9

“Ada apa dengan jus beras ini? Luar biasa!”

“Sudah kuduga dia langsung terbiasa.” Ucap Saaya dengan heran.

Mereka bernyanyi dan menari bersama. Meski dalam ruangan yang tak seberapa luas itu, tapi kebahagiaan mereka tampak begitu luas dari beberapa sudut pandang.

“Makanan, kita butuh makanan lagi!”

“Mau makan sesuatu yang kuasapi hari ini?” Kuo menyiapkan beberapa makanan untuk mereka.

“Aku sangat suka rasa gurih seperti ini!”

“Aku juga. Kreasi Kuo memang tidak pernah gagal!”

Meiga dan Rou memakannya dengan lahap.

“Tentu saja begitu.” Gumam Kuo percaya diri.

“Makan ini juga!” duo Niks dan Nuks menyiapkan masakan mereka.

“Ini juga lezat.”

“Lezat bukan? Pasti lezat. Hahaha...” Nuks membanggakan diri.

“Tapi masakanku pekan lalu jelas lebih enak.” Niks membantahnya.

“Apa katamu?” dan keduanya pun kembali bertengkar seperti biasanya.

“Ayolah! Karena kalian selalu mempertandingkan segala hal, tidak hanya merepotkan Rou, kalian juga selalu menghabiskan bahan makanan! Santai-santai saja ya.”

“Diam, ****** hewan liar!” mereka serempak mengejek Schnee.

“Baumu seperti hewan liar loh!”

“Kamarmu juga!”

Schnee tersenyum dengan emosinya yang memuncak.

“Orang yang bicara seperti itu kepada hewan liar cantikku harus kuajari soal pesona mereka. Tunggu satu jam.” Shcnee beranjak dari kasur Rou.

“Tunggu Schnee, kau akan mencekik hewannya atau apa?”

“Schnee, tenanglah!” Erna dan Saaya panik karena perubahan aura yang mendadak dari Schnee.

“Tunggu-tunggu, aku juga ada sesuatu yang harus kuberikan pada kalian. Ini adalah salah satu item langka yang barusan kubuat disini.”

“Beneran nih Mei, sini-sini berikan padaku!” Niks begitu bersemangat untuk melihat item langka yang dibuat Meiga.

Bsszztt...

Tubuh Niks langsung lemas saat memegang batu sihir yang diberikan Meiga.

“Maaf-maaf, barusan itu adalah produk gagal.”

“Ahahahaha, rasakan itu monyet jelek!” Schnee tertawa terbahak-bahak melihat dendamnya terbalaskan begitu cepat.

“Maaf-maaf, aku hanya bercanda.”

“Mei, dia akan mati!” Saaya prihatin dengan nasib malang Niks.

....

“Bahkan saat generasi berubah, dua hal selalu sama. Satu adalah tawa riang para murid, yang satunya lagi adalah bintang akan selalu berkumpul disekitar bulan.”

Malam itu, meski tidak mengikuti pesta penyambutan secara langsung, nenek Ryano tetap mengawasi mereka dari ruangannya sambil memandangi langit malam kesukaannya.

***

Didalam kamar Rou, anak-anak itu mulai tertidur lelap setelah menikmati pesta sederhana yang diadakan mereka sendiri. Tapi disana masih ada dua orang yang tampak masih terjaga dimalam itu, mereka adalah Mei dan Obi.

“Malam ini benar-benar sangat menyenangkan. Senang kau ada disini, Mei.”

“Ya, aku juga senang berada disini.”

“Kita sudah kehabisan makanan dan camilan untuk menikmati malam ini. Bagaimana kalau kita melakukan hal lain untuk menikmati kesenangan malam ini?”

“Itu menarik, memangnya apa yang akan kita lakukan?”

“Ikuti aku!”

Obi membawa Meiga kesebuah ruangan gelap yang ada dilantai bawah. Didalam ruangan itu terlihat sebuah cahaya redup bersinar dari sebuah lingkaran sihir yang cukup besar.

“Ini?”

“Dari kabar yang kudengar pada hasil wawancaramu, kau sepertinya juga mengincar kursi sepuluh peringkat terkuat. Tapi mungkin itu tidak akan mudah meski kau memiliki bakat yang luar biasa.”

“Eh, kenapa hal seperti itu...”

Ruangan tersebut tiba-tiba menjadi terang, semua fasilitas yang ada didalamnya mulai terlihat jelas. Disana dengan sangat cepat Meiga dan Obi seperti telah berpindah tempat. Itu karena ruangan tersebut tidak lain adalah zona simulasi milik asrama bintang.

“Ini, zona simulasi?”

“Benar. Dan disinilah kita akan bersenang-senang malam ini. Keluarkan seluruh kemampuanmu Mei, kau tidak keberatan bukan menemani seniormu ini sebentar saja?”

“Tentu saja.” Meiga mengambil sikap bertarungnya.

Pandangannya yang tajam menatap fokus seluruh bagian tubuh Obi. Kedua tangannya dengan erat memegang katananya yang berat. Kuda-kuda tanpa celah, tidak diragukan lagi itu adalah sebuah teknik dasar yang telah diasah dalam waktu yang begitu lama.

