Sebagian orang berpikir kalau hidup itu tidak adil. Itu terjadi karena dari awal mereka berpikir kalau kesuksesan ditentukan dari apa yang mereka dapat sejak lahir.
Orang jenius dan orang biasa, perbedaan itu memang ditentukan sejak lahir dan tidak bisa diubah.
Orang yang tidak berbakat tidak akan bisa mengalahkan orang berbakat.
Karena itu mereka terpaksa mengurungkan impian mereka.
Tapi, apakah benar seperti itu?...
....
“Apa kau kesal Mei? Mengetahui kenyataan bahwa dirimu masih lemah.” diakhir pertarungan itu, Rose bertanya kepada Meiga sambil mengelus kepalanya. “Tapi, jangan lupakan kekesalanmu. Itu adalah bukti bahwa kau belum menyerah terhadap dirimu!”
Kata-kata Rose pada momen itu, sampai sekarang pun tidak pernah dilupakan oleh Meiga. Bagi dirinya, Rose mungkin adalah segalanya. Alasan dia bisa hidup, alasan dia ingin hidup, alasan kenapa dirinya tetap berjuang sampai titik ini, semua hanya karena dia seorang.
Bahkan di momen-momen dimana Rose tidak ada disisinya, Meiga tetap membayangkan bahwa dia sedang bersamanya. ‘Aku tidak sendirian’ dengan berpegang pada kepercayaan itulah Meiga berhasil bangkit dari masa-masa sulit yang selama ini dialaminya.
Lalu, hal serupa juga berlaku pada gadis itu.
Terlahir sebagai putri tunggal seorang bangsawan besar, sejak kecil dirinya terpaksa dituntut oleh kebijakan keluarganya.
Dunia ini hanya memandang kekuatan, lalu dengan dirinya yang merupakan satu-satunya penerus keluarga, ayah sang gadis melarang akan adanya sikap feminin dari diri sang gadis.
Kekuatan adalah segalanya, kekalahan tidak pernah diizinkan. Dengan ditanamkannya pikiran itu pada dirinya, sang gadis itupun berhasil melalui latihan-latihan sulit yang telah diberikan secara khusus oleh sang ayah.
Lalu tak lama setelah dirinya masuk ke akademi, kemampuannya mulai dikenal oleh banyak orang. Mereka pun mengenalnya dengan sebutan Sang Pemotong, Nott Mercury.
***
Dihari yang mulai gelap, gadis itu ‘Nott Mercury’ terlihat sedang berjalan kesuatu ruangan melalui lorong akademi. Lalu, disanalah dia bertemu dengan seorang om-om sebelum dirinya langsung memojokkannya.
Plak..!!
Telapak tangan Nott memukul tembok dibelakang si om-om itu dengan sangat keras hingga membuat nyalinya ciut. Om-om yang tak begitu mengerti kondisi dirinya saat itupun memberanikan diri untuk bertanya kepada Nott.
“A-anu.. apa aku barusan telah melakukan kesalahan?”
“Hahh? –Nott mendekatkan wajahnya sambil memelototi om-om itu– Om, harusnya kau tau bukan, alasan kenapa pengikut nona Luna sepertiku berada ditempat seperti ini?”
Om-om itu hanya bisa terdiam ketakutan sambil memejamkan matanya. Keringatnya yang dingin juga terus bercucuran hingga membuat sekujur tubuhnya merasa sangat lemas.
“Hmph! Nona Luna memberikanmu waktu sampai besok. Kuharap kau mau memberikan ruang guildmu secara cuma-cuma. Lagipula aku tak ingin mengotori tanganku untuk melawan orang sepertimu!” gadis itu meninggalkan sepatah kata itu dan langsung pergi dari tempat tersebut.
....
“Selamat pagi, Mei” Sebuah bisikan suara yang keluar lewat corong asrama yang ada dikamarnya membuat Meiga terbangun pagi itu.
“Aku butuh bantuanmu. Bisa segera bersiap?” Saat dia sadar ternyata itu adalah suara dari seniornya ‘Obi’ yang sedang meminta bantuannya.
Merasa masih ingin melanjutkan tidur nyenyaknya, Meiga tanpa pikir panjang langsung menolak permintaan dari Obi tersebut. “Kemarin aku terjaga sampai larut, masih lelah. Tidak bisakah minta bantuan orang lain?” ucapnya dengan nada mengantuk sebelum melanjutkan tidurnya.
Tapi hal yang paling dibencinya malah terjadi.
“Jangan seperti itu.” Diloteng, Obi mendadak muncul seperti biasa untuk menjemput dirinya.
“Kau ada didalam sana?” Meiga yang terkejut dengan itu langsung terbangun dan kehilangan rasa kantuknya.
Dirinya pun terpaksa mengikuti permintaan Obi dan pergi le gudang belakang asrama bersama dengan Schnee.
“Hahaha, kak Obi juga membangunkanmu?” Schnee tertawa karena sudah bisa menebak apa yang terjadi hanya dengan melihat ekspresi Meiga.
“Kau juga ya. Ngomong-ngomong kita harus membantu apa?” Meiga sedikit mengeluh karena Obi tidak memberikan penjelasan sedikitpun kepadanya dan langsung main perintah.
