, benar benar rejeki nomplok.

"Iya, Bapak ambil semuanya, May gak doyan duit, doyannya nasi padang."

"Nasi padang urusan gampang, besok pas kamu pulang, langsung bapak sambut dengan 2 porsi nasi padang." Mayra langsung menelan ludah mendengar itu. "Ya udah nduk, sekarang kamu berkemas, besok pagi langsung pulang. Bapak mau mikir sekarang."

"Mikir apa Pak?"

"Mikir duit 100 juta mau dipakai apa saja."

Klik

Sambungan telepon seketika tertutup, membuat Mayra geleng geleng.

"Dasar bapak, suka sekali ngehalu dapat mantu kaya. Mahar 100 juta." Mayra cekikian jika mengingat itu.

Terpopuler

Comments

Lisa aulia

Lisa aulia

pasti kaget nih ...klw kenyataan nya beneran nikah

2024-05-15

0

Adzkiamamanya saufa

Adzkiamamanya saufa

ke Madura dong jemputnya/Sob//Sob//Sob/

2024-01-12

0

Ezhi Alfarizy

Ezhi Alfarizy

kayak nya mayra cantik.tpi krna skincare abal2 jadi jelek

2024-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!