...Perpisahan dan Perjalanan...
......................
Waktu pun berlalu, Meiga yang dipertemukan dengan rose mendapatkan perawatan dan pelatihan yang amat baik.
Tak terasa enam tahun pun telah mereka lewati bersama.
......................
Dikedalaman hutan terlarang itu, seorang remaja berambut pirang panjang tampak sedang bertarung dengan sengit melawan seekor monster roh. Remaja itu tidak lain adalah Meiga.
Ia yang saat itu telah berusia 14 tahun benar-benar tumbuh dengan baik. Badannya yang ramping memang membuatnya terlihat seperti gadis yang menawan. Namun dia adalah seorang anak laki-laki yang cukup bertalenta.
Setidaknya itulah yang ada dalam pandangan Rose. Setelah melalui 6 tahun pelatihan bersamanya, kemampuan Meiga sama sekali tidak bisa diremehkan. Bahkan jika itu hanya seorang anggota ksatria suci, akan sulit untuk menang melawannya.
“Paralized lightning.” Sebuah skill dengan atribut petir dengan efek melumpuhkan ditembakkan oleh Meiga pada seekor monster roh yang sedang dilawannya.
“Dengan ini dia tidak akan bergerak untuk sementara waktu, seharusnya cukup untuk melakukan itu!”
Lalu dengan pertarungan yang berjalan sesuai dengan rencana nya, Meiga membawa keadaan itu ketahap akhir.
“Wahai api, tunjukkan kuasamu dengan membakar habis lawanku.”
Meiga melantunkan mantra sihir ledakan tingkat tinggi dengan begitu lancarnya.
Inferno Flame..!!
Sebuah kobaran api yang amat besar membakar monster roh itu hingga menyisakan batu kristalnya saja.
“Heehh.., menggabungkan skill pada sihir ini ternyata dapat memperkuat efek ledakannya.” Meiga terkejut melihat hasil percobaannya sendiri.
“Itu sangat menarik, sepertinya sudah tidak ada yang bisa kuajarkan padamu lagi ditahap ini Mei.” Rose berjalan mendekati Meiga.
“Tahap ini? Apa maksudnya itu?”
“Hmm, sama seperti artinya.”
“Heh?” Meiga menatapnya dengan bingung.
Walaupun itu adalah hal yang biasa dilakukan Rose, tetap saja Meiga merasa dipermainkan.
“Dengan kata lain, selama kau masih manusia hanya ini yang bisa kuajarkan padamu. Lalu untuk selanjutnya kau hanya perlu mengembangkannya.” Rose yang puas dengan ekspresi Meiga pun memutuskan untuk melanjutkan penjelasannya sambil memasang wajah tak berdosa.
“Lalu jika sudah tidak ada yang bisa kupelajari, apa yang harus kulakukan sekarang?”
“Hmm, kalau kupikirkan mungkin sudah saatnya bagimu untuk kembali ke tempat para manusia tinggal bukan? Disini aku mungkin bisa mengajarimu untuk menjadi lebih kuat, tapi disisi lain aku tidak bisa mengajarimu tentang kehidupan yang ada diluar sana kan? Karena itu, mungkin sudah saatnya bagimu untuk kembali." Ucap Rose sambil memberikan barang bawaan untuk Meiga.
“Kembali ya? –Meiga melirik kearah Rose– Selain itu, tak kusangka kakak sudah bersiap seperti ini untuk mengusirku ke dunia manusia!” Sindir Meiga.
“E-ehh..,” Rose salah tingkah saat rencananya terbongkar.
“Tapi apakah aku bisa bertahan diluar sana?"
"Tentu saja bisa, lagipula yang mengajarimu banyak hal adalah aku. Tentunya aku melatihmu bukan tanpa alasan, semua itu karena aku percaya bahwa kau mungkin bisa mengubah cara kerja dunia ini, dan memperbaiki kelalaianku dimasa lalu." Rose mencoba untuk memantapkan tekad dalam diri Meiga.
“Kelalaian kakak dimasa lalu, apa maksudnya itu?”
”Sekarang masih belum saatnya bagimu untuk mengetahuinya. Namun suatu saat aku pasti akan memberi tahumu semuanya. Alasan kenapa aku ada disini, mengapa aku bisa mencapai tahap ini dan mengapa aku tidak melakukan apapun untuk dunia. Suatu saat kau pasti akan mendapatkan jawabannya.”
“Apapun kesalahanmu dimasa lalu kakak tetaplah kakak. Bahkan kakak juga satu-satunya orang yang mau menyelamatkan dan merawat anak sepertiku. Kakak adalah yang terbaik, tidak peduli apa yang dikatakan dunia aku akan tetap memihakmu!”
Rose begitu terharu saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Meiga. Ia pun langsung mendekap Meiga dengan penuh kasih sayang seperti biasanya.
“Dasar Mei, tanpa kau katakan aku juga tahu. Tapi sebelum kau melawan dunia itu, kau harus berada ditingkat yang sama denganku loh. Karena itu, pergilah keluar dan berkembanglah. Aku yakin suatu saat dirimu akan dapat mewujudkan impianku yang telah gagal.”
“Ehh, mustahil bukan untukku berada ditingkat yang sama dengan kakak?”
“Hahaha, tentu saja itu mustahil. Lagipula aku itu sangat kuat loh. Hahaha.”
Mereka berdua pun tertawa dengan puas akan lelucon kecil mereka. Namun disisi lain hati mereka merasa sepi karena tahu bahwa mereka akan segera berpisah.
"Mei, saat kau pergi nanti ingat selalu pesan yang kusampaikan kepadamu. Kau masih mengingatnya bukan?"
"Iya kak, aku masih mengingatnya. Aku tidak akan menggunakan atribut api jika tidak terpaksa, tidak akan pernah menyebut namamu diluar sana, dan tidak pernah memberitahu keberadaan tempat ini."
"Yosh...! Memang tanpa penggunaan atribut api akan sedikit menyulitkan dalam pertarungan, namun aku percaya kau pasti bisa mengatasinya. Lalu untuk sekarang, apa saja skill yang sudah kau kuasai?"
"Untuk skill aku memiliki analis Unique Skill material creation, Recast, Ekstra skill box, dan masih ada beberapa lagi."
"Itu saja kurasa sudah cukup untuk menutupi kekurangan saat melawan musuh yang kuat walau tanpa menggunakan elemen api –Rose memandangi wajah Meiga dengan seksama– Sekarang apa kau sudah menemukan tujuanmu Mei?”
“Kurasa aku akan pergi ke kota terlebih dahulu. Mungkin saja aku akan mendapatkan tujuan ditengah perjalanan.”
“Itu semua terserah padamu, aku yakin kau pasti akan baik-baik saja. Walaupun akan sepi berada disini tanpamu, tapi kau harus pergi ketempat dimana seharusnya kau berada.”
Meiga mengangguk menjawab nasihat Rose.
“Baiklah, mulai sekarang jaga dirimu baik-baik Mei. Aku akan selalu mengingatmu, kau adalah satu-satunya keluargaku disini.” Rose memberikan barang yang diperlukan Meiga dalam perjalanannya. Ia juga memberikan sebuah cincin sihir padanya.
“Cincin ini?”
“Itu benar, cincin ini dapat membuat diriku lebih mudah untuk mengawasi dan menjagamu. Didalamnya tersimpan beberapa energi milikku, seandainya suatu saat kau berada dalam bahaya maka aku akan lebih mudah untuk membantumu.”
“Terima kak, aku akan berangkat. Jaga dirimu baik-baik!”
“Kau juga Mei, aku akan selalu ada untukmu disini.”
Meiga mulai keluar dari Hutan Mori dan langsung menuju ke salah satu kota di kerajaan Meeden.
Tapi sebelum itu dia terlebih dahulu mengunjungi kampung halamannya yakni desa Rakau. Suatu wilayah yang dulu terkenal akan kesuburannya, sekarang hanyalah sebuah desa terbengkalai dengan tanah gersang sebagai pijakannya.
Meiga berjalan menyusuri seluruh sudut desa tersebut sambil mengingat insiden itu. Apa yang dikatakan pak tua Son saat itu juga masih diingat jelas olehnya.
“Dasar pak tua Son. Aku tahu kau hanya ingin memanfaatkan diriku waktu itu. Sejujurnya aku memang membencimu, tapi mereka sama sekali tidak bisa dimaafkan. Tidak peduli jalan apa yang akan kuambil, kau tidak akan mengeluh bukan?” Gumamnya sambil mengenang masa itu.
Urusannya di desa itu telah terpenuhi, Meiga pun memastikan lokasinya melalui peta yang diberikan oleh Rose dalam tas perlengkapannya sebelum melanjutkan perjalanan.
***
Beberapa saat telah berlalu, saat itu Meiga tengah melanjutkan perjalananannya ke timur. Lalu ditengah jalan dia menemukan sebuah desa yang bernasib sama dengan desanya.
“Sudah kuduga ksatria kerajaan maupun ksatria suci hanyalah sekumpulan sampah. Bahkan setelah kejadian itu, bagaimana bisa mereka bisa membiarkan ada desa lagi yang menjadi korban? Sungguh lucu sekali!”
Sambil menertawakan para ksatria kerajaan dalam hatinya, dia melanjutkan perjalanannya.
Perjalanan ke kerajaan tidaklah singkat tanpa sebuah kendaraan. Semakin sering berhenti, maka akan semakin lama dia sampai dikota kerajaan Meeden.
....
Siang dan malam seling berganti, namun Meiga tidak kunjung sampai di kota. Diapun mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dengan bersandar di bawah sebuah pohon dan mulai terlelap disana.
Dibawah pohon yang amat rindang, diiringi dengan kicauan burung dan angin yang sepoi-sepoi, menjadikan tempat itu nyaman untuk beristirahat.
Tapi itu hanyalah istirahat yang singkat...
Sebuah teriakan membangunkan Meiga dari tidurnya, disana tampak sebuah rombongan pedagang sedang dikepung oleh sekumpulan monster roh jahat.
Goblin, seperti itulah manusia menyebut jenis monster itu...
Memang goblin hanyalah monster roh jahat yang lemah. Tapi karena mereka selalu berkelompok, itu membuat mereka menjadi lawan yang merepotkan. Apalagi dalam kasus ini yang menghadang bukan hanya goblin biasa, tapi para goblin yang menjinakkan serigala untuk berburu juga ikut menghadang mereka.
Hanya dengan beberapa orang petualang kelas bawah sebagai pengawal tidaklah cukup untuk menghentikannya.
Mengetahui hal itu, terbesit sesuatu dibenak Meiga. Jika dia bisa menyelamatkan mereka, mungkin saja dia akan mendapatkan sesuatu untuk perjalananannya sebagai balasan.
Dengan pemikiran itu, Meiga memutuskan untuk membantu rombongan tersebut untuk meloloskan diri dari serangan para Goblin.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
PoPo Cwan
Inferno Flame🌹🔥🔥
2023-05-09
1