Disisi lain, Obi tampak memegang sebuah belati ditangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang sebuah pistol. Kakinya yang terbuka cukup lebar membuat tubuhnya cukup merendah.

“Itu adalah sebuah teknik bertarung yang sama sekali tak kukenal kak Obi.” Meiga meningkatkan kewaspadaannya.

“Begitukah? Ini adalah teknik bertarung yang dikembangkan dikampung halamanku. Mereka menyebutnya dengan nama Martial Art, untuk tekniknya kau akan mengetahuinya mulai sekarang!”

Dorr!! Whoosshh....

Sebuah tembakan peluru sihir mengarah pada Meiga dengan begitu cepat. Sebuah tembakan yang begitu akurat itu benar-benar sangat berbahaya dan nyaris mengenainya. Untungnya Meiga berhasil membaca lintasan serangan dan menghindarinya meski dengan jarak yang sangat tipis.

Syuutt...

Namun serangan Obi tak terhenti disana, tubuhnya meliuk dan bergerak dengan cepat menutup jarak antara dia dan Meiga seperti halnya seekor ular.

“Gawat! Elemental Field!” mengetahui arah tebasan pisau milik Obi, Meiga menggunakan skillnya untuk membuka jarak diantara mereka. “Itu tadi sangat berbahaya, jika aku tidak segera membuka jarak mungkin saja reflekku tidak akan bisa memblokir serangannya.” Batin Meiga sambil menganalisis lawannya.

“Heh.. itu tadi sangat tak terduga. Tak kusangka kau memiliki skill unik seperti itu. Tapi, bukan berarti aku akan dihentikan hanya dengan hal seperti itu.”

Dor, dor, dor..!!

Meiga meningkatkan fokus dan kecepatan pergerakannya.

Clang, Blarr...!

Satu peluru berhasil ditepis dengan katana miliknya, namun itu tidak akan berlaku untuk peluru kedua dan ketiga. Meiga yang juga menyadari hal itu langsung mengambil langkah menghindar dengan peningkatan kecepatan miliknya.

Sambil berusaha mencari celah untuk melancarkan serangan, Meiga terus berlari sambil menghindari rentetan serangan Obi.

Lalu saat itu dia melihat batas jumlah tembakan dari Obi, tak ingin melewatkan momen tersebut, Meiga langsung menggunakan salah satu skill andalannya untuk menyerang balik Obi.

Syuutt...

“Light Slash!”

“Cepat, tapi gerakannya masih terlihat.” Obi menangkis tebasan Meiga dengan belatinya dan mencoba menyerang balik menggunakan tembakannya. “Sekarang! Eh...?”

Bsszztt...

Obi cukup terkejut karena tubuhnya sedikit terpental saat akan melancarkan serangan balik.

“Begitu ya, jadi kau melapisi katanamu dengan elemen petir. Lalu seandainya lawanmu yang menggunakan senjata serupa pasti akan terkena efek elemen tersebut. Menyerang lawan hanya dengan melihat sifat dari sebuah senjata, benar-benar ide yang menarik.”

“Tak heran banyak orang-orang yang mewaspadainya.” Tambah Obi dalam hati.

“Itu benar kak Obi, aku mengembangkan teknik itu karena selalu gagal mendaratkan serangan pada guruku. Seakan semua gerakanku terbaca, karena itulah untuk melawan seseorang yang dapat melihat pergerakanku aku harus menyerangnya secara tidak langsung yaitu dengan mengalirkan elemenku melalui senjata lawan.”

Keduanya kembali mengambil sikapnya dan melanjutkan lagi pertarungan mereka. Sebuah pertarungan yang sangat sengit antara senior dan junior itu berlangsung cukup lama malam itu. Namun pertarungan tersebut pada akhirnya dimenangkan oleh Obi.

“Kau tidak apa-apa Mei?” Obi membantu Meiga berdiri.

“Terima kasih, tak kusangka kak Obi akan sekuat ini.”

Dengan cepat aura dari Obi berubah sepenuhnya.

“....” Meiga dengan cepat juga langsung menyadari perubahan tersebut.

Dihadapannya Obi memandang tajam kearah Meiga dan mulai berbicara. “Sekali lagi, izinkan aku memperkenalkan diri. Anggota sepuluh peringkat terkuat akademi Meeden, kursi ketujuh, Obi Saana!”

“Tekanan dari aura ini, levelnya benar-benar berbeda dengan murid akademi pada umumnya. Inikah, peringkat sepuluh terkuat. Meski aku menggunakan kekuatan penuh dari elemen api, kemungkinan menang melawannya mungkin sangat tipis.

Selain itu, dari cara bertarungnya, dia pasti sudah menahan diri.” Saat itu, mengetahui sosok seumurannya yang tampak begitu kuat, tubuh Meiga menjadi panas seakan jiwanya sedang berteriak.

Gairah akan pertarungan melawan yang lebih kuat itu, mungkin baru ini dia rasakan.

Dilain tempat, gadis itu terlihat sedang mengawasi keadaan muridnya dari kejauhan. “Rival, apa kau juga mulai menemukannya, Meiga?” tanpa sadar wajahnya mulai tersenyum melihat perkembangan muridnya.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

PoPo Cwan

PoPo Cwan

XD gua kira bakal menang si Mei

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!