Schnee yang tampak terbiasa dengan itu pun memberi tahunya bahwa yang akan mereka lakukan sdalah mengumpulkan bahan baku yang dibuat oleh mesin pengumpul.
Mesin pengumpul adalah sebuah alat yang dibuat khusus untuk memproduksi sebuah bahan baku material dengan hanya bermodalkan magicules. Binatang sihir, monster roh, monster roh jahat, mereka adalah contoh-contoh makhluk magis yang bisa menebarkan magicules atau yang biasa dikenal dengan elemen iblis.
Dengan adanya magicules dan mesin pengumpul, benda-benda seperti batu magis, besi magis, atau benda magis lainnya bisa tercipta dengan sendirinya. Namun, dilingkungan umum para manusia, tingkat penyebaran magicules tergolong sangat rendah. Karena itu asrama bintang memperbolehkan para muridnya untuk memelihara binatang sihir didalam sana.
Tapi hal tersebut juga tidak boleh berlebihan, meski banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari magicules, efek sebaliknya juga tidak kalah besar. Tingkat kepadatan magicules yang ada dapat mempengaruhi kondisi tubuh manusia, dan semakin tinggi kepadatannya maka semakin berbahaya efeknya.
Karena itu tempat-tempat yang kerap ditinggali oleh makhluk magis seringkali dikenal sebagai tempat terlarang. Itu karena selain tingkat bahaya dari makhluk yang menghuni, tempat-tempat seperti itu tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Tapi meski seperti itu, tetap ada beberapa orang terpilih yang dapat keluar masuk dari tempat terlarang dengan kondisi aman.
Lalu, contoh dari orang-orang itu adalah Meiga. Entah itu adalah sebuah keajaiban, keberuntungan, atau mungkin sudah ditakdirkan, yang jelas dirinya merupakan sosok yang bisa diterima oleh tempat terlarang meski dia sendiri tak menyadari akan hal tersebut.
....
Cerita berlanjut ketika mereka sampai di gudang belakang asrama. Disana teman-teman seasramanya terlihat sedang sibuk dengan material-material yang terbentuk oleh mesin pengumpul.
Seperti halnya Kuo yang sedang membuat bubuk mesiu dari serpihan bara magis, teman-teman Meiga yang lainnya juga mengolah material yang tersedia untuk kebutuhan mereka masing-masing.
“Setiap murid asrama diperbolehkan menggunakan material yang tersedia sesuai kebutuhan. Dengan itu mereka mau dengan rutin mengelola mesin pengumpul ini. Seperti Kuo selalu yang menciptakan bubuk mesiu untuk melanjutkan percobaannya, Erna suka membuat senjata unik dibengkelnya, dan masih banyak lagi.”
“Begitu ya? Lalu, bagaimana dengan Schnee sendiri?”
“Ah... Aku sedang mengembangkan skill Summoner milikku. Karena itu aku disini berfokus untuk mengembangkan binatang sihir dan Monster roh. Lalu dengan adanya mereka, pembuatan material disini dapat berkembang dengan cepat. Tentunya aku juga memerlukan material itu untuk memperkuat binatang sihir milikku.” Jelas Schnee.
“Ngomong-ngomong, rolemu itu sebenarnya apa Schnee?”
“Ah, aku adalah Supporter. Meski begitu, diriku sudah dilatih untuk pertarungan tunggal sejak kecil, jadi aku bisa bertahan dalam suatu kondisi dimana tidak ada rekan satu tim yang bisa kuandalkan.”
Meiga berpikir itu sangat hebat. Pada umumnya Supporter hanya berperan untuk mendukung rekan satu tim. Untuk itu kemampuan bertarung bagi individu tersebut tidaklah penting. Namun, tanpa adanya sosok Supporter dalam tim, perbedaannya akan sangat besar.
Mengetahui hal tersebut, Schnee dididik untuk menghadapi masalah itu dengan memperlajari teknik bertarung agar dirinya tetap bertahan dalam tim.
“Orang-orang asrama bintang memang sangat menarik ya?” gumam Meiga sambil mengawasi teman-temannya yang fokus pada pekerjaannya masing-masing.
“Heh, barusan kau bilang apa?”
“Ah, bukan apa-apa.”
“Emm?” Schnee merasa yakin kalau barusan Meiga mengatakan sesuatu.
Lalu ditempat terakhir adalah ruangan khusus milik Obi. Disana mereka melihat beberapa hal yang menarik dari penelitiannya. Dan yang lebih menarik lagi adalah dirinya yang bersemangat melakukan pekerjaannya dengan pakaian aneh.
“Selamat pagi, Mei, lalu Schnee juga. Kerja keras pagi buta sangat baik untuk jantungmu! Mari kita berkeringat bersama!” Sapanya sambil memasang senyum mencurigakan miliknya.
Meiga dan Schnee hanya membatu setelah melihat gaya berpakaian yang benar-benar melengkapi keanehan Obi. “Dia ini, kenapa tampak hebat sekali?” Meiga heran dengan kepercayaan diri yang dimiliki Obi.
Lalu mengesampingkan semua hal itu, Obi memberi arahan tentang permintaannya kepada mereka berdua.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments