Satu bulan berlalu dengan cepat, selama itu juga Tamara merahasiakan semuanya dari keluarganya dan juga keluarga sang suami. Karena wanita itu tidak mau membuat dua keluarga akan menanggung malu, jika satu bulan yang lalu ia mengatakan yang sebenarnya dimana Demian malam pertama dengan Liana bukan dengan dirinya.
"Ara, Sayang, sudah satu bulan kita menikah. Selama itu juga kamu belum memberikan hakku sebagai seorang suami," kata Demian ketika laki-laki itu baru saja pulang dari kantor. "Apa kata maafku selama ini yang sering aku ucapkan belum cukup?" tanya Demian sambil melonggarkan dasinya.
Ara menghela nafas. "Mas, maaf aku belum siap, karena bayang-bayangmu dengan Liana waktu di atas ranjang masih sangat terlihat jelas di memori ingatanku, meski ini sudah satu bulan lamanya," jawab Ara yang masih fokus memposting beberapa foto pakaian kekinian. Karena rupanya Ara memiliki toko baju dan dari sanalah dulu Ara membantu perekonomian sang ayah dan ibu tirinya. "
"Ara, waktu itu aku benar-benar tidak tahu kalau itu adalah Liana, adik tiri kamu yang masuk ke dalam kamar pengantin kita. Apa sampai sekarang kamu tidak percaya padaku?" Demian sudah mengatakan kalimat ini berulang-ulang kali. Namun, Ara masih sangat kecewa dan tidak mudah percaya begitu saja. "Apa empat tahun kita berpacaran, itu belum cukup untukmu mengenal siapa aku ini?"
"Andai kamu yang ada di posisiku waktu itu Mas, pasti kamu akan langsung menceraikan aku." Ara tanpa melihat sang suami malah mengatakan itu. "Aku hanya mencoba bertahan, dan menutupi luka yang telah Mas dan Liana torehkan untukku."
"Cukup Ara, sampai kapan kamu terus-terusan begini? Dan tidakkah kamu merasa kasihan pada suamimu ini?" Wajah demian terlihat merah. Karena sepertinya laki-laki itu sedang menahan amarah. "Aku ini laki-laki yang sangat tulus dalam mencintaimu, tapi kenapa? Kenapa kamu malah memperlakukan aku seperti ini?"
Tamara terdiam karena ia tidak pernah menyangka, kehidupan yang sudah lama ia idam-idamkan akan hidup bahagia bersama Demian setelah menikah. Namun, kini harapan itu sudah sirna.
"Ara, aku berani bersumpah kalau aku dan Liana tidak pernah bermain di belakangmu." Demian terlihat mendekati sang istri, yang saat ini sedang duduk di atas ranjang. "Aku mohon ... buka mata hatimu Sayang, dan hapus rasa kecewa di dalam benak kamu itu. Biar kamu bisa melihat ketulusanku ini."
Ara terlihat menutup laptopnya. Dan tatapan matanya dengan cepat mengarah ke sang suami. "Beri aku sedikit waktu lagi Mas, untuk menghapus semua rasa kecewaku padamu. Supaya aku bisa menerima Mas seperti dulu lagi."
"Sampai kapan Ara? Apa sampai aku ini sudah tidak ada di dunia ini?" Demian yang sangat mencintai Ara sampai rela mau menunggu wanita itu sampai satu bulan ini. Dimana Ara sama sekali tidak mau melakukan hubungan suami istri dengan laki-laki itu. "Biarkan aku membuktikannya, kalau aku ini laki-laki yang seti–" Kalimat Demian terputus di saat melihat Ara sedang mengangkat panggilan yang dari Liana. Demian tahu, karena tadi ia sempat mengintip nama sang pemanggil.
"Halo," kata Ara singkat.
"Halo kak Ara, aku cuma mau mengatakan kalau saat ini aku hamil."
Bagai di hempaskan ke dasar jurang, begitulah perasaan Aneska saat ini, Tatkala mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Liana, dimana gadis itu saat ini sedang hamil dan itu anak Demian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Bocah Gaming
untung ara beluk mp sama demian
2023-04-10
2