Air mata Tamara tidak bisa di bendung lagi tatkala wanita itu mendengar secara langsung kalau Liana sang adik tiri benar-benar sedang hamil. Dan tentu saja Tamara mengira kalau itu adalah darah daging Demian, sang suami.
"Apa ibu sama Papa sudah tahu?" tanya Ara di sela-sela isak tangisnya.
Liana menggeleng. "Tidak ada yang tahu selain kak Ara dan kak Demian," jawab Liana yang tidak berani mengangkat wajahnya. "Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" Liana terdengar bicara lirih saat ia bertanya seperti itu pada Ara.
"Gugurkan karena aku tidak mau gara-gara bayi itu aku dan Ara akan bercerai-berai." Demian yang diam dari tadi menjawab Liana. "Iya, kau harus menggugurkan bayi itu Liana. Sebelum perut kau itu membesar dan sebelum orang lain tahu selain kita bertiga," sambung Demian.
Ara yang mendengar itu semua menoleh ke samping dimana Demian saat ini sedang duduk bersamanya. "Mas, apa yang kamu katakan? Kenapa Mas malah mau membvnvh bayi yang tidak berdosa dan masih berada di dalam perut Liana?" Meski sakit hati yang sangat luar biasa yang Ara rasakan untuk saat ini. Namun, untuk menggugurkan janin yang masih menjadi embrio itu tidak akan mungkin wanita itu akan setega itu. Mengingat Liana juga adik tiri yang sangat ia sayangi.
"Sayang, apa yang kamu pikirkan? Apa kamu mau kedua belah pihak keluarga kita tahu, kalau aku dan Liana sudah melakukan hubungan terlarang, di saat malam petama kita tepat satu bulan yang lalu?" Demian memegang tangan Ara. Namun, wanita itu dengan cepat menepis tangan sang suami.
"Menikahlah dengan Liana, biar aib ini bisa tertutupi," kata Ara tiba-tiba yang malah menyuruh sang suami menikah dengan adik tirinya itu. "Hanya dengan cara itu keluargaku dan keluarga Mas tidak akan menangung malu." Ara mengusap lelehan air matanya.
"Apa kamu sudah kurang waras Ara? Bisa-bisanya kamu menyuruhku untuk menikah dengan Liana!" Demian yang kaget spontan saja mendobrak meja. Sehingga membuat Ara dan Liana kaget. "Tidak, pokoknya aku tidak mau menikah dengan adik tirimu." Demian menolak mentah-mentah untuk menikah dengan Liana meskipun, yang meminta itu semua adalah sang istri. "Jangan harap aku akan mau menikah dengan Liana."
"Mas, bayi yang sedang di kandung oleh Liana adalah darah daging Mas sendiri. Tapi kenapa Mas tidak mau menikah dengannya?" Ara tidak habis pikir kenapa sang suami tidak mau mempertanggung jawabkan apa yang telah di lakukan.
Sedangkan Liana hanya bisa diam saja, namun siapa sangka di dalam benaknya, gadis yang sudah tidak perawan itu malah kegirangan karena apa yang ia inginkan sejak dulu akan terwujud. Dimana ia akan menjadi istri dari Demian, laki-laki yang selalu ia idam-idamkan selama ini.
"Akhirnya aku akan menjadi istri kak Demian, dan tidak sia-sia juga aku menyuruh Axel untuk mengghamiliku, rencanaku ini rupanya berhasil," gumam Liana membatin. "Sebentar lagi, Tamara akan di ceraikan oleh kak Demian, aku yakin akan hal itu," sambung Liana membatin.
Demian terlihat malah memberikan Liana selembar cek, lalu laki-laki itu berkata, "Ambil Liana, dan pergi dari rumahku ini. Dan usahakan bayi yang ada di dalam perutmu itu harus gugur," ucap Demian tanpa mau mendengarkan apa yang tadi di katakan oleh sang istri. "Ambil Liana, dan pergi dari sini. Jangan datang lagi dan jangan pernah usik rumah tanggaku dengan Tamara."
Ara yang tidak terima dengan apa yang di katakan oleh sang suami, malah menyobek selambar cek itu. "Cukup Mas!" bentak Ara dengan suara yang serak. "Tanggung jawab atas apa yang telah Mas lakukan, jangan malah mau lari dari tanggung jawab."
"Ara, apa maksudmu aku harus menduakanmu dengan Liana begitu maksud kamu?"
"Iya, Mas," jawab Ara singkat.
"Tidak usah kak Ara, apa yang di katakan oleh kak Demian itu benar. Kalau aku ini harus meggugurkan kandungan ini, sebelum perutku membesar," ucap Liana dengan mimik wajah sendu. Ternyata saat ini Liana benar-benar memerankan aktingnya dengan sangat luar biasa. Sehingga membuat Tamara merasa kasihan, dapat di lihat dari raut wajah wanita itu yang saat ini benar-benar merasa hancur.
"Bagus kalau kau sadar diri Liana, sekarang pergilah!" Demian malah mengusir Liana. "Dan usahakan, rahasiakan ini semua dari siapapun, jangan sampai ada yang tahu selain kita bertiga." Demian saat ini merasa bisa bernafas lega. Karena rupanya Liana setuju kalau gadis yang sudah tidak perawan itu lagi akan menggugurkan kandungannya.
"Tidak Liana, kamu akan menikah dengan Mas Demian." Ara terlihat berdiri. Meskipun saat ini wanita itu sangat rapuh. "Demi bayi yang tidak berdosa itu," lanjut Ara.
"Jangan gila Ara!" bentak laki-laki itu yang merasa kesal dengan apa yang di katakan oleh sang istri. "Mau sampai kapanpun, aku tidak akan mau menikah dengan Liana, titik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments