Ara merasakan jantungnya berdegup kencang tatkala ia akan membuka pintu kamarnya, karena bayangan sang suami yang menunggunya di atas ranjang membuat pipinya tiba-tiba menjadi bersemu merah.
"Inilah malam, yang aku tunggu-tunggu di mana aku akan memberikan Mas Demian segalanya yang ada pada diriku, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki," gumam Ara sambil memegang gagang pintu. "Semoga saja, malam ini Mas Demian tidak akan kecewa," sambung Ara yang kini sudah membuka pintu kamarnya. Namun, ia merasa heran sebab lampu pada kamarnya mati, ditambah dengan suara de sa han yang bersahut-sahutan membuat Ara yang memegang segelas air di tangannya gemetaran hebat.
Sehingga membuat Ara yang penasaran dengan cepat mencari tombol lampu dan dengan cepat menekannya. Saat lampu itu menyala Ara malah melihat pemandangan yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Gelas yang ia pegang langsung terjatuh ke lantai dan pecah.
"Mas Demian, Liana, apa yang kalian berdua lakukan?!" tanya Tamara dengan bibir yang bergetar dan tungkai kaki wanita itu yang terasa sangat lemas. Tatkala kedua bola mata wanita itu melihat sang suami dan adiknya sedang ber cum bu mesra di atas ranjang pengantinnya.
Demian yang melihat sang istri berdiri di ambang pintu dengan cepat turun dari ranjang. Dan menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya yang bertelanjang bulat.
"Ara, lalu siapa yang bersamaku saat ini?" Demian langsung menoleh dan melihat Liana yang sudah tersenyum puas di atas ranjang itu. "Liana, kenapa kamu bisa ada di sini? Bukankah yang tadi itu Ara?"
Liana dengan santainya malah kembali menutupi tubuhnya yang juga tadi polos tanpa ada benang sehelaipun. Gadis yang sudah tidak perawan itu lagi tidak mau menjawab pertanyaan Demian. Ia lebih memilih untuk diam saja sebab apa yang ia inginkan sudah terwujud, yaitu membuat malam pertama sang kakak tiri berantakan seperti saat ini.
"Kalian berdua sangat menjijikkan!" teriak Ara dan terlihat wanita itu langsung pergi dari sana. Membawa rasa sesak di da danya sebab ia tidak pernah membayangkan malam pertama dengan sang suami malah akan menjadi seperti ini.
"Ara, Sayang, kamu salah paham," ucap Demian yang mengejar Ara. Namun, baru saja ia sampai di ambang pintu ia baru mengingat kalau saat ini ia hanya menggunakan handuk. Dan tidak mungkin akan mengejar sang istri dalam keadaannya yang begini. Sehingga ia memutuskan untuk kembali karena ia ingin memakai bajunya yang berserakan di mana-mana.
***
Kecewa, marah, dan kesal bercampur jadi satu. Di saat Ara mengingat apa yang tadi ia lihat.
"Kenapa harus terjadi padaku? Kenapa Tuhan?" Ara mendongak menatap langit yang cahayanya rembulannya malam ini sangat bersinar. "Liana, kenapa dia tega melakukan ini padaku?" Di saat Ara terus saja berbicara pada dirinya sendiri. Sosok laki-laki bertubuh kekar memberikan sapu tangan pada Ara.
"Hapus air matamu, karena air matamu itu sangat berharga," kata laki-laki itu sambil duduk di sebelah Ara. "Jangan buang-buang air matamu lagi," sambung laki-laki itu, yang ternyata adalah Bara, laki-laki yang sudah sejak lama mengagum Ara dalam diam.
"Bara," panggil Ara tatkala dua netra wanita itu menatap laki-laki itu.
"Iya, ini aku Bara, laki-laki yang akan selalu ada buat kamu," timpal Bara. Yang memang benar selama ini Bara selalu ada untuk Ara meskipun wanita itu hanya menganggapnya sebagai teman tidak lebih. "Jangan, tangisi hal yang tidak penting."
Mendengar itu Ara langsung melotot sempurna. "Apa yang kau katakan Bara? Bisa-bisanya kau menyuruhku untuk tidak menangisi apa yang telah terjadi padaku ini. Dan kenapa kau malah mengatakan ini tidak penting? Apa kau tahu? Suamiku dan adikku malah melakukan itu di malam ...." Ara tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dan suara isak tangis wanita itu mulai terdengar sangat memilukan.
Bara yang sebenarnya tidak tahu apa yang sudah terjadi hanya bisa menenangkan wanita itu. Wanita yang benar-benar telah menganggap dirinya sebagai teman. Namun, Bara menganggap Ara sebagai kekasih halusinasinya saja. Karena hanya dengan cara begitu semangat Bara untuk tetap bertahan hidup kembali berkobar-kobar. Mengingat saat ini Bara hanya tinggal sendiri setelah kedua orang tuanya memilih untuk berpisah dan mencari jalan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments