“Kak Obi, anggota peringkat sepuluh terkuat.” Meiga mengatakan dengan nada terkejut.
Dirinya yang beberapa saat lalu hanya melihatnya sebagai laki-laki konyol di asrama, sama sekali tidak menyangka kalau Obi adalah sosok sehebat itu.
“Aku tidak sabar melihat perkembanganmu dilain waktu. Aku ingin tahu, kejutan apa yang akan kau berikan. Tunjukkanlah padaku! Kisah yang kau ceritakan dengan kekuatanmu.” Ucap Obi masih dengan mode seriusnya.
“Kurasa akhirnya aku mulai mengerti, alasan kakak menyuruhku kembali ke peradaban manusia.” Meiga begitu tertantang dalam hatinya, tapi disaat yang bersamaan, sebuah tujuan baru mulai muncul dalam kehidupannya.
“Tunggu saja!” Dengan senyum dan pandangannya yang tajam, Meiga menerima perkataan tersebut sebagai tantangan.
***
“Astaga, aku ketiduran.” Schnee terbangun malam itu.
Disampingnya, Erna yang mendengar suara Schnee ikut terbangun. “Gawat! Aku minum terlalu banyak.” Ucapnya sambil memegang kepalanya.
Trang....
“Uh?”
“Barusan, kau juga mendengarnya Schnee?”
Keduanya penasaran dengan suara samar yang mereka dengar.
“Simulasi duel.”
“Woahh...–Schnee terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul dibelakangnya– Kuo! Mengagetkan saja. Selain itu, kau masih terjaga –Schnee terhenti sejenak– tunggu, mereka sedang bertanding?” menyadari perkataan Kuo barusan, dirinya pun langsung berlari ke ruang simulasi untuk melihat pertarungan mereka.
“Kuo, kenapa mereka bertanding malam-malam begini?”
“Aku juga tidak mengerti tentang itu Erna. Tapi, ini dimulai oleh Obi.”
Tertarik dengan alasan tersebut, Erna dan Kuo menyusul Schnee ke ruang simulasi.
Trang, trang, blarrr...
Sebuah pertarungan yang begitu intens terjadi dihadapan mereka bertiga. Katana magis melawan pistol dan belati, itu bagaikan sebuah pertarungan untuk memperebutkan posisi role terbaik.
Disaat yang bersamaan mereka juga menyadari sesuatu. Pertarungan jarak dekat yang mematikan, pertukaran serangan jarak jauh yang begitu cepat, lalu rapalan-rapalan sihir yang begitu singkat. Itu adalah pertarungan sebenarnya antara dua pengguna All-Rounder.
“Jangan-jangan?”
“Ini, sungguhan kan?”
“Mei juga, All-Rounder?”
Pada detik itu, mereka tidak bisa berhenti terkejut melihat kenyataan yang sangat menarik tersebut. Dan tidak hanya itu, kenyataan akan adanya seseorang dari satu asrama yang dapat bersaing langsung dengan sepuluh peringkat terkuat, tanpa sengaja akan menjadi pemicu bagi perkembangan orang-orang disekitarnya.
Meski pertandingan itu pada akhirnya dimenangkan oleh Obi, mereka bertiga tetap kagum dengan ketangkasan Meiga saat bertarung.
“Mei, kau hebat sekali! Dapat bersaing dengan ketat melawan kak Obi, sungguh sulit dipercaya!” Schnee kegirangan menghampiri Meiga.
“Tapi, kurasa Mei belum mengeluarkan sepenuhnya kekuatannya loh, Schnee.” Obi menanggapi pujian Schnee.
“Heh... Serius? Wahh.. kuat sekali, ditambah kau juga cantik sekali. Bisa-bisa aku dibuat jatuh cinta olehmu.” Schnee memeluk Meiga sambil mengeluskan pipinya ke pipi Meiga.
“Eh.., tunggu!” Meiga panik dengan tindakan mendadak Schnee.
“Schnee, Mei tampak terganggu loh!” Erna menegur Schnee agar menghentikan tindakannya.
“Anu..” Meiga hendak mengatakan sesuatu.
“Tapi, jujur saja aku juga sangat terkejut melihat pertandinganmu barusan.” Tapi Erna yang tidak menyadari hal itu tak sengaja menyelanya.
“Anu!” Meiga pun mengeraskan suaranya untuk membuat orang disana mendengarnya.
“Ah, maaf. Kau mau mengatakan sesuatu ya?” Erna merasa tidak enak karena dirinya terbawa suasana.
“Kurasa beberapa dari kalian telah salah paham sejak bertemu denganku. Sebenarnya aku adalah seorang laki-laki, bukan perempuan. Di database juga tertera seperti itu, tapi entah kenapa banyak instruktur yang tidak mengetahuinya.”
“Tunggu, tunggu! Tenangkan dirimu Mei! Aku tahu kau mungkin syok karena kalah melawan kak Obi, tapi mengaku kalau kau...” Schnee mulai kebingungan.
“Mei, barusan kau bercanda kan ya? Lagipula, itu anu...”
“Erna, aku serius loh! Kak Obi sepertinya juga sudah menyadarinya dari awal.”
Ketiga orang itu melirik kearah Obi. Sebaliknya, Obi mengalihkan pandangannya seakan itu sama sekali bukan urusannya.
“Aaahh..–wajah Schnee memerah– maaf, Mei aku sama sekali tidak bermaksud!” gelagatnya pun mendadak jadi aneh setelah mengetahui hal itu.
Disampingnya, Erna mencoba tetap tenang meski pikirannya sedang bertentangan dengan kebenaran.
“Kak Obi, jangan bilang kau menantang Mei karena berpikir dia adalah seorang pe –Kuo berhenti saat melihat Obi sedang mengalihkan perhatian– Senior Obi, kuharap kau memiliki alasan yang cukup baik untuk menjawab pertanyaanku!” Kuo memadatkan auranya untuk mengintimidasi Obi.
“Maafkan aku!” Obi melompat dan bersujud minta maaf kepada mereka berempat.
“Kak Obi, jangan-jangan kau juga?” Meiga memegangi kepalanya karena dipusingkan oleh hal-hal sepele itu. “Ayah, Ibu, maaf karena sudah terlahir sebagai orang yang membingungkan.” Matanya yang seperti ikan mati menunjukkan betapa kosongnya pikiran Meiga saat itu.
“Mei, jangan mati..!”
***
“Rou, Rou, bangunlah Rou!” Schnee menggoyang-goyangkan badan Rou untuk membangunkannya.
“Dia tidak bangun juga.” Erna merasa heran dengan tidur nyenyak Rou.
“Yaudah, saatnya pergi!”
Mereka pun membangunkan semua orang disana dan meninggalkan kamar tersebut.
“Lain kali pasti kami bantu bereskan sebelum pergi!” ucap Niks sambil berjalan setengah tidur.
“Kami serius lain kali!” begitu juga dengan Nuks.
“Bagaimanapun, aku masih tidak tahu alasan kak Obi mau melakukan simulasi tarung?” Saaya yang mendengar sedikit tentang cerita itu begitu penasaran.
“Entah? Dia melakukan itu dengan tiba-tiba.” Erna mengantar Saaya kekamarnya.
“Aku tidak akan mendengarkan pendapat orang aneh seperti dia.” Schnee menambahkan. “Kalau begitu, selamat malam Saaya.”
“Ya, selamat malam juga.”
....
“Dengan pesta penyambutan ini, Mei, kau sudah menjadi anggota resmi asrama bintang. Jika ada masalah jangan sungkan, tanyakan saja!” Obi membuka percakapan sambil mengasah belatinya.
“Kalau begitu, beri tahu aku bagaimana cara untuk masuk ke peringkat sepuluh terkuat?”
“....” Obi terkejut mendengar pertanyaan Meiga yang mendadak itu. “Ahaha. Benar juga, dari hasil wawancara, kau juga ingin menjadi yang terbaik diakademi ini. Apa ada alasan khusus dibalik kegigihanmu ini?”
“Sejujurnya ada hal penting yang harus kucapai. Dan syarat untuk bisa melakukannya, seperti yang kak Obi ketahui saat ini. Tadi memang akulah yang kalah darimu, tapi seandainya aku menang, apa artinya aku mendapatkan kursi ketujuh sepuluh peringkat terkuat?”
“Hehehe.., luar biasa! Ambisi yang luar biasa, Mei! Aku merasa sangat emosional sekarang! Murid yang tinggal di asrama bintang memang harus sepertimu!”
“Uh!” Meiga terkejut melihat Obi yang malah bersorak mendengar penjelasannya barusan.
“Tapi kau harus menunggu. Ini sudah larut, ayo istirahat!”
“Y-ya, kau benar.” Meiga merasa canggung dengan reaksi Obi barusan.
“Kau bilang akan mencapai puncak akademi Meeden. Kata-katamu saat diwawancara itu akan berpengaruh mulai sekarang.” Batin Obi sambil mengingat momen wawancara Meiga. “Kau akan segera tahu. Di akademi ini, kekuatan adalah segalanya.”
***
Dimalam yang begitu larut itu, bersamaan dengan berakhirnya percakapan Meiga dan Obi, orang itu sedang membaca sebuah tumpukan dokumen yang berisikan daftar pertarungan yang akan terjadi diakademi.
Dilain tempat, Meiga sedang terbaring dikasurnya sambil mengingat masa-masa wawancara.
“Seseorang yang begitu sombong hanya dengan 1200 poin. Hanya orang terpilih saja yang bisa masuk ke akademi Meeden!
Akan kukatakan lagi, aku tidak akan mengakuimu.
Akan menjadi puncak? Jangan membuatku tertawa! Dari tingkat menengah, murid disini diajarkan teknik bertarung dengan begitu keras. Jika hanya seorang murid baru sepertimu, tidak akan ada peluang sama sekali!” sebuah perkataan yang begitu tajam itu dilontarkan oleh seorang gadis kepadanya.
“Pada akhirnya, gadis berambut hitam itu siapa ya?” Meiga yang tidak pernah merasa mengganggunya, sedikit penasaran. Baik itu tentang dirinya yang tiba-tiba dimarahi oleh sang gadis, ataupun atas kesalahan yang tak sengaja ia perbuat.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments