Ksatria Suci

Malam yang sangat mengerikan, hanya itulah yang bisa dia ungkapan. Sebuah insiden yang hanya tercipta dalam sekejap, mendadak mengubah kehidupannya.

Meiga, bocah berusia 8 tahun ini secara tidak sadar bersumpah untuk mewujudkan kata-kata terakhir dari pak tua Son.

***

Sebuah kilatan cahaya terlihat di beberapa arah, itu adalah sebuah suar. Para ksatria kerajaan yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus pembantaian yang sebelumnya, baru saja tiba. Dengan gagah berani mereka menerjang kumpulan monster tersebut.

Masing-masing pedang yang mereka hunuskan dipenuhi lapisan elemen suci, dengan ayunan yang anggun mereka menebas para makhluk jahat itu satu persatu.

Bahkan lantunan mantra yang indah menciptakan sebuah sihir ledakan dan membumihanguskan mereka dalam sekejap.

Itu adalah pemandangan yang sangat menakjubkan bagi Meiga.

Tapi tetap saja itu tidak mengubah fakta bahwa mereka terlambat dan membuat hampir semua penduduk desa tewas.

Dengan pandangan dan alasan itu, Meiga mulai membenci para ksatria kerajaan. Meiga berpikir bahwa mendapat sebuah keagungan adalah hal sia-sia jika melindungi hal yang kecil saja tidak bisa.

Beberapa waktu telah berlalu, para ksatria telah berhasil menumpas habis para monster itu.

Tapi perasaan aman tetap tidak dapat muncul dalam hati para penduduk desa. Mungkin hari ini mereka masih hidup, tapi bagaimana dengan besok atau lusa. Banyak dari mereka yang tidak berdaya hanya karena memikirkan hal tersebut.

“Obati yang terluka. Tetap waspada area sekitar, kita belum memastikan berapa jumlah mereka sebenarnya. Tetap bersiap untuk kemungkinan terburuk!” komandan ksatria memerintahkan pasukannya.

“Siap komandan.” Para ksatria kerajaan menjawab perintah komandannya dengan serempak.

Berpencarlah para ksatria untuk menjalankan tugasnya. Lalu tanpa diduga, seorang gadis kecil mendatangi sang komandan ksatria yang masih berdiri disana. Gadis itu tidak lain adalah Luna.

“Anu, apakah anda bertemu dengan anak laki-laki seumuranku?” tanya Luna sambil menahan rasa takutnya.

“Hmm, dari yang kutemui tidak ada yang seumuran nona kecil. Hanya sedikit diatas dan dibawahmu. Tapi aku tadi bertemu gadis seumuranmu.”

“Gadis, seumuranku?”

“Iya, dia ada ditenda nomor 8 dari sini.”

“kasih kasih komandan, aku pergi menemuinya dulu.”

“Berhati-hatilah jangan berlarian.” Ucap sang komandan agak khawatir.

Lalu sambil memandangi Luna yang pergi ke tenda dia pun bergumam karena heran.

“Hmm, gadis itu mungkin memiliki kemampuan yang menjanjikan. Kebanyakan anak seumurannya tidak akan setenang dia dalam situasi seperti ini. Bukan seperti itu, bahkan orang dewasa tidak akan bisa setenang itu.”

Luna sampai di tenda yang ditunjuk komandan ksatria. Dia membuka tenda untuk mengecek apakah Meiga benar-benar ada disana. Namun yang dia lihat adalah pemandangan yang mengerikan. Semua yang ada di dalam adalah para anak-anak desa. Tubuh mereka penuh luka dan memar, tatapan mereka yang kosong seakan telah kehilangan hal yang paling penting dalam hidupnya.

Luna melihat sekeliling dan menemukan anak seumurannya dengan rambut pirang panjang, anak itu terlihat meringkuk ketakutan di pojok ruangan tersebut. Luna pun menghampiri dan mulai menyapanya.

"Meiga?"

Anak itu mendongakkan kepalanya dan menatap Luna. Dia pun menangis dan mulai memeluknya.

“Luna, aku takut sekali. Bagaimana hal ini bisa terjadi, tanpa kedua orang tuaku bagaimana aku bisa hidup.”

“Iris?”

Luna ikut menangis, perasaannya bercampur aduk. Dia masuk ke tenda untuk mencari Meiga, namun dia sama sekali tidak ada disana. Walaupun dia juga lega karena Iris, sepupu Meiga yang juga teman dekatnya selamat. Tapi entah kenapa kekhawatirannya semakin tak terbendung. Dia pun memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Iris.

“Iris, apa kau tahu dimana Meiga?”

“Aku tidak tahu. Dalam kondisi seperti itu aku yang tidak bisa memikirkan apapun, bagaimana bisa mengkhawatirkan orang lain. Menjaga diriku sendiri saja aku tidak bisa.”

“Kau tunggulah disini Iris, biar aku yang mencari Meiga di tenda lain.”

“Percuma Luna, tenda untuk anak-anak hanya disini.” Iris menghentikannya.

“Eh?” Luna sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan Iris. “Iris apa maksudmu anak-anak hanya ada di tenda ini?”

“Semua anak-anak yang selamat telah dikumpulkan di tenda ini, tenda lain hanya ada para orang dewasa yang selamat, para ksatria, lalu tempat persediaan mereka.”

“Itu mustahil bukan. Meiga pasti masih hidup, aku akan mencarinya.”

Luna mulai berlari mencari Meiga ke berbagai tenda yang telah didirikan para ksatria, sedangkan Iris mencoba untuk tidak mengatakan hal yang mungkin bisa menyakiti perasaan Luna.

Luna terus berteriak agar Meiga tahu bahwa dia sedang mencarinya, namun semua itu sia-sia. Seluruh tempat telah dilihat olehnya namun sosok Meiga sama sekali tidak ada disana.

Tubuhnya gemetaran, keringat yang dingin mulai bercucuran, pandangannya mulai kosong. Luna pun ambruk karena tidak kuat menghadapi kenyataan pahit tersebut.

Bahkan secara terus menerus dia menanamkan pikiran bahwa Meiga tidak mungkin mati disana, dia pasti selamat. Tapi melihat keadaan disisi lain, itu sangat bertolak belakang dengan keinginannya.

“Kenyataannya jika para orang dewasa mati semudah itu, lantas bagaimana dengan anak-anak?” Pikiran itu pun tidak berhenti menghantuinya.

Sebuah langkah kaki terdengar mendekati Luna. Itu adalah sang komandan ksatria. Dia menghampiri Luna untuk menenangkannya.

”Nona kecil, mungkin sangatlah tidak pantas untuk mengatakan hal ini kepada anak seumuranmu. Tapi akan tetap kukatakan, karena aku percaya bahwa kau berbeda dengan yang lainnya.”

Mendengar hal itu Luna mengusap air matanya dan menoleh ke arah komandan ksatria.

“Entah temanmu itu masih hidup atau tidak aku akan memberimu sebuah pilihan, bergabunglah dengan ksatria suci kerajaan!

Jika temanmu masih hidup suatu saat kalian pasti akan bertemu, tapi jika temanmu sudah mati, maka jangan biarkan orang lain mengalami hal yang sama denganmu...

Karena itu berdirilah, jadilah yang terkuat untuk menumpas habis mereka. Aku ada disini untuk membimbingmu, aku percaya bahwa suatu saat anak sepertimulah yang akan membawa perubahan pada dunia ini.”

Tangisan Luna terhenti.

Dia membuka lebar matanya dan membulatkan tekadnya seperti apa yang diinginkan komandan ksatria.

Sang komandan juga mengulurkan tangannya untuk membantu Luna berdiri, dan itu pun menerimanya dengan senang hati.

“Komandan anda benar-benar akan melatihku untuk menjadi kuat bukan?”

“Tentu, aku melihat bahwa dirimu dipenuhi oleh potensi. Jika hanya untuk melampaui diriku mungkin tidak membutuhkan waktu lama bagimu.”

“Kalau begitu mulai sekarang mohon bantuannya guru.”

“Hmm, guru ya. Bukan panggilan yang buruk untukku.” Komandan ksatria itu tersenyum dan mengelus kepala Luna dengan lembut.

“Oh iya perkenalkan guru, aku Luna, Luna Luminaries. Bisakah anda memberi tahu nama anda guru?”

“Luna ya, aku komandan ksatria suci kerajaan Meeden, Raven. Mulai sekarang aku akan melatihmu secara pribadi.”

Ditengah pembicaraan mereka seorang gadis berambut pirang itu datang, dia adalah Iris.

“Komandan, apakah aku juga bisa menjadi muridmu?”

Raven terkejut, baru kali ini dia menemui kasus seperti ini. Dari beberapa kejadian yang sama, tidak pernah ada penduduk yang masih memiliki tekad seperti kedua anak ini setelah mengalami insiden seperti itu.

Tanpa dipikir panjang Raven menghampiri Iris dan mengelus kepalanya. Ia mengatakan ‘tentu saja boleh nona kecil.’ Iris pun tersenyum sambil menikmati kehangatan tangan Raven.

“Namamu?”

“Iris, Naifola Iris.”

Raven mengangguk dan membawa mereka berdua pergi ke tenda untuk beristirahat.

Pagi telah tiba, para ksatria mengantarkan para korban ketempat aman yang ada dikerajaan. Sedangkan Luna dan Iris dibawa ke Balai ksatria suci kerajaan untuk mendapat pelatihan dari Raven.

***

Dilain sisi setelah kembalinya para ksatria ke kerajaan, terlihat seorang bocah berjalan sempoyongan dengan badan penuh luka dan memar. Dia berjalan sekuat tenaga sambil mengutuk hal yang membuatnya seperti ini.

Kebencian yang kuat mulai melekat dalam hati kecilnya dan menciptakan benih dari sebuah kekuatan yang begitu mengerikan.

Namun, disaat itu juga bocah itu mulai kehabisan tenaga dan jatuh tak sadarkan diri.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

PoPo Cwan

PoPo Cwan

Naifola Iris🌹🔥🔥

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!