Episode 19

Kehamilan Shella membuat suasana hati Juna sangat ceria. Wajah ceria itu membuat suasana di kantor menjadi menyenangkan. Meskipun karyawannya awalnya merasa aneh. Tapi mereka merasa senang walau tak tahu apa yang membuat Juna begitu bahagia.

"Roy, beli semua kebutuhan baby!" pintanya ke Roy.

Roy sampai melongo mendengar permintaan Juna. Dia juga tak tahu apa yang membuat Juna bahagia seperti itu. "Kebutuhan baby bos?" Roy mengkonfirmasi, ia takut salah dengar.

"Hmm.. Kira-kira anakku nanti laki atau perempuan ya?" Juna bertanya dengan wajah bahagia.

Roy membulatkan matanya. "Nyonya.. Nyonya hamil?" Roy kembali melongo.

"Hmm.. Aku mau jadi papa." jawab Juna dengan wajah penuh kebahagiaan.

Roy ikut merasa bahagia. Dia senang mendengar kabar bahagia itu. "Oke bos. Segera." jawab Roy ikut merasakan kebahagiaan Juna.

"Ajak Ditha. Kalau kebingungan!" perintah Juna lagi.

"Yak siap." Roy segera pergi bersama dengan Ditha, sekertaris Juna yang lain.

Sementara Juna dengan semangat menyelesaikan pekerjaannya. Dia berjanji akan mengantar Shella ke dokter tadi. Juna juga mulai melarang Shella pergi ke kampus, atau mengantar Tasya ke sekolah.

Sementara di rumah, Shella merasa jenuh. Dia di larang melakukan apapun. Dan mulai protes kepada Juna. Dia mengirim Juna pesan yang mengatakan jika dia merasa sangat bosan.

"*Aku bosan."

"Aku bosan."

"Aku bosan*."

Shella mengirimi pesan untuk suaminya. Namun, tak lama, tiba-tiba Juna sudah sampai di rumah. Dia sengaja pulang cepat untuk menemani istrinya yang bosan.

Juna membaringkan tubuhnya di pangkuan Shella. Sementara Shella dengan lembut mengelus rambut Juna. "Kenapa pulang cepat?" tanya Shella.

"Nemenin istri yang bosan." jawab Juna pelan.

"Mas, kenapa sih aku nggak boleh ke kampus?" tanya Shella.

"Aku nggak mau anak kita kenapa-napa. Kamu hanya perlu duduk diam di rumah. Nanti pengajar kamu yang akan kesini." jawab Juna dengan cepat.

"Kenapa nggak boleh anter Tasya? Kasihan kan?" tanya Shella lagi.

"Nggak apa-apa. Dia ada perawatnya." jawab Juna lagi.

"Yang terpenting, kamu jaga baik-baik anak kita, jaga kesehatan kamu!" pinta Juna. Dia tak ingin calon anaknya kenapa-napa.

"Tapi masa di rumah terus?"

"Emang mau kemana? Aku siap siaga mengantar." jawab Juna dengan cepat.

Ia menatap istrinya yang masih manyun. "Ke dokter sekarang gimana?" tanya Juna.

"Boleh. Terus jalan-jalan?" bujuk Shella.

"Jalan-jalan kemana?" padahal Shella hanya bercanda. Tapi Juna sepertinya akan mewujudkannya.

"Ke Mall ya?" akhirnya Shella meminta jalan-jalan ke mall untuk pertama kalinya selama mereka menikah.

"Tapi.. Tapi kamu malu nggak?" tiba-tiba Shella merasa ragu.

Juna segera bangkit, kemudian menarik tangan Shella. Dia tidak menjawab pertanyaan Shella dengan kata-kata. Melainkan dengan perbuatan.

Juna mengantar Shella sendiri ke dokter. Setelah itu ia mengajak istrinya ke mall. Seperti permintaan Shella, Juna mengajak Shella jalan-jalan ke mall.

Banyak orang yang masih belum tahu siapa Juna. Jadi mereka masih aman-aman saja.

****

Semenjak itu, setiap kali Shella merasa bosan di rumah. Juna akan memintanya datang ke kantornya. Juna meminta Shella untuk membantu membereskan berkas-berkas lamanya. Selain untuk mengalihkan perhatian, juga untuk memberi Shella kesibukan.

Tapi, berbeda dengan pagi ini. Shella meminta ijin untuk datang ke kantor siang hari sekalian mengantar makan siang untuk suaminya.

"Kamu ke kantor nanti?" tanya Juna.

"Iya. Mau masak untuk makan siang." jawab Shella.

Sebenarnya, Shella hanya tidak suka makanan kafetaria di kantor Juna. Dia tidak cocok dengan selera Shella.

"Yaudah aku berangkat dulu." Juna pamit sembari mengecup kening Shella dengan lembut.

"Nanti langsung ke ruangan aku aja! Aku langsung meeting hari ini." ucap Juna.

"Iya.." Shella membenahi dasi suaminya.

....

Shella masih sibuk di dapur. Ia melirik jam, sudah pukul 11. "Nyonya siap-siap saja. Biar saya yang lanjutin!" kata Bi Ani.

"Ini udah selesai." jawab Shella.

Ia kemudian pergi untuk bersiap. Dan segera pergi ke kantor suaminya dengan diantar oleh Donny. Sesuai pesan suaminya. Shella langsung pergi ke ruangan Juna. Tidak ada karyawan yang menghalanginya. Karena semua tahu jika Shella adalah kekasih bos mereka.

Saat Shella hendak berjalan menuju ruangan Juna. Dia tanpa sengaja bertemu dengan Juna yang baru saja selesai meeting.

Juna merasa senang saat melihat Shella datang. Dia segera menarik tangan Shella ke ruangannya. Namun, tiba-tiba Shella merasa ingin ke toilet. Karena tidak bisa menahan lagi. Ia akhirnya pipis di toilet khusus sekretaris.

"Kamu duluan aja. Aku pipis bentar." kata Shella segera berlari.

"Oke.."

Tak lama, Shella segera menyusul ke ruangan Juna. Namun, betapa kagetnya dia saat melihat ada seorang wanita di dalam ruangan Juna. Wanita itu sedang memeluk Juna.

"..."

"Kamu siapa?" tanya wanita itu ketika melihat Shella.

"Sekretaris baru Juna?"

"I...iya.." Shella mengiyakan.

"Maaf ganggu."

Seketika Juna menoleh. Ia melihat Shella yang hendak berbalik. "Tunggu!" seru Juna.

Juna segera mendorong wanita itu dengan cukup kasar. Ia segera mendekati Shella dan menahan tangan Shella. "Mau kemana?" tanyanya dengan lembut.

"Mau,, keluar.." jawab Shella sembari melirik wanita itu.

Namun, Juna segera menggenggam tangannya. Dia membawa Shella mendekat. "Kenalin, ini Shella, istri aku." kata Juna.

Tentu saja apa yang Juna katakan membuat wanita itu terbelalak. "Ini Sera, mantan pacar aku." Juna juga mengenalkan wanita itu kepada Shella.

"Istri? Kamu udah nikah?" tanya wanita bernama Sera tersebut.

"Ya. Dan sekarang dia sedang hamil anak kita yang pertama." jawab Juna dengan bangga memperkenalkan Shella sebagai istri dan ibu bagi calon anaknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!