...2...
......................
Memasuki gerbang akademi, Sherly langsung menuju ke meja resepsionis untuk mendaftarkan Meiga.
Melihat kedatangan Sherly, seorang wanita dimeja itu tampak begitu terkejut.
“Sherly?” wanita itupun memastikan apa yang dilihatnya benar-benar Sherly.
“Lama tak jumpa.” Sapa Sherly.
“Wahh.. Sherly, sudah lama sekali aku tidak melihatmu, kau menghilang kemana selama ini?” wanita itu tampak begitu senang saat bertemu dengannya.
“Tidak kemana-mana kok, aku hanya ingin hidup santai. Karena itulah aku menolak saat diberi tawaran masuk ke militer kerajaan.”
“Lalu keperluanmu kesini sekarang?”
“Oh, aku sedang mengantarnya melakukan pendaftaran.” Jawab Sherly sambil menunjukkan Meiga.
“Wahh... Imut sekali! Dia ini, siapa? Adik perempuanmu?” tanya wanita itu begitu semangat.
“Pagi.., saya Mei Albert, adik laki-laki kak Sherly.” Meiga memperkenalkan dirinya.
“Begitu yah... –orang itu terhenti sejenak– e-ehh,, laki-laki? Barusan kau bilang laki-laki?”
“Itu benar.”
“Sungguh?”
Meiga mengangguk.
“Hahh...!!!” wanita itu berteriak tak percaya.
“Suaramu, pelankan sedikit suaramu!” Sherly membungkam mulut orang itu agar tidak menggangu orang-orang disekitarnya.
“Etto, maaf aku tidak sopan. Aku Cien, Cien Wisteria, senang bertemu denganmu Mei!”
Cien pun mulai melengkapi data untuk pendaftaran Meiga sambil menanyakan beberapa hal padanya.
“Heh.. 14 tahun, kalau begitu kau seumuran dengan adikku ya. Ngomong-ngomong dia juga ikut dalam ujian ini loh. Mungkin saja kalian bisa berteman bukan nantinya?”
“Cien, apa adikmu ini juga sekuat dirimu dulu?” Sherly penasaran.
“Hmm, bagaimana ya? Kalau soal bakat mungkin aku berada jauh diatasnya. Namun karena dia adalah laki-laki, kurasa dia bisa lebih kuat dariku kan? Adikku juga pekerja keras sih soalnya.” Jelas Cien.
“Laki-laki ya ternyata, kukira adikmu itu perempuan.”
“Jangan-jangan, kau mau menjodohkan adikmu dengan adikku jika dia perempuan?” Ucap Cien bercanda.
Meiga yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya karena merasa dipermainkan.
“Wahh... Jangan-jangan adikmu sedang kesal? Ahaha, aku hanya bercanda kok dik Mei!”
Meiga menatapnya dengan curiga.
“Cien, jangan bercanda berlebihan dan segera selesaikan pendaftarannya.”
“Laksanakan kapten.” Jawab Cien masih dengan nada bercanda sedangkan Sherly menghela nafas.
“Ngomong-ngomong Mei, role apa yang mau kau ambil?” Cien bertanya pada Meiga.
“All-Rounder.” Jawab Meiga singkat.
Sherly dan Cien terkejut saat mendengarnya.
“All-Rounder, oke...–Cien mengingat lagi jawaban Meiga barusan–e-Ehh.., All-Rounder, apa kau serius Mei, ini All-Rounder loh. Bukankah itu akan sangat sulit?” Cien menaikkan nadanya.
“Kurang lebih aku sudah menduganya, tapi apa kau sudah memikirkan ini dengan matang Mei?”
“Untuk itu kalian tidak perlu khawatir, aku pasti akan melakukan yang terbaik.” Jawab Meiga dengan percaya diri.
“Sebenarnya apa yang kucemaskan? Jika kau seyakin itu maka tidak akan ada masalah bukan?” Sherly menghilangkan keraguannya.
“Sherly..,”
“Tenanglah Cien, selesaikan pendaftarannya dan mari kita nantikan seperti apa penampilan Mei nanti.”
“Umm..,” Cien menuliskan data Meiga sambil cemberut.
***
Pendaftaran telah selesai dan Meiga diberikan nomor peserta sekaligus diberitahu zona ujian.
“Peserta nomor 7 zona B. Kuharap ujian ini akan menyenangkan.” Gumam Meiga sebelum masuk ke tempat ujiannya.
Disana ada cukup banyak peserta yang mengikuti ujian kali ini. Para penguji mulai mengarahkan mereka ke lokasi ujian dan menjelaskan cara kerja ujian kali ini.
Menurut apa yang diinfokan, ujian tersebut terbagi dalam dua tahapan. Yang pertama adalah pengukuran statistik masing-masing peserta. Tahap ini dibagi menjadi dua bagian, pertama peserta akan mengukur statistik mana mereka menggunakan bola kristal yang telah disiapkan.
Karena dalam pengukuran statistik para penguji tidak bisa menilai kelayakan masing-masing peserta hanya dari jumlah mana, mereka pun mengadakan bagian kedua. Disini para peserta akan dihadapkan dengan seekor monster guna mengukur potensi bertarung mereka.
Lalu ujian ditahap kedua mereka akan dihadapkan satu sama lain dalam pertarungan tunggal. Semua ini telah ditetapkan karena adanya sistem ranking di dalam akademi, dan disini juga peserta akan mendapatkan poin awal mereka.
Setelah semua semua itu disampaikan, penguji menuntun para peserta yang ada disana untuk melakukan ujian pertama tahap satu.
Ditahap itu, penguji memanggil peserta bergantian sesuai nomor urut peserta. Nomor urut 1, 2, dan tiga telah maju bergantian, namun jumlah dan tingkat mana mereka berada di level yang biasa saja yaitu di tingkat 35%. Tentunya itu membuat Meiga merasa bosan.
Dia yang memiliki ambisi untuk menjadi kuat dengan cepat pastinya menantikan lawan yang kuat. Saat itulah peserta nomor 4 melakukan pengukuran. Suasana yang awalnya sunyi itu langsung berubah menjadi begitu berisik.
Itu karena semua orang disana terkejut karena melihat peserta nomor 4 memiliki mana di tingkat 80%.
“Oi, oi, 80%, bukankah itu lebih banyak dari milikku? Menarik sekali.” Meiga mulai bersemangat.
Para peserta terus bergantian melakukan pengukuran mana. Meiga juga telah melakukan ujian tahap itu dengan hasil mana di tingkat 65%. Sebagai orang diluar darah bangsawan, tingkat mananya bisa dibilang sangat menakjubkan.
Dengan cepat ujian tahap itupun berakhir. Bagian kedua ujian tahap pertama pun dimulai. Disini para peserta akan dihadapkan dengan seekor monster tingkat rendah Baby Chameleon sebagai lawan.
Pada ujian ini para peserta terlihat cukup kesulitan. Semua itu karena pola serangan dari Baby Chameleon sangatlah merepotkan. Meski ia tergolong monster tingkat rendah, kelincahan dan kecepatan serangannya tidak dapat diremehkan oleh pemula. Karena itulah pada tahap ini beberapa dari peserta sudah mulai gugur.
Disisi lain mereka berhasil lolos akan langsung mengikuti ujian selanjutnya. Dengan adanya ujian tahap pertamalah para penguji menentukan peserta yang akan berhadapan dalam tahap ini. Lalu ditahap ini juga Meiga benar-benar dihadapkan dengan peserta nomor 4.
“Aku sangat menantikannya.” Meiga mulai bersemangat.
Beberapa peserta yang telah berhadapan menunjukkan pertarungan yang mengesankan. Lalu saat inilah Meiga akan menunjukkan aksinya.
“Peserta nomor 4 melawan peserta nomor 7.” Penguji memanggil mereka ke arena.
“Aku Zen, Zen Wisteria, mohon perlawanannya!” Peserta nomor 4 memperkenalkan dirinya.
“Wisteria? Jangan-jangan –Meiga bergumam saat mengingat marga Wisteria– aku Mei, Mei Albert.”
“Bersiap, mulai!” melihat keduanya telah siap sang penguji memulai pertandingan mereka.
“Anu, Zen, Wisteria itu mungkinkah marga kak Cien?” Meiga memastikan pertanyaannya sebelum mulai bertarung.
“Uh, anak berambut pirang dengan jubah biru, lalu mata biru dan wajah cantik itu. Jangan-jangan kau adik laki-laki dari teman kakakku?”
“Ah, jadi benar ya, tak kusangka kita akan bertemu secepat ini.”
Syutt..,
“Aku juga tak menyangka dengan paras seperti itu kau adalah laki-laki.” Ucap Zen sambil mengayunkan pedangnya kearah Meiga.
Trangg...!!
“Heh, tak disangka kau ini dingin sekali ya.”
Meiga juga dengan cepat menanggapi serangan dadakan tersebut.
“Hohh.., sepertinya ini akan menjadi pertarungan yang menarik.”
“Tidak salah lagi!”
Mereka menjaga jarak sebelum kembali bertukar serangan. Masing-masing tebasan dari teknik pedang mereka begitu teratur dan tepat sasaran layaknya seorang veteran.
“Mereka berdua, kelihatannya akan menjadi kuda hitam untuk tahun ini.” Ujar salah seorang penguji.
“Mungkin saja. Selain itu, kemampuan bertarung mereka benar-benar berada ditingkat yang berbeda dengan seorang pemula.”
Para penguji begitu tertarik ketika menyaksikan pertarungan sengit tersebut.
Namun, meskipun pertarungan itu terlihat begitu intens, tapi ini masih berada ditahap awal pertarungan.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
PoPo Cwan
👍👍🔥
2023-05-09
1